Harga Tiket: Rp 20.000, Jam Operasional: 24 Jam, Alamat: Kalianan, Kec. Krucil, Kab. Probolinggo, Jawa Timur; Map: Cek Lokasi |
Gunung Argapura atau Argopuro adalah bekas gunung berapi aktif yang berada di Kabupaten Situbondo, atau lebih tepatnya gunung ini terletak di antara perbatasan tiga kabupaten yakni Situbondo, Probolinggo, dan juga Bondowoso. Argopuro yang memiliki puncak dengan ketinggian kurang lebih 3.088 meter di atas permukaan laut ini merupakan bagian dari Pegunungan Iyang.
Dimana Pegunungan Iyang sendiri merupakan sebuah pegunungan yang mencakup lima kabupaten di Provinsi Jawa Timur. Dan Gunung Argopuro yang menjadi salah satu bagiannya, terkenal di kalangan para pendaki lantaran memiliki jalur yang menantang dan tidak mudah dilalui. Seperti apa keseruan gunung dengan tingkat level pendakian yang tergolong ekstrim ini?
➤ Paket Rafting Pekalen Probolinggo
Daya Tarik yang Dimiliki Gunung Argapura
1. Arti Nama Gunung Argopuro
Gunung Argopura memiliki nama yang terdiri atas dua suku kata, yaitu ‘Argo’ dan ‘Puro’. Argo artinya adalah sebuah gunung, sementara Puro berarti pura. Nama ini diambil lantaran pada jalur pendakiannya bisa ditemukan berbagai reruntuhan pura. Gunung Argopuro memang memiliki berbagai spot kompleks bekas candi yang menyerupai pura.
Bahkan menurut sejarah dan kepercayaan masyarakat sekitar, gunung ini memang dulunya merupakan sebuah kerajaan dan keraton. Yang mana kerajaan tersebut dihuni oleh Prabu Brawijaya. Sehingga masyarakat tidak heran saat menemukan reruntuhan pura di jalur pendakian gunung, mengingat bahwa mereka meyakini Prabu Brawijaya memilih gunung ini sebagai tempat bersemayam.
2. Memiliki Tiga Puncak
Gunung Argapura merupakan sebuah gunung yang memiliki 3 puncak sekaligus. Yaitu Puncak Rengganis pada ketinggian 2.980 meter di atas permukaan laut, Puncak Arca atau Hyang atau bisa juga disebut Puncak Semu, dan yang ketiga yaitu Puncak Argopuro pada ketinggian 3.088 meter di atas permukaan laut.
Puncak Rengganis sendiri merupakan puncak yang membuat gunung ini diberi nama Argopuro. Karena di Puncak Rengganis inilah anda akan menemukan reruntuhan kerajaan dan keraton milik Prabu Brawijaya. Selain itu, Puncak Rengganis juga memiliki kawah bernama Sijeding.
Kawah yang berwarna putih kekuningan di Puncak Rengganis tersebut telah dinobatkan sebagai tempat penemuan reruntuhan bangunan kerajaan paling tinggi se-Indonesia. Di sana pun ditemukan banyak sisa bangunan candi yang diyakini sebagai petilasan Dewi Rengganis. Puncak Gunung Argopuro memang berbentuk punden berundak yang terlihat semacam tempat pemujaan.
Dan di sana juga terdapat Kawasan Suaka Margasatwa Dataran Tinggi Hyang dengan luas kurang lebih 15 hektar. Jadi kalau beruntung, para pendaki secara kebetulan bisa melihat satwa liar seperti babi hutan, merak, ayam hutan, hingga kucing hutan di sana. Bahkan pesona bunga edelweis setinggi 1 sampai 2 meter akan menanti anda di puncak.
3. Legenda dan Cerita Mistis
Melihat banyaknya penemuan reruntuhan pura hingga candi yang ditemukan di puncak Gunung Argapura, tentu tak ayal apabila banyak legenda dan cerita mistis yang beredar mengenai gunung tersebut. Cerita legenda ini bermula dari Prabu Brawijaya yang tidak ingin mengakui Dewi Rengganis, yakni putrinya dari hasil hubungan dengan salah satu selir.
Karena merasa tidak dianggap oleh sang ayah, Dewi Rengganis pun memilih untuk turun gunung dan bersemayam di sebuah danau. Saat ini, danau yang diberi nama Danau Taman Hidup tersebut dipercaya sebagai tempat tinggal Dewi Rengganis beserta dayang dayangnya. Masyarakat percaya apabila pendaki harus selalu menjaga ucapan dan tingkah laku selama berada di lokasi.
Apabila ada pendaki yang melanggar, maka konon Dewi Rengganis akan menurunkan kabut gelap beserta dengan hujan badai. Namun tidak sampai di situ saja legenda dan cerita mistis dari Gunung Argopuro. Ada juga cerita mistis dari Cikasur, sebuah padang savana yang terhampar luas dan menjadi favorit para pendaki untuk mendirikan tenda.
Menurut kesaksian para pendaki yang pernah mendirikan tenda di Cikasur, banyak yang mangku diperdengarkan atau diperlihatkan penampakan makhluk halus di sana. Ternyata, pada zaman dahulu, padang savana ini juga dijadikan sebagai tempat landasan pacu untuk pesawat kolonialis yang membuat banyak warga setempat menjadi korban.
4. Danau Taman Hidup
Danau Taman Hidup merupakan salah satu spot di Gunung Argapura yang dipercaya sebagai tempat bersemayam Dewi Rengganis. Terlepas dari legendanya, danau ini menjadi favorit bagi para pendaki untuk melepas lelah. Keindahannya bahkan tidak perlu diragukan lagi. Dengan terpaan kabut tipis yang menyelimuti permukaan danau, menjadikannya sebagai ciri khas danau yang terkesan cantik.
Keindahan yang tersaji pada Danau Taman Hidup tersebut seakan langsung melenyapkan rasa letih para pendaki yang telah melewati jalur panjang dan sulit. Di bagian tepi danaunya sendiri, anda bisa melihat deretan ilalang yang tumbuh luas hingga menyentuh bibir danau. Deretan ilalang ini membuat permukaan air pada danau terlihat berwarna hijau segar.
Salah satu spot terbaik dari Danau Taman Hidup terletak pada sebuah dermaga kayu tua yang dibangun menjorok ke arah danau. Pada ujung dermaga tersebut terdapat sebuah gubuk kayu dengan atap seng. Meskipun tampilannya terlihat reyot dan usang, namun banyak yang tertarik untuk mengambil gambar di sini dengan latar belakang danau dan bukit.
➤ Trip Snorkeling ke Gili Ketapang
5. Padang Savana Cikasur
Cikasur merupakan sebuah padang savana sebagai salah satu bagian dari Gunung Argopuro. Padang savana seluas tiga kali lapangan sepakbola ini memang mempunyai catatan kelam, dulunya merupakan landasan pesawat pada masa kolonial Belanda. Hal tersebut dibuktikan dengan ditemukannya sebuah genset bertuliskan tahun 1912 yang ditemukan di padang savana tersebut.
Pihak Belanda sendiri membuat landasan di atas gunung ini karena hendak memanfaatkan sumber mineral yang tersimpan di dalam gunung. Sehingga para pekerja pribumi pun diperintahkan untuk membangun sebuah landasan tepat di atas gunung, hingga suatu hari disuruh menggali lubang dan dibantai satu persatu di sana.
Berdasarkan catatan kelam tersebut, Cikasur juga disebut sebagai lembah pembantaian dan dari cerita itu pula yang membuat banyak cerita mistis berkembang terkait padang savana di puncak Gunung Argupara ini. Meskipun begitu, banyak pendaki yang tetap tertantang untuk mendirikan tenda dan bermalam di sana.
Terlebih padang savana memiliki tekstur yang landai dan luas, sangat cocok sebagai tempat untuk mendirikan tenda. Dan apabila anda bermalam di Cikasur ini, maka anda bisa melihat burung merak yang berkeliaran di pagi hari. Biasanya kawanan burung merak tersebut akan mencari makan di sekitar Sungai Qolbu, tidak jauh dari Cikasur.
6. Jalur Pendakian yang Menantang
Gunung Argopuro termasuk sebagai gunung dengan jalur pendakian terpanjang di pulau Jawa. Jalur pendakiannya mencapai panjang sekitar 40 sampai 50 kilometer dengan trek yang begitu menantang dan tidak mudah dilalui, bahkan untuk pendaki yang sudah profesional sekalipun.
Itulah mengapa Gunung Argopuro tergolong sebagai gunung dengan tingkat pendakian level ekstrim. Sehingga anda sebaiknya banyak berlatih terlebih dahulu sebelum memutuskan untuk naik ke puncak gunung. Dan dengan persiapan matang serta ekstra kehati hatian, maka anda akan diantarkan ke berbagai keindahan yang tersimpan di puncaknya.
Alamat dan Rute Menuju Lokasi
Secara administratif, Gunung Argapura berada di perbatasan tiga kabupaten sekaligus yaitu Situbondo, Probolinggo, dan Bondowoso. Selain itu, Gunung Argopuro juga diapit oleh dua gunung populer lainnya di Jawa Timur yaitu Gunung Semeru dan Gunung Raung. Dan jalur pendakian resminya sendiri berada di Desa Baderan, Situbondo, dan Desa Bremi, Probolinggo, Jawa Timur.
Biasanya, banyak pendaki yang memilih untuk naik melewati jalur Baderan kemudian turun di Bremi agar bisa mendapatkan pengalaman yang lengkap. Sebenarnya bisa saja jika ingin naik lewat Bremi, akan tetapi jalur ini memiliki tanjakan yang lebih banyak. Selain itu, jalur Baderan mempunyai savana yang lebih banyak sehingga menjadi favorit.
Untuk menuju basecamp di Baderan sendiri anda bisa menggunakan kendaraan pribadi, atau bisa juga dengan naik bus ke Besuki kemudian lanjut naik ojek ke Baderan. Ojek di kawasan Besuki sudah beroperasi sejak dini hari, sehingga anda akan mudah menemukannya. Sementara untuk rute pulangnya bisa minta tolong ke pihak basecamp Bremi untuk diantar ke terminal.
➤ Periksa Promo Hotel di Probolinggo
Jalur Pendakian Via Baderan
1. Basecamp ke Pos 1
Dari basecamp, anda akan melewati perkebunan warga terlebih dahulu dengan jalan yang cukup landai. Lama kelamaan semakin mendekati pos 1, jalan akan mulai menanjak dan sesampainya di sana anda akan masuk ke kawasan hutan. Di pos 1 ini, para pendaki bisa beristirahat dan mendirikan tenda. Di sini juga ada mata air yang bisa digunakan untuk minum.
2. Pos 1 ke Pos 2
Dari pos 1 ke pos 2, para pendaki akan diajak menyusuri jalan yang masih cukup landai dengan tanjakan hanya di beberapa titik saja. Sesampainya di pos 2, anda akan kembali menemukan mata air yang bisa dimanfaatkan untuk minum. Jangan lupa untuk menambah air minum logistik di sini.
3. Pos 2 ke Sabana 3
Melanjutkan perjalanan setelah pos 2, para pendaki akan keluar dari kawasan hutan dan bertemu padang sabana indah nan luas. Jalan di sini cukup landai, dan untuk menuju Padang Cikasur tidaklah terlalu jauh. Sehingga perjalanan dari pos 2 menuju ke pos 3 atau padang sabana ini akan menjadi perjalanan menyenangkan.
4. Sabana 3 ke Sabana 4 Padang Cikasur
Anda bisa meneruskan perjalanan sampai bertemu padang sabana keempat, atau disebut dengan Padang Cikasur. Inilah yang dulunya menjadi tempat landasan pesawat pada masa kolonial, yang memiliki catatan kelam. Banyak pendaki yang memilih untuk beristirahat hingga mendirikan tenda di sini.
5. Sabana 4 Padang Cikasur ke Cisentor
Dari Padang Cikasur ke Cisentor, anda akan melalui jalan menanjak dan turunan curam. Para pendaki harus berjibaku dengan kawasan bukit, hutan, hingga menyeberangi sungai kecil untuk menuju Cisentor. Tidak jauh dari sungai kecil tersebut, nantinya anda akan menemukan Pose Cisentor yang merupakan tempat pertemuan antara jalur Baderan dan Bremi.
6. Pos Cisentor ke Puncak Argopuro
Dari Pos Cisentor, anda bisa melanjutkan pendakian menuju Rawa Embik dengan menerobos padang rumput tinggi dan melintas bukit. Kemudian anda akan kembali melalui jalan landai, menyeberangi sungai, melewati sabana, hingga masuk ke dalam hutan. Sampai menemukan Sabana Lonceng, di ujung sabana terdapat bukit dengan puncak yang menandakan anda sudah tiba di tempat.
Total estimasi waktu pendakian ke puncak Gunung Argopuro yaitu kurang lebih 13 jam. Apabila dikalkulasikan dengan perjalanan dari Situbondo menuju basecamp, maka total perjalanan membutuhkan waktu sekitar 15 jam 21 menit. Perjalanan yang begitu panjang untuk menikmati petualangan. Tertarik untuk mendaki gunung cantik di Jawa Timur ini?