Gunung Butak Harga Tiket: Gratis, Jam Operasional: 24 Jam, Alamat: Ngadirenggo, Kec. Wlingi, Kab. Blitar, Jawa Timur; Map: Cek Lokasi |
Berbicara mengenai gunung di Jawa Timur, pasti sudah banyak yang mengenal Gunung Semeru, Gunung Bromo, hingga Gunung Ijen. Deretan gunung tersebut memang populer dijadikan sebagai spot pendakian bagi para pecinta alam dari seluruh Indonesia. Namun gunung apik yang bisa didaki cukup banyak di Provinsi Jawa Timur, salah satunya di perbatasan Malang dam Blitar, yakni Gunung Butak.
Meski cukup underrated dan tidak termasuk ke dalam lini gunung di Jawa Timur yang ketenarannya sudah mencapai seantero negeri, namun banyak hal menarik yang bisa ditemukan pada gunung setinggi 2.686 meter di atas permukaan laut ini. Penasaran seperti apa daya tarik Gunung Butak? Simak ulasannya berikut.
Daya Tarik yang Dimiliki Gunung Butak
1. Termasuk Gugusan Pegunungan Putri Tidur
Bagi masyarakat Kota Malang atau mereka yang pernah berkunjung ke kota ini, Pegunungan Putri Tidur pastinya bukan hal yang asing lagi. Pasalnya ketika menjajakkan kaki di kota bunga tersebut, akan terlihat siluet gugusan pegunungan yang terpampang jelas ketika anda mengarahkan kepala ke arah Barat.
Pegunungan tersebut dikenal dengan nama Gunung Putri Tidur oleh masyarakat sekitar. Nama putri tidur ini disematkan bukan karena sebuah sejarah atau cerita rakyat yang berkembang, melainkan karena bentuk pegunungannya yang memang sekilas terlihat seperti seorang putri yang tengah tertidur.
Dimana Gunung Putri Tidur yang merupakan gugusan pegunungan tersebut terdiri atas 3 buah gunung yakni Gunung Butak, Gunung Kawi, dan Gunung Panderman. Gunung Panderman dengan ketinggian 2.045 meter di atas permukaan laut, terlihat seolah berperan sebagai bagian kaki.
Lalu Gunung Kawi yang memiliki ketinggian sekitar 2.551 meter di atas permukaan laut merupakan bagian dada dan perut atau bagian tubuh dari sang putri tidur. Sementara gunung ini sendiri yang mempunyai ketinggian kurang lebih 2.686 meter di atas permukaan laut, terlihat seperti bagian kepala dan rambut.
2. Sejarah Gunung Butak
Berdasarkan sejarahnya, tidak ditemukan catatan bahwa gunung ini pernah mengalami erupsi. Namun dapat dipastikan bahwa gunung itu termasuk ke dalam kategori gunung stratovolcano, yakni gunung berapi komposit yang tinggi mengerucut dan terdiri atas lava serta abu vulkanik yang mengeras.
Nama ‘Butak’ pada gunung itu sendiri disematkan lantaran gunung akan berubah warna menjadi kecoklatan pada saat musim kemarau. Penyebab gunung berubah warna menjadi coklat adalah karena padang sabana yang ada di puncaknya serta pepohonan di sekitar lereng, yang menjadi kering ketika kemarau tiba.
3. Mitos di Balik Keindahan Gunung
Berdampingan dengan Gunung Kawi yang terkenal akan kemistisannya, Gunung Butak juga tak luput dari mitos yang berkembang pada masyarakat sekitar. Yang mana pada bagian timur gunung terdapat satu tempat yang tidak ditumbuhi oleh rumput. Konon, bagian tanah tersebut merupakan tempat yang dulunya ditancapi keris pusaka Eyang Jatikusumo.
Eyang Jatikusumo sendiri merupakan orang sakti di tempat tersebut, dan kerisnya memiliki nama Kyai Ampal Bumi. Saking saktinya Eyang Jatikusumo, alkisah dulu pernah ada seekor ular raksasa yang mengganggu kedamaian kampus sekitar gunung. Namun tidak ada satu pun orang yang bisa menyingkirkan ular raksasa tersebut, kecuali Eyang Jatikusumo.
Tidak hanya cerita mengenai ular raksasa, ada juga cerita mitos mengenai makhluk ghaib lainnya yang pernah mendiami Gunung Butak yaitu putri celeng dan siluman rambut geni. Dimana putri celeng umumnya didapati memiliki bentuk kepala seperti celeng dengan tubuh seorang putri cantik, namun terkadang sebaliknya.
Sementara siluman rambut geni disebut sebut hanya memiliki separuh badan saja yaitu dari perut ke atas, dengan rambut yang menyala seperti geni (api). Keyakinan mengenai banyaknya makhluk ghaib yang ada di gunung ini, membuat para pendaki diwajibkan untuk waspada ketika bertandang dan sebaiknya tidak berbuat hal yang tidak pantas atau mengakibatkan kerusakan di sini.
4. Pemandangan Puncak yang Indah
Terlepas dari mitosnya yang berkembang dan diyakini oleh masyarakat setempat, tidak menyurutkan keinginan para pecinta alam untuk mendaki ke atas gunung ini. Sebab Gunung Butak memiliki pemandangan puncak yang begitu indah. Dari atas puncaknya, anda bahkan bisa melihat dengan jelas Gunung Arjuno yang berdiri gagah dengan berselimutkan awan putih.
Terlebih jika anda sampai di puncak pada waktu yang tepat, tentu pemandangan yang tersaji di depan mata akan lebih mempesona dan sulit sekali untuk dilupakan. Sebagai rekomendasi, usahakan sampai di puncak gunung pada pagi hari. Karena seperti view gunung pada umumnya, fenomena matahari terbit atau sunrise menjadi salah satu panorama yang wajib diburu.
Samudera awan yang menjadi latar belakang, secara indah menopang fenomena alam ketika sang fajar terbit dari timur. Puncak Gunung Butak sendiri menjadi salah satu spot terbaik untuk menikmatinya. Apalagi jika cuaca sedang cerah, jangan lupa siapkan kamera anda untuk mengabadikan momen tersebut.
➤ Periksa Tiket Taman Rekreasi Selecta Batu Malang
5. Sabana yang Luas
Salah satu hal yang membuat gunung ini menjadi spesial adalah keberadaan sabana di bagian puncak gunung. Sabana yang ada di puncak gunung ini termasuk memiliki ukuran yang sangat luas. Sehingga bagi anda yang ingin mencari panorama rumput nan indah, maka puncak Gunung Butak merupakan jawabannya.
Tidak hanya luas, sabana di atas puncak ini juga dipenuhi dengan hamparan bunga edelweiss yang membuat tampilannya lebih memanjakan mata. Apabila anda ingin melihat sabana yang dihiasi dengan bunga edelweiss, pastikan anda berkunjung pada sekitar bulan Juli sampai bulan Agustus. Pasalnya bunga edelweiss biasanya bermekaran sekitar bulan tersebut.
Menariknya lagi, kontur tanah di area sabana ini termasuk datar, sehingga membuatnya acap kali digunakan sebagai tempat untuk mendirikan tenda. Ada juga yang hanya sekadar istirahat dan menikmati panorama perbukitan di sekeliling. Di sini juga terdapat sumber air bersih yang bisa dimanfaatkan oleh pengunjung selama beristirahat.
Alamat dan Rute Menuju Lokasi
Secara administratif, Gunung Butak di Malang juga masuk ke dalam wilayah Kabupaten Blitar, Jawa Timur. Letak dari gunung ini memang berada di perbatasan antara Kabupaten Malang dan Kabupaten Blitar, berderet dengan Gunung Kawi serta Gunung Panderman yang ketiganya termasuk ke dalam bagian Pegunungan Putri Tidur.
Untuk jalur pendakiannya sendiri sebenarnya ada 4 jalur, yaitu melalui Sirah Kencong, melalui belakang Keraton Gunung Kawi, jalur Desa Gadingkulon Dau Malang, serta dari Bukit Panderman Batu. Namun yang paling populer adalah melalui Sirah Kencong, karena merupakan jalur yang paling pendek serta menyajikan pemandangan hamparan kebun teh.
Untuk menuju ke Sirah Kencong sendiri membutuhkan waktu sekitar 2 jam 20 menit perjalanan dari pusat Kota Malang. Sedangkan dari arah pusat Kota Blitar membutuhkan waktu kurang lebih 1 jam 16 menit perjalanan. Dan perlu diketahui bahwa Sirah Kencong ini merupakan area perkebunan teh milik Persero Perkebunan Bantaran PTPN XXI.
➤ Tiket Agro Wisata Wonosari Malang
Jalur Pendakian Gunung Butak via Sirah Kencong
1. Pos Perijinan-Wukir Negara
Sebelum mulai mendaki, anda harus melewati pos perizinan terlebih dahulu baru kemudian naik bukit ke kawasan wisata kebun teh Sirah Kencong. Di sini anda hanya perlu mengikuti jalur setapak yang mengarah hingga kebun. Jalurnya cukup berbelok belok di awal, namun tidak lama anda akan menemukan hamparan luas perkebunan teh dengan Gunung Butak di depannya.
Setengah perjalanan menyusuri kebun teh, nantinya anda akan tiba di lokasi Brak Papat atau tempat datar di tengah tengah kebun. Cukup banyak pengunjung yang memilih mendirikan tenda di lokasi ini, untuk menikmati camping bernuansa alam tanpa harus naik gunung. Jika ingin meneruskan pendakian, anda bisa melanjutkan perjalanan ke Wukir Negara atau pintu masuk hutan sebagai gerbang awal pendakian.
2. Wukir Negara – Pos 1
Setelah melewati Wukir Negara, anda akan berjumpa dengan hutan dengan pepohonan rapat sebagai rute pendakian. Jalur di sini berupa tanah padat yang menanjak dan konstan sampai ke pos 1. Sementara pos 1 sendiri berupa area datar yang bisa digunakan untuk mendirikan tenda, cukup untuk 3 tenda dengan kapasitas 4 orang.
3. Pos 1 – Pos 2
Melewati pos 1, anda masih akan berjumpa dengan tanah padat yang menanjak di tengah hutan. Kawasan hutan di antara pos 1 dan pos 2 juga ditumbuhi dengan pohon dengan jarak rapat, dan jalur seperti ini masih belum terbuka sampai mendekati pos 2. Baru setelah sampai pos 2, anda akan berjumpa dengan dua pohon besar di area terbuka.
4. Pos 2 – Pos 3
Pada jalur pendakian antara pos 2 ke pos 3, tidak jarang anda akan melihat beberapa pohon besar yang tumbang. Namun di sini jalurnya sudah tidak begitu rapat seperti pada pos sebelumnya. Yang mana pos 3 sendiri merupakan area terbuka yang landai sehingga banyak dimanfaatkan sebagai tempat untuk istirahat dan mendirikan tenda sejenak.
5. Pos 3 – Pos 4
Pos 4 berupa tempat istirahat yang berada di antara hutan pinus. Banyak pendaki yang menyempatkan diri untuk mengabadikan momen di sini, karena hutan pinus yang terlihat indah menjulang tinggi di sekitar. Jalur antara pos 3 ke pos 4 sendiri terbilang lebih curam dan licin dari sebelumnya, meski sama sama menanjak.
6. Pos 4 – Pos 5
Sebaiknya kumpulkan energi dengan baik selama anda beristirahat di pos 4. Pasalnya jalur pendakian antara pos 4 dan pos 5 merupakan trek yang paling berat. Dimana jalannya semakin menanjak dengan melintasi hutan pinus yang lama kelamaan didominasi oleh hutan lumut, kemudian digantikan dengan semak semak tinggi. Pos 5 sendiri adalah pos terakhir yang berupa area datar dan tidak luas.
7. Pos 5 – Puncak
Ini adalah jalur pendakian terakhir yang harus dilewati sebelum sampai ke puncak. Jalur ini didominasi oleh pohon pohon berlumut yang jaraknya tidak rapat, sehingga cuacanya mungkin akan terasa cukup panas di siang hari. Sesampainya di atas, nantinya anda akan menemukan area terbuka datar yang berupa padang savana luas. Area ini adalah tempat favorit untuk camping dan mendirikan tenda.
Bagi anda yang mendaki Gunung Butak melalui pos penjagaan PTPN XII Sirah Kencong, di dekat area tersebut terdapat beberapa fasilitas yang sudah disediakan. Di antaranya yaitu area parkir kendaraan, mushola, kamar mandi, sampai penjual makanan. Jadi anda bisa memenuhi perbekalan di sini terlebih dahulu sebelum mendaki. Tertarik untuk mendaki di gunung ini?