Harga Tiket: Gratis, Jam Operasional: Pukul 07.00-18.00 WIB, Alamat: Dukuhan, Ngampel, Kec. Dukun, Kab. Magelang, Jawa Tengah; Map: Cek Lokasi |
Kawasan Gunung Merapi di Provinsi Jawa Tengah pada zaman dahulu sering digunakan oleh masyarakat sebagai tempat untuk bertapa. Suasana yang tenang serta memiliki kebudayaan mistis kental, membuat daerah ini ramai dikunjungi oleh orang-orang sejak abad pertengahan.
Karena hal itu, maka wajar rasanya jika pada kawasan Gunung Merapi terutama sepanjang kaki gunung. Terdapat beberapa candi yang dibangun oleh para empu dari kepercayaan Hindu.
Salah satunya adalah Candi Asu Sengi yang terletak di bawah Gunung Merapi bagian Timur, Tepatnya di Magelang. Tempat ini dibangun sebagai peringatan kepada generasi penerus, karena dahulu sempat terjadi peristiwa yang tidak dikehendaki oleh banyak orang.
Sejarah Candi Asu Sengi


Asu sendiri dalam bahasa Jawa bisa diartikan sebagai anjing, hal ini bermula karena dahulu sosok perempuan berdarah Keraton bernama Dewindani pernah melakukan kegiatan tak senonoh. Dia sebenarnya adalah perempuan yang begitu sukses, dengan kekayaan berlimpah, serta darah Keraton yang masih mengalir dalam nadinya.
Namun karena dia tidak bisa mengendalikan nafsu, Dewindani malah melakukan perbuatan tabu yang dibenci oleh seluruh masyarakat. Adapun perbuatan tersebut adalah senggama bersama para pria yang ia anggap tampan, tanpa pernah memandang bulu.
Kegiatan tersebut makin hari makin sering dilakukan olehnya, dan membuat masyarakat yang tinggal di daerah sekitar Sengi menjadi khawatir. Lalu pada kemudian hari, masyarakat menjadi semakin jengah dan mendoakan Dewandani untuk segera mendapatkan kutukan.
Ungkapan masyarakat itu pada akhirnya menjadi kenyataan, dan Dewandani pada akhirnya berubah menjadi seekor sapi yang tubuhnya malah menyerupai seekor anjing. Tempat ia berakhir menjadi hewan jadi-jadian tersebutlah yang pada kemudian hari diabadikan menjadi Candi Asu Sengi.
Legenda lain pernah menyebutkan bahwa Asu dari nama candi ini juga bisa diartikan sebagai tempat untuk beristirahat atau ngaso. Diambil dari bahasa Jawa yang berarti sama, yaitu menggambarkan tempat peristirahatan seseorang dari perjalanan jauh.
Bangunan candi ini juga dipercaya oleh masyarakat dijaga oleh 3 pertapa yang sakti mandraguna. Ketiga pertapa tersebut adalah Ki Panjaloka sebagai penengah, Ki Panjalo sebagai garis akhir, dan Ki Budayana sebagai pembuka.
Saat ini, daerah sekitar candi yang diperkirakan berasal dari tahun 800 SM ini sering dijadikan sebagai tempat untuk bertapa bagi masyarakat lokal maupun wisatawan. Orang-orang datang ke tempat ini guna memohon keberkahan dalam hidup dan usaha yang sedang dijalani.
Daya Tarik yang Dimiliki Candi Asu Sengi


Ada banyak koleksi yang secara alami dimiliki oleh candi ini. Diantaranya adalah arca, tugu peringatan, dan juga berbagai artefak juga ukiran pada dinding yang menceritakan kisah masa lalu.
✦ Arca Patung Asu
Daya tarik pertama yang dimiliki Candi Asu Sengi merupakan sebuah arca yang ada di bagian atas candi. Arca ini dahulu dibangun sebagai penggambaran atas perubahan Dewindani dari seorang manusia yang kemudian dikutuk jadi seekor sapi dan menyerupai anjing.
Arca ini sengaja dibangun pada kedua sisi candi, namun saat ini yang bertahan hanyalah arca anjing sebelah kiri. Karena waktu, korosi, dan juga kejadian letusan Gunung Merapi pada beberapa tahun yang lalu membuat sebagian bangunan candi juga ikut roboh.
Pengunjung dapat melihat arca berbentuk anjing ini ketika naik ke pundak candi. Di tempat itu berdiri kokoh patung dengan bentuk anjing yang seolah memberitahu pengunjung bahwa perbuatan yang melanggar etika masyarakat itu berbahaya.
✦ Tugu Peringatan
Selain arca berbentuk anjing, pada bagian lain candi juga terdapat tugu yang bertuliskan aksara Jawa kuno dan memberitahu pengunjung tentang cerita Dewandani. Jika pengunjung ingin mengetahui huruf per huruf yang ada di tugu tersebut, maka pengunjung bisa menyewa jasa seorang penerjemah.
Karena untuk saat ini, belum ada informasi lebih lanjut yang menerangkan tentang isi dari tugu peringatan. Pada beberapa bagian tugu juga ada huruf yang sudah hilang atau berlubang, hal ini terjadi karena penuaan dan korosi.
Namun pengunjung tidak perlu khawatir, karena dengan bertanya kepada pihak pengelola atau juru kunci. Pengunjung bisa mendapatkan garis besar dari cerita Dewandani yang berubah jadi sosok jadi-jadian itu.
✦ Ukiran Dinding yang Indah
Pengunjung dapat melihat ukiran-ukiran yang menyerupai kisah perjalanan masyarakat pada masa lampau di dinding yang mengelilingi candi. Daerah sepanjang dinding menceritakan cerita dari awal masyarakat tinggal di daerah Sengi dan juga bagaimana mereka membangun peradaban.
Lalu cerita tersebut mulai berubah jadi keadaan masyarakat yang tidak terima dengan kelakuan Dewandani. Para penduduk mulai melakukan unjuk rasa kepada kepala desa dan mengadakan musyawarah demi kebaikan bersama.
Kemudian pada akhir ukiran di dinding, pengunjung dapat melihat bagaimana perubahan seorang Dewandani dari manusia menjadi sosok sapi yang menyerupai anjing. Juga bagaimana akhirnya dia meninggal dengan rasa kesepian karena tidak ada seorangpun yang mau menolongnya.
Alamat dan Rute Menuju Lokasi Candi


Jika pengunjung sudah pernah datang ke area Gunung Merapi, maka pengunjung tinggal menuju ke desa Sengi. Namun jika pengunjung belum pernah datang ke Gunung Merapi, sebelumnya pengunjung harus datang ke Provinsi Jawa Tengah.
Ada banyak moda transportasi yang dapat pengunjung manfaatkan untuk bisa sampai ke Jawa Tengah. Ada transportasi via udara, laut, dan juga darat yang bisa pengunjung pilih dan tergantung dari jarak dari daerah pengunjung menuju Jawa Tengah.
Setelah sampai ke Jawa Tengah, pengunjung bisa melanjutkan perjalanan menuju Magelang dengan Kereta Api atau kendaraan umum seperti Bus. Perjalanan dari pusat Kota Semarang menuju Magelang memakan waktu sekitar 3 hingga 4 jam tergantung moda transportasi apa yang pengunjung gunakan.
Kemudian pengunjung harus melanjutkan perjalanan hingga Kecamatan Dukun. Disana sudah banyak angkot yang akan mengantarkan pengunjung hingga ke Desa Sengi.
Setelah sampai ke Desa Sengi, pengunjung dapat kembali melanjutkan perjalanan menggunakan ojek. Karena daerah ini masih asri dan berada cukup jauh dari jalanan utama, membuat akses menuju lokasi Candi Asu Sengi hanya bisa dijangkau menggunakan motor atau berjalan kaki.
Sekitar 200 meter dari Sungai Pabelan yang berhubungan dengan Sungai Telingsing, pengunjung akan menemukan pelataran candi. Selanjutnya pengunjung bisa menyeberangi jembatan dan akan sampai ke lokasi.
Harga Tiket Masuk Wisata Sejarah
Untuk bisa menikmati keindahan serta peninggalan dari Candi Asu Sengi, pengunjung tidak harus membayar tiket masuk. Biaya lain yang harus pengunjung keluarkan adalah untuk kebersihan, dan biaya itu tergantung dari keikhlasan pengunjung.
Karena untuk bisa sampai ke candi pengunjung harus berjalan kaki sejauh kurang lebih 200 meter dari akses jalanan. Maka di tempat ini juga tidak ada lahan parkir yang mengharuskan pengunjung membayar sejumlah biaya.
Jika pengunjung ingin pergi ke kamar mandi, maka biaya tambahan adalah untuk kamar mandi umum. Biaya untuk buang air kecil adalah sebesar Rp 2.000,00 dan untuk buang air besar atau mandi pengunjung harus merogoh kocek sebesar Rp 4.000,00 saja.
Kegiatan yang Menarik Dilakukan


1. Berwisata Sejarah dan Budaya
Kegiatan pertama yang dapat pengunjung lakukan ketika berada di area Candi Asu Sengi adalah memahami sejarah dan budaya dari masyarakat lokal. Pengunjung dapat melihat berbagai artefak dan juga ukiran pada dinding candi.
Pengunjung juga bisa mengelilingi seluruh candi untuk bisa melihat perkembangan dari warga yang tinggal di daerah Sengi. Juga tentang bagaimana Dewindani berubah dari seorang wanita cantik menjadi seekor sapi dengan rupa seperti binatang anjing.
2. Menikmati Keindahan Bangunan Candi
Selain mengetahui sejarah dari Candi Asu Sengi, pengunjung juga bisa melihat keindahan area yang mengelilingi candi. Daerah dengan pepohonan hijau dan juga pematang sawah tentu mampu meninggalkan kesan tenang dalam hati pengunjung.
Selanjutnya, pengunjung juga bisa bermain di area sungai yang terletak tak jauh dari kawasan candi. Sungai ini memiliki arus yang tenang serta kedalaman yang dapat digunakan oleh pengunjung untuk bermain air atau berenang.
3. Menenangkan Diri
Bagi pengunjung yang ingin bertapa dan menenangkan diri dari segala aktivitas. Maka tempat ini dapat pengunjung jadikan rujukan guna melakukan wisata religi.
Ada sang juru kunci yang akan memandu pengunjung melakukan aktivitas bertapa di dalam candi. Juga ada pihak pengelola yang siap membantu pengunjung melakukan persiapan sebelum bertapa.
Objek Wisata Terdekat dari Candi Asu Sengi


1. Kawasan Alun-alun Kota Magelang
Ketika hendak atau sekembalinya pengunjung dari wisata candi bersejarah ini, maka pengunjung bisa mampir ke Kota Magelang. Daerah ini sendiri memiliki banyak tempat wisata, salah satunya adalah Alun-alun di tengah kota.
2. Sungai Telingsing
Air sungai yang segar dan jernih tentu mampu membuat pengunjung tak sabar untuk segera merasakan nikmatnya mandi di sungai. Tempat ini juga memberikan pemandangan yang indah pada pagi dan sore hari.
3. Candi Ngawen
Terletak tak jauh dari Sengi, membuat tempat ini juga sering dikunjungi oleh para wisatawan. Area Candi Ngawen juga memiliki sejarah mistis yang panjang.
Candi Asu Sengi merupakan peninggalan bersejarah dari Kepercayaan Hindu yang pekat akan budaya. Pengunjung bisa mendatangi daerah ini sepanjang hari kecuali pada hari besar penanggalan Jawa.