Klaten merupakan sebuah daerah yang terletak di tengah-tengah antara Surakarta dan Yogyakarta. Ketika berkunjung, berbagai tempat wisata akan menyambut para wisatawan dengan hangat. Di Klaten sendiri terdapat tempat wisata yang beragam, mulai dari pemancingan, umbul, kompleks percandian, perbukitan, hingga wisata kekinian yang recommended untuk dikunjungi.
Dengan membawa budget minimalis, Anda sudah bisa menikmati wisata di daerah Klaten. Meskipun tergolong wisata ekonomis yang ramah di kantong, wisata yang disajikan tidak akan mengecewakan. Karena banyak tempat wisata dengan tema yang beragam, maka tidak heran jika banyak wisatawan dari luar kota yang berbondong-bondong ke Klaten untuk pergi berwisata saat hari libur.
Klaten juga bernilai historis karena mempunyai beberapa kompleks percandian dengan sejarahnya masing-masing. Selain memiliki sejarah yang berbeda, antara satu candi dengan candi lainnya juga memiliki keunikan arsitekstur tersendiri. Oleh karena itu, wisatawan dari luar kota bahkan mancanegara banyak yang berkunjung untuk berwisata sejarah kesini. Berikut rekomendasi candi terkenal di Klaten yang wajib Anda eksplor.
1. Candi Merak

Candi ini merupakan peninggalan sejarah dari Kerajaan Mataram Kuno. Proses pemugaran pada bangunan candi ini baru selesai di tahun 2011 yang lalu. Dalam sejarahnya, awal mula dinamakan Candi Merak adalah adanya sarang burung merak yang ditemukan di pohon joho yang terletak di atas bangunan candi pada jaman dahulu.
Yang menarik dari candi ini adalah keunikan bangunannya dimana terdapat tiga perwara yang berukuran kecil berhadapan dengan bangunan induknya. Ukiran relief ular menghiasi pipi tangga pada bangunan candi. Uniknya, relief ular yang dimaksud bukanlah kepala naga yang kerap dijumpai di berbagai kompleks percandian Hindu lainnya yang ada di Indonesia.
Candi Merak termasuk peninggalan sejarah dengan corak Hindu yang dibuktikan dengan adanya beberapa arca seperti arca Agastya, arca Genesa, dan arca Bathari Durga. Terdapat yoni yang berada di dalam bilik bangunan candi dimana pahatannya terbilang unik karena ukiran reliefnya berbentuk tubuh naga, lembu, dan kura-kura, bukan relief naga.
Harga Tiket: Rp 5.000; Map: Cek Lokasi Alamat: Karangnongko, Dusun I, Kec. Karangnongko, Kab. Klaten, Jawa Tengah. |
2. Candi Bandung Karangnongko

Ketika berkunjung ke candi ini, Anda akan disuguhkan dengan suasana yang asri karena letak candi ini berada di tengah persawahan desa Karangnongko. Candi ini dinamakan dengan Bandung Karangnongko karena pada mulanya candi ini ditemukan berdekatan dengan sumur bandung. Pada tahun 1970 silam, candi dengan corak khas Hindu ini ditemukan.
Proses pemugaran Candi Bandung Karangnongko masih dilakukan hingga saat ini. Rencananya, pondasi candi setinggi kurang lebih 50 cm yang saat ini masih tampak bebatuan akan dibentuk menjadi tubuh candi, tangga, dan dasar teras. Proses pemugaran yang dilakukan adalah penemuan lingga, penggalian candi perwara dan keberadaan akses.
Harga Tiket: Rp 5.000; Map: Cek Lokasi Alamat: Dusun I, Kec. Karangnongko, Kab. Klaten, Jawa Tengah. |
3. Candi Plaosan

Candi Plaosan termasuk salah satu candi di Klaten yang populer di telinga para wisatawan baik wisatawan lokal maupun mancanegara. Menurut sejarahnya, Rakai Pikatan yang berasal dari Kerajaan Medang atau Kerajaan Mataran Hindu Kuno adalah seseorang yang membangun candi ini. Rakai Pikatan membangun candi ini sebagai bukti vinta pada Pramodyawardani.
Pramodyawardani sendiri adalah kekasih Rakai Pikatan yang memiliki agama Budha. Sehingga arsitektur bangunan candi terlihat unik dengan perpaduan antara corak Budha dengan sedikit corak Hindu. Kompleks percandian dibagi menjadi dua lokasi dan kerap disebut sebagai candi kembar, yakni Candi Plaosan Kidul dan Candi Plaosan Lor.
Candi Plaosan Kidul merupakan simbol dari relief laki-laki dan menjadi simbol dari Rakai Pikatan. Sementara itu, Candi Plaosan Lor merupakan simbol dari relief perempuan dan menjadi simbol dari Pramodyawardani. Relief yang dipahat di candi ini sangat detail dan mayoritas masih banyak yang utuh karena candi ini selalu dimanfaatkan sejak dahulu.
Harga Tiket: Rp 10.000; Map: Cek Lokasi Alamat: Jl. Candi Plaosan, Bugisan, Kec. Prambanan, Kab. Klaten, Jawa Tengah. |
4. Candi Gana

Candi Gana yang letaknya menghadap ke arah barat ini termasuk warisan sejarah dari Kerajaan Mataram Kuno. Ketika proses penggalian, candi ini memiliki susunan bebatuan dan membentuk stupa seperti mayoritas candi yang bercorak Budha. Candi ini ditemukan dengan keberadaan anak tangga dan struktur batur candi di area bujur sangkar saat proses rekonstruksi.
Perbingkaian candi yang ada di bagian bawah antara lain bingkai padma atau sisi genta, belah rotan, dan bingkai rata. Mayoritas arca atau relief yang ada di Candi Gana berbentuk binatang, seperti arca bermotif ular di pipi tangga sebagai makara, arca Jaladwara dengan unsur burung sebagai talang air, dan relief kinara-kinari dengan unsur burung.
Harga Tiket: Rp 5.000; Map: Cek Lokasi Alamat: Jl. Candi Sewu No.587, Bener, Bugisan, Kec. Prambanan, Kab. Klaten, Jawa Tengah. |
5. Candi Untoroyono

Candi yang diprakarsai oleh tokoh agama Hindu yang berasal dari Bali bernama Pandita Mpu Nabe Reka Darmika Sandhi Yasa ini dibangun pertama kalinya di tahun 2007. Candi ini dibangun di atas tanah sakral yang dipercaya oleh masyarakat dengan adanya resiko negatif pada hewan yang makan tanaman di sekitar tanah tersebut.
Selain itu, resiko negatif juga akan terjadi pada orang yang melakukan pengakuan hak milik terhadap tanah sakral tersebut. Saat akan memasuki area candi, para wisatawan diharuskan memahami segala peraturan yang ada disana dan membasuh diri menggunakan air bersih. Candi ini memiliki ciri khas berupa gapura masuk dengan relief unik berwarna hitam.
Harga Tiket: Gratis; Map: Cek Lokasi Alamat: Jl. Karangwungu – Pedan No.354, Nayan, Kalangan, Kec. Pedan, Kab. Klaten, Jawa Tengah. |
6. Candi Siwa

Candi ini termasuk candi terbesar yang ada di dunia dan merupakan trimurti atau candi utama yang terletak di kompleks area Candi Prambanan. Lokasinya berada di Kabupaten Klaten dan Kabupaten Sleman, Jawa Tengah. Ciri khas Candi Siwa adalah arsitektur bangunannya memiliki corak Hindu dengan tubuh yang ramping dengan candi berukuran besar.
Candi ini menjadi bukti bahwa Dewa Siwa adalah Dewa yang pada masanya sangat dihormati. Bentuk puncak candi dengan mahkota yang dimodifikasi menjadi bentuk wajra dan tampak seperti intan atau halilintar menjadi daya tarik tersendiri. Di ruang utama terdapat Arca Siwa Mahadewa, arca Ganesha (putra Siwa), arca Durga (istri Siwa), dan arca Resi Agastya.
Harga Tiket: -; Map: Cek Lokasi Alamat: Jl. Candi Sewu, Kranggan, Bokoharjo, Kec. Prambanan, Kab. Sleman, DI Yogyakarta. |
7. Candi Sewu

Candi Sewu merupakan kompleks percandian Budha terbesar urutan kedua setelah Candi Borobudur. Candi ini masih memiliki kaitan dengan kisah tokoh yang populer di cerita sejarah, yakni Roro Jonggrang. Dulunya candi ini digunakan untuk pusat ibadah agama Budha, namun sekarang dibuka untuk tempat wisata.
Ketika memasuki area candi, para wisatawan dapat melihat banyak arca atau relief yang terdiri dari arca Dwarapala, candi utama, candi antara atau 8 candi pengapit, serta 240 candi perwara. Di bagian kaki candi terdapat ukiran relief bunga yang ada dalam jambangan. Uniknya, di atas pintu candi ini tidak terdapat pahatan kalamakara seperti candi lainnya.
Harga Tiket: Rp 40.000; Map: Cek Lokasi Alamat: Jl. Raya Solo – Yogyakarta No.KM.16, Bugisan, Kec. Prambanan, Kab. Sleman, DI Yogyakarta. |
8. Candi Sojiwan

Candi Sojiwan merupakan salah satu dari banyak kompleks percandian di Klaten yang masih mempunyai relief dengan bentuk hampir utuh dan kokoh. Candi ini adalah perpaduan dari Budha dan Hindu menyimpan cerita sejarah mengenai relief peninggalan dari Kerajaan Mataram Kuno yang diperlihatkan dari bentuk stupa pada atap candi.
Atap candi yang memiliki bentuk berupa stupa menunjukkan ciri khas candi Budha. Sementara itu, bentuk yang ramping pada tubuh candi menunjukkan ciri khas candi Hindu. Relief yang masih terlihat hampir utuh dan kokoh yakni relief kura-kura dan garud, angsa dan kura-kura, pria yang bertarung dengan pria yang lain, buaya, dan lain sebagainya.
Harga Tiket: Rp 8.000; Map: Cek Lokasi Alamat: Jl. Banjarsari No.12. Kwaron, Kec. Prambanan, Kab. Klaten, Jawa Tengah. |
9. Candi Bubrah

Makna dari nama ‘Candi Bubrah’ yaitu ‘hancur berantakan’. Hingga saat ini penamaan tersebut belum diketahui secara pasti keterkaitannya dengan bangunan candi. Candi ini merupakan salah satu bangunan bersejarah peninggalan dari Kerajaan Mataram Kuno. Candi Bubrah dibangun di atas tanah berbentuk persegi dengan ukuran masing-masing sisinya 12 meter.
Bentuk bangunan candi sesuai namanya ‘bubrah’ atau ‘hancur’ sehingga wujudnya tidak utuh, berupa reruntuhan yang terlihat lebar dan besar, akan tetapi tidak menjulang tinggi ke atas seperti candi-candi lainnya. Bahan utama pembuatan candi ini adalah berupa batu andesit dan di tahun 2016 dilakukan pemugaran sehingga ditemukan berbagai arca atau relief Budha.
Harga Tiket: -; Map: Cek Lokasi Alamat: Desa Bugisan, Kec. Prambanan, Kab. Klaten, Jawa Tengah.. |
10. Candi Lumbung

Candi Lumbung memiliki corak khas Budha dengan candi utama dan candi perwara berjumlah 16 buah yang menghadap candi utama. Bentuk candi ini termasuk unik, dimana terdapat banyak segi berjumlah 20 sisi dan di keempat sisi yang terletak di dinding luar candi terdapat relief laki-laki dan perempuan.
Atap candi yang berbentuk stupa dan arca yang ada pada relung sudah tidak terlihat, namun di dinding yang berada di dekat pintu masuk masih terdapat pahatan Kuwera dan Hariti. Candi perwara pada candi ini mempunyai batur candi yang letaknya lebih rendah sekitar 1 meter dimana tingginya tidak sama seperti candi utama yang memiliki tinggi sekitar 2,5 meter.
Harga Tiket: Rp 30.000; Map: Cek Lokasi Alamat: Nngangrukbaru, Tlogo, Kec. Prambanan, Kab. Sleman, DI Yogyakarta. |
Itulah beberapa destinasi candi di Klaten yang merupakan salah satu bangunan peninggalan bersejarah yang perlu dilestarikan. Dengan adanya beberapa candi tersebut, tidak heran jika di saat musim liburan selalu ramai dikunjungi para wisatawan baik wisatawan lokal maupun wisatawan mancanegara.