Harga Tiket: Gratis, Jam Operasional: 24 Jam, Alamat: Pejagan, Kec. Bangkalan, Kab. Bangkalan, Jawa Timur; Map: Cek Lokasi |
Hampir diseluruh bagian wilayah Indonesia pastinya memiliki suatu tempat destinasi yang menyimpan banyak sekali sejarah. Seperti salah satunya di kawasan Bangkalan, Madura. Anda akan dapat menyaksikan banyak sekali benteng peninggalan belanda yang dibangun sebagai tempat pertahanan agar tidak mudah mendapat perlawanan atau serangan dari luar.
Benteng yang bisa ditemukan di lokasi Bangkalan ini adalah Fort Erfprins yang menjadi bukti nyata bahwa pulau ini merupakan pangkalan pertahanan militer Belanda yang kemudian diduduki oleh Masa Pejuang Kemerdekaan. Benteng ini dulunya cukup megah, tetapi sekarang terlihat kusam dan tidak sedap dipandang karena kurangnya perhatian khusus.
Sejarah Terbentuknya Fort Erfprins


Seperti yang telah diketahui bahwa bangunan benteng dibanguns sebagai salah satu fasilitas atau struktur militer yang dirancang secara khusus untuk bisa melindungi suatu daerah, instalasi atau pasukan prajurit dari berbagai macam serangan dari musuh. Fungsi lain dari benteng juga biasanya digunakan sebagai salah satu bentuk kekuasaan wilayah sekitar.
Selain itu, benteng juga dikenal sebagai alat atau mesin untuk peperangan dan juga suatu sarana pendukung untuk melakukan suatu pengawasan. Benteng awalnya berbentuk parit melingkar dengan dinding, pagar dan menara. Benteng di Jl. Raya Panglima Sudirman Kota Bangkalan erat kaitannya dengan sejarah keberadaan pendudukan VOC di Madura Barat.
Berdasarkan sejarah yang ditemukan bahwa VOC memang pernah menguasai Madura bagian Barat sebagai aman yang terdapat dalam sebuah perjanjian antara Mataram dan juga VOC yang terjadi pada tanggal 11 November 1743. Dalam perjanjian tersebut berbunyi bahwa Pakubuwono II akan kembali naik tahta ketika VOC menjadi penguasa Madura barat.
Penguasaan tersebut disertai dengan penyingkiran kekuasan Raja Raja Tjakranigrat yang bisa dilakukan. Berdasarkan kumpulan bukti sejarah berupa surat Bupati Bangkalan yang menyatakan bahwa setelah Madura Barat berada di bawah kekuasaan VOC pada tahun 1747, VOC langsung membuat tau mebangun sebuah benteng yang berada di tengah kota.
Tujuan dari pembangunan benteng ini dilakukan untuk mengawasi setiap pergerakan dari keluarga Kesultanan bangkalan. Sedangkan dari keterangan sumber yang berbeda dari Tim Peneliti Konservasi Benteng Erfprins menyatakan pembangunan benteng ini dilakukan dengan tujuan untuk dijadikan sebagai bangunan atau gudang penyimpanan senjata VOC.
Karena pada saat itu, VOC juga telah membentuk atau mendirikan kekuatan militer di Madura untuk melakukan penumpasan terhadap pemberontakan yang dilakukan di Cirebon, Bone, Bali, Jawa dan juga Jambi. Sertifikat dari KITLV (Koninklijk Instituut Voor Taal Land En Volkenkunde) yang ditujukan kepada direktur Museum Bangkalan adalah arsip Belanda.


Isi dari arsip tersebut menyatakan bahwa sebelumnya bangunan ini dikenal sebagai Erfprins dan dibangun pada masa pemerintahan William I. Bagunan Fort Erfprins ini memiliki ciri engan bahan batu putih yang saat ini telah beralih fungsi menjadi tempat hunian. Banyak arsip yang tersimpan dan memberikan keterangan terkait pembangunan benteng ini.
Menurut sebuah arsip Belanda yang masih tersimpan, penamaan Benteng menjadi Erfprins atau yang diartikan dalam bahasa Indonesia sebagai Pangeran Turun Temurun tersebut merupakan suatu kebiasaan dari Bangsa Belanda. Setiap seorang raja memiliki anak, maka anak pertamanya akan selalu diberi nama dengan julukan Prins Van Oranje.
Karena waktu itu Raja Belanda sedang memiliki anak pertama akhirnya diberi nama Prins Van Oranje dan Benteng ini diberi nama Erfprins atau diartikan sebagai warisan pangeran. Pembangunan Benteng ini dilakukan sejak tahun 1817 sampai dengan 1848 dibawah kepemimpinan dari Raja Belanda bernama Willian I. Dan dilanjutkan oleh anaknya yang menjadi raja pada 1840.
Pangeran Oranje di juluki sebagai Raja William II. Berdirinya benteng peninggalan Belanda ini memiliki sejarah yang cukup panjang. Pada awal pembangunannya, benteng ini dijadikan sebagai lokasi pertahanan tentara belanda yang kemudian berubah menjadi Kantor Residen Madura Barat. Selanjutnya, kawasan benteng ini berubah menjadi markas Brimob hingga sekarang.
Markas Brimob tersebut saat ini kabarnya telah dihuni oleh 25 kepala keluarga. Luas dari bangunan benteng bersejarah ini diketahui kurang lebih luasnya sekitar 7.249 meter dengan tinggi tembok mencapai 4,5 meter. tembok yang berada di kawasan benteng ini memiliki ketebalan sekitar 0.5 meter sehingga dapat dikatakan cukup tebal untuk bisa ditembus.
Kawasan ini telah diresmikan menjadi salah satu peninggalan yang terdaftar sebagai Cagar Budaya dari Balai Pelestarian Peninggalan Purbakala Trowulan atau dikenal sebagai BP3 Trowulan. Hingga saat ini, bangunan selalu dijaga dan dirawat kelestariannya agar dapat dikunjungi oleh para wisatawan yang menyukai destinasi wisata peninggalan sejarah.
Alamat, Rute Lokasi dan Tiket Masuk


Bagi anda yang menyukai wisata sejarah, jangan pernah melewatkan kesempatan untuk bisa berkunjung ke kawasan wisata bersejarah Fort Erfprins. Untuk bisa mencapai lokasi wisata ini, anda tidak perlu bingung karena berada di kawasan pusat kota tepatnya di Jalan K.S Tubun, Dusun Sumur Kembang, kelurahan Pejagan, Kecamatan bangkalan, Jawa Timur.
Benteng bersejarah ini sebenarnya merupakan objek wisata yang telah dikelola dengan baik oleh pemerintah setempat. Benteng ini dibangun oleh Belanda sebagai tempat pertahanan terhadap musuh dan tempat untuk memata-matai musuh. Bagi penyuka wisata sejarah, Wahana wisata Benteng Erfprins sepertinya menjadi tempat yang tepat untuk dijelajahi.
Tidak ada biaya masuk untuk menjelajahi objek wisata ini. Jadi anda bisa mengunjunginya tanpa mengeluarkan biaya apapun termasuk dengan biaya parkir. Selain itu, tidak ada aturan jam kerja sehingga Anda bebas memasuki objek wisata ini kapan saja. Benteng Fort Erfprins banyak dikunjungi oleh para wisatawan yang ingin mengunjungi tempat bersejarah.
Aktivitas yang Menarik Dilakukan di Fort Erfprins


1. Berwisata Sejarah
Aktivitas pertama yang dapat dilakukan yaitu dengan mengamati sejarah bangunan. Anda bisa mengamati sisa-sisa dari puing bangunan yang masih bisa dilihat dan dirasakan sekitar benteng. Dengan begitu, anda akan bisa tahu bagaimana bentuk dari benteng Belanda yang dijadikan sebagai tempat persembunyian dan melakukan aktivitas mata-mata.
2. Menelusuri Bangunan
Selain menikmati keindahan sisi luar dari benteng, anda juga dapat berkeliling di sekitar benteng dengan menikmati pemandangan dan mengabadikan momen di benteng peninggalan belanda ini. Kawasan objek wisata ini memberikan kesan yang sangat mistis dan sangat cocok dikunjungi oleh anda pecinta wisata yang mengacu adrenalin.
Kesan mistis tersebut didukung dengan suasana bangunan yang tidak begitu terawat meskipun telah diakui sebagai warisan kekayaan budaya Indonesia. namun, anda tetap bisa mengunjungi tempat ini ketika datang mengunjungi Kota Bangkalan. Selain benteng Fort Erfprins, anda juga dapat mengunjungi benteng lainnya yang ada di kawasan Pulau Madura.
3. Mengambil Gambar
Setelah puas menikmati suasana, anda bisa coba untuk mengabadikan foto dengan background yang sangat indah. Di Benteng Anoi Itam ini, terdapat spot foto yaitu berupa dinding Benteng berwarna putih. Selain itu, anda juga bisa mengambil gambar di tempat unik lainnya yang menjadi ciri khas dari keberadaan benteng bersejarah Erfprins Bangkalan.
4. Menikmati Keindahan Alam


Tidak hanya sekedar menikmati keindahan bagunan, anda juga bisa melihat keindahan alam berupa perbukitan yang dihiasi dengan pepohonan hijau serta anak tangga yang tersusun dengan rapi. Tak lupa hijaunya rerumputan yang menyelimuti seluruh bukit juga mampu memberikan pemandangan begitu menenangkan dan menyegarkan mata.
Ucapan rasa kagum pastinya tidak akan pernah berhenti terucap. Apalagi di kawasan wisata ini juga sangat terjaga kebersihannya. Hal ini pastinya akan membut efek kenyaman yang luar biasa. Kawasan ini terbebas dari berbagai jenis sampah. Untuk itu, ketika datang berkunjung ke destinasi wisata bersejarah ini anda tidak membuang sampah sembarangan.
5. Mengunjungi Benteng Mondung Bangkalan
Berbeda dengan Fort Erfprins yang lokasinya berada di pusat kota, sedangkan Benteng Mondung Bangkalan ini berada di kawasan dataran rendah dan dikelilingi oleh rawa-rawa. Benteng ini dijuluki sebagai pertahanan pantai terkuat di Jawa memiliki pertahanan yang sangat baik dan struktur yang kuat dengan jumlah bahan bangunan yang terakumulasi sempurna.
Benteng ini menunjukkan rencana strategis sistem benteng yang sangat tersamar. Sebagai pertahanan pantai yang terintegrasi, lokasi Benteng Modung menghadap ke Laut Jawa dan tujuan utamanya adalah untuk melindungi dan memelihara pangkalan dan lapangan udara Surabaya. Benteng Modung Tanjung Modung Bangkalan Madura ini telah ditingkatkan dengan banyak senjata.
Beberapa jenis senjata yang bisa anda temukan di lokasi ini diantaranya adalah 3 buah meriam dengan ukuran 180 mm, 1 laras ganda meriam dengan ukuran 150 mm, 5 gerbang 150mm, dan 3 gerbang 120mm. Tidak hanya itu, anda juga bisa melihat 12 pistol 75mm, 2 senjata pertahanan udara 40mm, 2 senjata pertahanan udara ukuran 20mm,
Selanjutnya juga terdapat 2 senapan pertahanan udara 12,7mm, dan 2 lampu sorot pantai besar. Semua senjata ini dalam kondisi sempurna. Penanda target gelombang pendek, seperti radar pelacak target, dipasang di benteng yang diyakini telah dioperasikan oleh beberapa anggota awak perwira Inggris ketika pasukan Jepang menguasai benteng pada Maret 1942.
Sama halnya dengan kawasan Indonesia lainnya, kota Bangkalan Madura juga menyimpan suatu tempat bersejarah yang masih berdiri hingga sekarang. Bangunan benteng ini telah dibangun pada masa kepemimpinan VOC atau penjajahan Belanda. Anda bisa mengunjungi Fort Erfprins ini jika datang berkunjung ke kawasan Pulau Madura dan sekitarnya.