Harga Tiket: Rp 5.000, Jam Operasional: 24 Jam, Alamat: Nyamplungan, Kec. Pabean Cantikan, Kota Surabaya, Jawa Timur; Map: Cek Lokasi |
Gedung Syahbandar yang ada di Tanjung Perak merupakan salah satu lokasi yang menjadi saksi bisu pada masa peralihan kekuasan dari Belanda kepada Para Pejuang Kemerdekaan Indonesia. Menara yang ada di gedung ini juga menjadi saksi bahawa Surabaya Pernah menjadi kawasan pusat perdagangan yang cukup besar pada masa Pemerintahan Belanda.
Menara ini dibangun sebagai syahbandar pada waktu itu. Pada masa transisi antara pemerintah Belanda dan Jepang, Menara Syahbandar Surabaya ini bahkan menjadi markas para pejuang. Aktivis sejarah Surabaya Nur Satriawan mengatakan bahwa Surabaya pada waktu itu merupakan pusat perdagangan maritim khususnya di Indonesia bagian timur.
Sejarah Berdirinya Menara Syahbandar Surabaya

Selama pendudukan Belanda, bangunan ini berfungsi sebagai gudang yang didedikasikan untuk penyimpanan, pemilihan, dan pengemasan hasil panen seperti rempah-rempah, produk utama VOC yang sangat populer di pasar Eropa. Bangunan yang berada tepat di sebelah muara Ciliwung ini memiliki dua sisi, sisi barat disebut Westzijdse Pakhuizen.
Atau biasa dikenal dengan Gudang Barat yang dibangun secara bertahap dari tahun 1652 hingga 1771 dan sisi timur disebut Oostzijdsche Pakhuizen atau Gudang Timur. Kamp Barat terdiri dari empat unit bangunan, dimana tiga di antaranya saat ini digunakan sebagai museum bahari. Bangunan ini awalnya digunakan untuk menyimpan produk VOC terpenting di Nusantara.
Barang yang disimpan dalam bangunan ini yaitu berupa rempah-rempah, timah, tembaga, kopi, teh, dan tekstil. Pada masa penjajahan Jepang, bangunan ini digunakan sebagai gudang logistik Jepang. Setelah Indonesia merdeka, gedung ini digunakan sebagai gudang oleh PLN dan PTT. Bangunan terdaftar ini dipugar pada tahun 1976 dan dibuka sebagai museum maritim pada 7 Juli 1977.
Menara Syahbandar Surabaya merupakan menara untuk kegiatan Syahbandar. Syahbandar bisa disebut sebagai kepala pelabuhan. Tugas utamanya adalah memantau dan mengadili di bidang keselamatan maritim. Selain mengkoordinasikan kegiatan di pelabuhan dan bertindak sebagai badan untuk pengaturan, pengelolaan dan pemantauan kegiatan pelabuhan.
Segala macam bentuk kegiatan di pelabuhan dioperasikan secara komersial. Bangunan menara yang tingginya hanya sekitar 10 meter ini berfungsi sebagai menara pengintai. Saat itu, pihaknya membantu memantau pergerakan dan aktivitas perdagangan semua kapal. Hindia Belanda juga digunakan untuk mengendalikan kegiatan pelabuhan dan distribusi komoditas perdagangan.
Selain itu, lokasi menara ini juga dijadikan sebagai kawasan distribusi uang. Di depan gedung terdapat logo “Soera Ing Baja” yang mempelopori lambang kota Surabaya. Wilayah Kalimas merupakan dermaga bagi kapal-kapal dari berbagai penjuru Surabaya dan luar negeri. Banyak pedagang menukar kain dengan hasil pertanian dan peternakan di lokasi ini.
Karena kawasan ini dikenal sebagai pelabuhan, maka banyak bangunan yang mendukung kegiatan pelabuhan di masa lalu, seperti kawasan Jalampangung dan pasar pabean di kawasan lampu lalu lintas. Menurut berbagai sumber, sebelum pemerintah Belanda memindahkan pelabuhan ke daerah Tanjung Perak, daerah itu ramai dan banyak pedagang yang berbisnis.
Daya Tarik Menara Syahbandar Surabaya

1. Keindahan Laut Jawa
Dari atas menara Gedung Syahbandar Tanjung Perak, perlahan anda akan melihat Laut Jawa yang biru dipadati oleh kapal-kapal yang ditambatkan di pelabuhan Tanjung Perak di kawasan Surabaya Utara. Bentang alam Pulau Madura yang datar dan rimbun terlihat teduh di pagi hari yang cerah dengan semilir angin laut yang sangat sejuk dan menenangkan.
Di sebelah kanan, ada kaan melihat kapal Ferry mengangkut penumpang ke pelabuhan Kamal. Beberapa kapal perang bersandar di pelabuhan TNI AL, dengan tugu Jalesveva Jayamahe dan Jembatan Suramadu menjulang samar di balik kabut tebal. Anda juga dapat melihat Terminal Penumpang Surya Gapura Nusantara sebagai terminal penumpang kapal laut termewah di Indonesia.
Terminal penumpang tersebut merupakan terminal yang dibangun oleh PT Pelabuhan Indonesia (Pelindo) III. Di sebelahnya terdapat deretan dermaga dengan crane yang memindahkan kargo dari badan kapal yang juga dipasang pada kolom penyimpanan tepung Bogasari. Anda perlu datang ke lokasi ini untuk mengetahui keindahan dari laut Jawa.
2. Kantor Syahbandar
Hal pertama yang Anda lihat saat kapal Ferry meninggalkan Dermaga Ujung adalah bangunan tua yang indah dengan atap hijau. Ini adalah Kantor Induk Pelabuhan Kelas Utama Tanjung Perak Surabaya yang sebelumnya dikenal sebagai Kantor Administrasi Pelabuhan Tanjung Perak. Namun tidak lama setelah itu, bangunan ini mengalami perubahan nama.
Otoritas Pelabuhan Tanjung Perak berubah nama menjadi Kantor Syahbandar Kelas Utama Tanjung Perak Surabaya pada tahun 2008, dan Otoritas Pelabuhan yang berkantor di depan Rumah Sakit PHC telah melaporkan kepada Direktorat Jenderal Pelayaran Kementerian Perhubungan . Kantor Syahbandar dan Otoritas Pelabuhan saat ini bertanggung jawab untuk mengawasi pelayaran.
Tidak hanya itu, pelabuhan ini juga bertugas untuk menuntut keselamatan pelayaran, mengkoordinasikan kegiatan pemerintah di pelabuhan, mengatur, mengelola, dan memantau kegiatan pelabuhan di pelabuhan komersial. Jadi kantor ini sangat sibuk untuk mengurus segala sesuatu yang berhubungan dengan pelayaran yang terjadi di Tanjung Perak.
3. Dapat Melakukan Observasi
Untuk mencapai gedung utama Kantor Syahbandar Tanjung Perak Surabaya, Anda dapat mengajukan proposal observasi atau penelitian ke kantor tersebut. anda dapat mengunjungi kantor induk pelabuhan kelas utama di Tanjung Perak Surabaya bersama Tim Proyek Perak, sebuah proyek untuk menilai kembali wilayah Pera di tepi utara Surabaya.
Kantor Syahbandar Kelas Utama Tanjung Perak Surabaya adalah sebuah bangunan terkenal di muara Kali Mas yang terletak di Jalan Kalimas Baru 126. Bangunan yang terdaftar ini memiliki atap hijau seperti sirip yang melindungi menara dan bangunan utama. Gedung ini merupakan markas besar Persatuan Maritim Indonesia yang memperjuangkan kemerdekaan pada tahun 1945.
Menurut Majalah Dermaga yang diterbitkan Pelindo, misi Serikat Maritim Indonesia adalah menyatukan pelaut dan pekerja konstruksi untuk bergabung dengan gerakan perlawanan bawah tanah dan memberikan informasi tentang kapal musuh dan gerakan militer. Selain itu juga melakukan pencurian senjata dan mengganggu kepentingan yang dilakukan musuh.
4. Hiasan Ornamen Arca dan Relief
Bangunan kolonial berlantai dua ini sangat kontras dengan tambahan arca dekoratif dan pahatan cerita Ramayana. Lantai pertama dan pertama digunakan sebagai kantor dan dihubungkan oleh tangga spiral menuju Menara Syahbandar Surabaya yang terdiri dari tiga lantai dimana diantaranya adalah lantai sambungan, ruang kontrol dan puncak menara.
Ruang kendali dinonaktifkan saat dipindahkan ke kantor Otoritas Pelabuhan meninggalkan monitor dan bilik telepon. Kemudian berturut-turut dengan lebar hanya 2 meter, margin keamanan tiba di puncak menara di bagian bawah. Pada ketinggian empat lantai, ada harus kuat untuk bisa mengalahkan debar jantung dan melemahnya kaki saat menaikinya.
Warna emas pada puncak menara memberikan kesan mewah pada bangunan, dengan hanya tulisan “nganjoek” di puncak menara. “Nganjoek” konon merupakan tanda tangan seorang pekerja di Nganjuk, sebuah kota di Jawa Timur yang menggambarkan puncak menara ini. Anda akan dapat menyaksikan keindahan luar biasa dari atas menara Gedung Syahbandar.
Menara Syahbandar sudah tidak aktif sejak 2008, namun AC di ruang pantau terus menjaga elektronik yang terpasang di dalamnya. Sayangnya, menara cantik ini kosong dan tidak memiliki aktivitas berarti. Anda bisa datang ke lokasi untuk bisa melihat berbagai jenis koleksi yang masih tersimpan didalamnya dna dipamerkan dalam museum Bahari.
5. Koleksi yang Tersimpan
Koleksi yang dilestarikan meliputi berbagai macam perahu, dari perahu tradisional dengan berbagai bentuk, gaya dan dekorasi hingga perahu era VOC. Selain itu, terdapat berbagai model dan miniatur kapal modern serta peralatan penunjang transportasi. Juga peralatan yang digunakan oleh para pelaut di masa lalu, seperti alat-alat laut, jangkar, teropong.
Museum Bahari menampilkan koleksi biota laut, data jenis dan persebaran ikan di perairan Indonesia, berbagai peralatan, serta cerita dan lagu tradisional dari masyarakat nelayan Indonesia. Museum ini juga memamerkan dimensi TNI AL, koleksi kartografi, model Pulau Onlast, tokoh laut nusantara, dan pelayaran kapal KPM Batavia Amsterdam.
Alamat dan Rute Menuju Lokasi Menara Syahbandar

Bagi anda yang ingin datang dan berkunjung ke kawasan gedung Syahbandar ini, anda bisa perg ke akwasan Jalan Kalimas Utara no. 26 yang terletak di Desa Nyamplung tepatnya Kecamatan pabean Cantian Kota Surabaya. Bangunan bersejarah ini telah lama tercatata dalam bangunana cagar budaya yang masih dirawat dan dijaga hingga saat ini.
Ketika datang ke kawasan ini, anda akan dapat menyaksikan berbagai hal unik dan menarik. Daiman diantaranya adalah melihat berbagai koleksi yang tersimpan di sebuah museum Bahari yang ada di Kawasan wisata Menara Syahbandar Surabaya. Bangunan ini memiliki tinggi sekitar 20 meter dan telah ada sejak tahun 1900 pada masa penjajahan Belanda.
Siapapun bisa mendatangi lokasi wisata bersejarah satu ini. Dari atas ketinggian menara, anda akan dapat menyaksikan keindahan laut Jawa yang sangat luas. Selain itu, anda juga bisa coba masuk pada museum Bahari yang ada di kawasan menara. Disana andaka akan berkesempatan untuk melihat berbagai koleksi senjata sampai tokoh kelautan Nusantara.