Harga Tiket: Gratis, Jam Operasional: 08.00-16.00 WIB, Alamat: Jl. Asia Afrika No.65, Braga, Kec. Sumur Bandung, Kota Bandung, Jawa Barat; Map: Cek Lokasi |
Pembangunan Museum Konferensi Asia Afrika bertujuan untuk mengenang adanya konferensi pada tahun 1955. Konferensi tersebut melahirkan Desa Sila Bandung yang dijadikan pedoman bangsa-bangsa terjajah dalam memperjuangkan kemerdekaannya. Diketahui destinasi ini berkaitan erat dengan gedung merdeka yang dahulu pernah menjadi tempat berkumpulnya orang-orang Eropa.
Dahulu bangunannya masih tampak sederhana ditandai dengan dindingnya yang terbuat dari papan dan penerangannya menggunakan lentera. Kemudian lambat laun pemerintah mulai memperbaiki museum ini agar terlihat megah. Penamaannya sendiri juga terinspirasi dari adanya konferensi Asia Afrika karena perundingan tersebut berhasil untuk menyatukan bangsa-bangsa di kawasannya.
Pada awalnya fasilitas di dalam museum masih sangat minim sehingga hanya sedikit yang berkunjung kesini. Kemudian pengelola terus menambahkan beberapa fasilitas penunjang yang bisa dinikmati pengunjung secara gratis. Saat ini situs bersejarah tersebut dijaga dalam naungan Dinas setempat, maka dari itu traveller yang berlibur tidak boleh merusak dan mengotori areanya.
Sejarah Museum Konferensi Asia Afrika


Adanya konferensi yang pernah diselenggarakan di Bandung mampu mempersatukan bangsa di Asia Afrika untuk menyusun kerja sama. Awalnya pendirian Museum Konferensi Asia Afrika diwujudkan oleh Jopp Ave yang bekerja sama dengan Dinas setempat dalam rangka memperingati 25 tahun konferensi tersebut. Kemudian diresmikan oleh presiden Soeharto pada tanggal 24 April 1980.
Kedudukan museum ini sempat dialihkan dari Departemen Pendidikan ke Departemen Luar Negeri. Kemudian tahun 2003 sampai sekarang situs bersejarah ini berada dalam pengawasan Diplomasi Publik. Penataan ulang museum dilakukan pada 24 April 2005 untuk merenovasi bagian yang perlu diperbaiki. Tujuannya agar peninggalan yang ada dapat dinikmati semua orang dari masa ke masa.
Koleksi Museum Konferensi Asia Afrika


✦ Buku Sejarah
Di perpustakaan museum ini terdapat beberapa buku sejarah. Mulai dari buku tentang politik, budaya, hingga dokumen penting yang berhubungan dengan Konferensi Asia Afrika. Semuanya tertata rapi di dalam rak kayu yang dirawat dengan baik oleh petugas. Di dalam buku tersebut berisi informasi penting yang menjelaskan tentang kemerdekaan negara Indonesia.
Selain itu juga ada yang berisi tentang kebudayaan dari berbagai bangsa yang dapat dibaca di salah satu bukunya. Di sisi lain terdapat surat kabar dan majalah yang dapat dipelajari. Perpustakaan ini diketahui sudah ada sejak lama, hal tersebut terlihat dari bangunannya yang kuno. Namun, tidak usah khawatir karena di dalamnya terlihat bersih dan bukunya masih nampak baru.
✦ Patung
Pada lantai lain Museum Konferensi Asia Afrika, Anda akan dibuat takjub dengan patung yang berderet rapi. Patung ini tampak menyerupai wajah para pahlawan dan semua tokoh yang terlibat dalam Konferensi Asia Afrika. Bentuknya seperti asli karena dalam pembuatannya membutuhkan waktu cukup lama. Koleksi tersebut diberi garis pembatas agar tidak bisa disentuh langsung oleh pengunjung.
Koleksi ini mempunyai informasi tertulis berupa nama dan penjelasan singkat yang menggambarkan tiap patung. Selain itu juga dilengkapi dengan aksesoris berupa pakaian, sepatu, dan lainnya. Petugas pun selalu memberikan perawatan khusus untuk menjaga benda antik tersebut.
✦ Naskah Kuno
Naskah kuno yang terpampang di dalam museum merupakan peninggalan tokoh terdahulu. Tulisannya menggunakan bahasa aksara yang tidak dapat dibaca secara jelas karena belum ada terjemahnya. Penempatan koleksi ini ada yang ditaruh di dalam rak kaca dan ada pula yang dipasang di dinding menggunakan pigura.
Pada sudut lain juga terpampang teks yang berisi tentang aturan dan informasi mengenai konferensi Asia Afrika. Teks ini ditulis langsung oleh para tokoh yang pernah terlibat dalam perundingan tersebut. Semua naskah kuno ini selalu dijaga keberadaannya agar dapat dilihat oleh semua orang yang datang ke museum.
Alamat dan Rute Menuju Lokasi Museum


Museum ini terletak di Jalan Asia Afrika No 65, Kecamatan Sumur Bandung, Kota Bandung, Jawa Barat. Lokasinya berada di pusat kota sehingga sangat mudah dijangkau wisatawan. Anda yang datang dari luar kota dapat naik pesawat dengan pemberhentian di bandara internasional Husein Sastranegara, dari sini hanya membutuhkan waktu sekitar 28 menit saja.
Jika berangkat dari arah Jalan Dr Djunjunan lurus terus sampai ke Jalan Layang Pasupati. Kemudian lanjut ke kawasan Jalan Ir H Juanda untuk menuju ke Jalan Markoni. Dari sini letak museum sudah tidak jauh lagi hanya berjarak beberapa meter saja. Saat memasuki area wisata nampak museum yang menghadap ke arah jalan raya dengan gapura selamat datang untuk menyambut tamu.
Akses jalannya mudah dilalui kendaraan roda dua dan empat karena aspalnya sudah mulus. Papan penunjuk jalan banyak tersedia di sepanjang jalan raya untuk menunjukkan rute wisata. Para pelancong juga dapat mengaksesnya melalui google maps atau bertanya langsung kepada penduduk setempat. Jadi Anda yang baru pertama kali datang ke Bandung tidak perlu takut tersasar.
Harga Tiket Masuk Wisata Sejarah
Saat berlibur ke Museum Konferensi Asia Afrika tidak ada tarif tiketnya atau gratis. Namun, bagi pengunjung yang ingin mengadakan acara di sekitar museum akan dikenai harga tersendiri. Anda bisa menikmati keindahan museum saat hari selasa sampai minggu dengan jam operasional mulai pukul 8 pagi hingga 4 sore. Saat hari libur diharapkan datang mulai pagi hari supaya tidak macet.
Pada area depan pintu masuk terlihat lahan tempat parkir dengan petugas penjaga. Khusus sepeda motor tarifnya Rp 2.000 dan untuk roda empat Rp 5.000. Pengunjung yang datang dengan rombongan bis dapat pula parkir disini karena tempatnya sangat luas. Namun harga tersebut bisa berubah sewaktu-waktu, jadi disarankan konfirmasi terlebih dahulu sebelum datang berlibur.
Kegiatan yang Menarik Dilakukan


9
1. Berfoto
Kegiatan berfoto memang sudah tidak asing lagi dilakukan saat berlibur. Apalagi di tiap sudut Museum Konferensi Asia Afrika menawarkan berbagai spot menarik yang dapat dijadikan background foto. Selain itu Anda juga dapat memotret semua koleksi yang terpampang di dalam museum. Maka dari itu sebelum berkunjung jangan lupa membawa kamera atau smartphone.
2. Mengunjungi Perpustakaan
Di dalam museum memang menyediakan perpustakaan yang bisa dinikmati secara gratis. Disana menyuguhkan beragam buku yang berisi tentang sejarah dan kebudayaan. Pengunjung yang ingin bersantai dengan suasana tenang dapat duduk di area ini. Hal yang perlu diingat tidak boleh membawa makanan saat berada di perpustakaan.
3. Berkeliling
Lahan museum yang begitu luas banyak dimanfaatkan para pelancong untuk berkeliling. Aktivitas ini dapat Anda lakukan dengan berjalan kaki bersama teman atau keluarga. Traveller akan mudah melihat tiap sisi bangunan dan koleksi museum. Petugas juga siap menemani untuk menunjukkan rute wisata dan menjelaskan sejarah museum secara lebih rinci.
4. Masuk ke Ruang Audio Visual
Ruang audio visual yang tersedia di Museum Konferensi Asia Afrika menjadi salah satu daya tarik wisata populer ini. Dahulu ruangan tersebut dipelopori oleh Abdullah Kamil yang difungsikan sebagai penayangan dokumenter film sejarah. Saat ditayangkan di layar lebar film tersebut akan menceritakan keadaan dunia mulai tahun 1950 sampai adanya Konferensi Asia Afrika.
Objek Wisata Terdekat dari Museum


1. Kawah Putih Ciwidey
Destinasi ini menyuguhkan kawah yang berwarna putih dengan kabut asap. Di sekelilingnya terpampang pemandangan alam berupa bukit dan gunung yang tampak indah. Udaranya terasa sangat dingin, sehingga Anda yang berlibur lebih baik menggunakan baju yang tebal. Jika dari arah Museum KAA hanya membutuhkan waktu sekitar 50 menit saja.
2. Dusun Bambu Lembang
Dusun bambu Lembang bisa dibilang tempat wisata tradisional khas Sunda yang desainnya unik. Di sudut lain ada danau yang sering dimanfaatkan traveller untuk hunting foto. Areanya begitu luas dan dilengkapi fasilitas penunjang seperti wahana bermain, restaurant, serta villa. Semuanya tertata dengan baik dengan model arsitektur bergaya klasik dan modern yang melebur menjadi satu.
3. Kampung Cai Ranca Upas
Perkemahan Ranca Upas memang menjadi destinasi yang diincar oleh kalangan muda maupun tua. Adanya danau dan pohon hijau menjadi daya tarik tersendiri bagi para traveller. Konsep alam terbuka ini sangat cocok digunakan untuk bersantai dan melepas penat di sela-sela kesibukan. Maka dari itu jangan lupa mampir ke Ranca Upas usai berlibur dari Museum KAA.
4. Orchid Forest Cikole
Orchid forest cikole salah satu hutan anggrek terbesar yang ada di kota Bandung. Tempatnya yang luas ditanami dengan 20.000 anggrek dengan jenis dan warna yang berbeda-beda. Diketahui spesies anggreknya tidak berasal dari Indonesia saja, tetapi juga impor dari negara lain seperti Argentina dan Amerika. Anggrek tersebut selalu diberi perawatan khusus supaya bisa tumbuh dengan baik.
Nah itulah penjelasan mengenai situs bersejarah Museum Konferensi Asia Afrika yang menyimpan cerita sejarah. Tamu yang berlibur disarankan mengajak keluarga atau kerabat terdekat untuk menikmati keindahan museum. Sebelum berlibur siapkan kendaraan agar bisa langsung menuju lokasi. Jangan lupa pula membawa peralatan dari rumah karena letaknya jauh dari pusat belanja.