Harga Tiket: Rp 2.500, Jam Operasional: Pukul 08.00-15.00 WIB Alamat: Jl. Pendopo Agung, Ngelinguk, Kec. Trowulan, Kota Mojokerto, Jawa Timur; Map: Cek Lokasi |
Museum Trowulan merupakan tempat yang berharga di bidang arkeologi, di mana Anda bisa mendapati berbagai macam artefak di dalamnya. Pengunjung akan dibawa meneliti jejak peninggalan bersejarah asal Kerajaan Majapahit saat bertandang ke sini. Meski demikian, ada pula barang yang berasal dari kerajaan lain, semisal Singhasari, Kahuripan, dan bahkan Kediri.
Namun memang, bangunan yang berlokasi di sebelah barat kolam Segaran ini dapat dikatakan sebagai museum dengan koleksi relik milik Kerajaan Majapahit paling lengkap di Indonesia. Jika ingin mengunjunginya, Anda bisa mengemudi ke arah Provinsi Jawa Timur persisnya di Kecamatan Trowulan, Kabupaten Mojokerto.
Anda akan menemukan berbagai benda peninggalan arkeologi seperti arca di dalam bangunan yang berdiri pada tanah seluas 57.625 meter persegi ini. Museum Trowulan resmi beroperasi sejak tahun 1987 dan bahkan telah didaftarkan sebagai salah satu situs Warisan Dunia Unesco. Pembangunannya pertama kali diinisiasi oleh seorang arsitek asal Belanda, Henri Maclaine Pont.
Sejarah Museum Trowulan


Asal-mula pendirian Museum Trowulan tidak dapat dilepaskan begitu saja dari penemuan situs arkeologi Trowulan pada abad ke-19. Awalnya tempat itu merupakan reruntuhan kota kuno yang keberadaannya dilaporkan oleh Sir Thomas Stamford Raffles, seorang gubernur jenderal Jawa tahun 1811 hingga 1816.
Saat itu, Thomas melaporkan sebuah lokasi berisi reruntuhan candi yang menyebar di atas lahan dengan luas beberapa mil. Hanya saja, pada mulanya masih dipenuhi oleh hutan jati rimbun sehingga cukup sulit untuk melaksanakan survei lebih jauh lagi.
Namun seiring berjalannya waktu, pemerintah setempat beranggapan bahwa penting untuk melindungi artefak di situs Trowulan dari aksi pencurian serta penjarahan. Maka dari itu, dibangunlah sejenis gudang sederhana untuk menyimpan benda peninggalan arkeologi tersebut. Gudang inilah yang kemudian dikenal sebagai Museum Trowulan seperti sekarang.
Perluasan area gudang penyimpanan dan proses alih fungsi menjadi museum dilakukan oleh Kanjeng Adipati Ario Kromodjojo Adinegoro selaku Bupati Mojokerto dan Henri Maclaine Pont yang berperan sebagai arsitek asal Belanda. Lalu, peresmian museum baru terjadi pada tahun 1987 sekaligus menjadi pertanda adanya kegiatan operasional untuk khalayak umum.
Berdiri di atas lahan seluas 57.625 meter persegi, museum ini lebih dari cukup untuk mengamankan koleksi milik gudang penyimpanan yang lama sekaligus arca batu yang berasal dari Museum Mojokerto. Selanjutnya, tak lupa museum baru tersebut juga didaftarkan sebagai salah satu kawasan Warisan Dunia UNESCO.
Koleksi Museum Trowulan


✦ Logam
Di sini, Anda bisa menemukan berbagai artefak yang terbuat dari material logam. Klasifikasi dilakukan dalam beberapa jenis misalnya koleksi mata uang tempo dulu, alat-alat musik, serta perlengkapan ipacara adat seperti cermin, guci, pedan, bokor, hingga genta.
✦ Keramik
Koleksi keramik di museum ini diproduksi oleh berbagai negara seperti Vietnam, China, dan Thailand. Tak hanya itu, kegunaan dan bentuknya pun cukup bervariasi, misalnya mangkuk, piring, teko, vas bunga, sendok, serta guci.
✦ Batu
Selain koleksi berbahan dasar logam dan keramik, Museum Trowulan juga menampung benda-benda dari bebatuan. Itu semua diklasifikasikan berdasarkan kategori arca, prasasti, komponen candi, hingga relief.
✦ Tanah Liat atau Terakota
Koleksi terakota di sini tidak kalah bervariasi. Dikelompokkan ke dalam beberapa kategori, mulai dari peralatan rumah tangga, alat-alat produksi, terakota berbentuk manusia, hingga keperluan arsitektur.
Alamat dan Rute Menuju Lokasi Museum


Berada di Kabupaten Mojokerto, Kecamatan Trowulan, tempat ini dapat Anda akses menggunakan bis jika berangkat dari Terminal Bungurasih Surabaya. Ambil rut eke arah Jombang, lalu berhenti di perempatan Trowulan.
Tak jauh dari sana, Anda dapat melanjutkan perjalanan ke bagian selatan kurang lebih sejauh 2 km. Tujuan wisata Anda persisinya terletak di Jalan Raya Trowulan, Dusun Unggahan. Adapun jika Anda domisili dari luar Provinsi Jawa Timur, bisa melewati Bandara Juanda Surabaya menumpang pesawat.
Perjalanan dari Bandara Juanda menuju Terminal Bungurasi bisa ditempuh menggunakan bis damri yang beroperasi setiap saat dan biasanya berhenti di depan gate kedatangan. Tarif tiket damri dipatok sekitar Rp 25.000 per orang.
Namun, jika enggan menggunakan kendaraan umum, Anda bisa mengganti alternatifnya dengan motor atau mobil milik pribadi. Jangan lupa berdayakan aplikasi peta online apabila itu merupakan kunjungan pertama Anda.
Harga Tiket Masuk Wisata Sejarah
Menariknya lagi, pihak pengelola Museum Trowulan mematok retribusi yang terbilang murah untuk setiap pengunjung. Anda hanya perlu membayar tiket masuk sebesar Rp 2.500 jika termasuk kelompok masyarakat umum. Namun, bagi pelajar, mahasiswa, dan anak kecil, tarifnya dibanderol senilai Rp 1.500 saja. Kemudian, turis mancanegara dikenakan biaya Rp 5.000.
Situs bersejarah ini dioperasikan setiap pukul 07.30 sampai 11.30 WIB pada hari Senin hingga Kamis. Sementara di hari Sabtu, dibuka pada jam yang sama, tetapi baru akan tutup pukul 13.30 WIB. Di sisi lain, hari Minggu dan libur nasional tidak beroperasi. Karena itu, pastikan Anda datang sesuai jadwal yang telah ditentukan oleh pihak pengelola.
Kegiatan yang Menarik Dilakukan Pengunjung


1. Belajar Sejarah
Siapa yang tidak mengenal kisah kejayaan Majapahit di masa lampau? Jika ingin mengenal jejak-jejak kedigdayaan kerajaan itu lebih dekat, maka berkunjung ke Museum Trowulan merupakan pilihan terbaik bagi Anda.
Apalagi, Anda akan mendapati berbagai jenis pepohonan di lingkungan sekitar museum. Tak pelak, suasana di area ini terbilang sejuk sehingga cukup menyenangkan untuk menikmati udaranya, sembari melihat-lihat artefak kuno yang unik dari zaman kejayaan Majapahit.
Hanya saja, ada larangan khusus yang ditetapkan oleh pihak pengelola di mana pengunjung tidak dibolehkan mengambil gambar ataupun merekam video. Di sini, Anda benar-benar hanya datang untuk belajar sejarah, bukan untuk berfoto ria.
Di lain pihak, artefaknya telah dilengkapi dengan sejumlah informasi relevan, seperti peta Jawa Timur yang menampilkan lokasi sebaran dan temuan benda-benda kuno tersebut.
2. Mampir ke Kawasan Pemukiman Era Majapahit
Tak hanya menawarkan wisata bernilai sejarah di dalam museum, lokasi berharga ini juga bisa membawa Anda berkeliling di kawasan pemukiman era Majapahit. Lokasinya tidak terlalu jauh dari bangunan utama, pengunjung hanya perlu berjalan beberapa meter mengikuti petunjuk yang sudah disediakan pengelola.
Situs pemukiman itu akan menampilkan bekas-bekas bangunan dari zaman Majapahit. Sayangnya, Anda tidak diizinkan untuk melihat dari dekat dan hanya boleh berdiri di kejauhan. Jika ingin menyaksikan pemandangan yang sedikit lebih jelas, telah disediakan gardu pandang di dekatnya.
Paling tidak ada lima bangunan bekas pemukiman yang bisa ditemukan, di mana akan melengkapi proses pengamatan Anda. Adapun informasi mendetail mengenai pemukiman ini bisa dibaca pada papan informasi di sekelilingnya.
Meski ruang gerak pengunjung cenderung dibatasi, tetapi itu tidak akan mengurangi keseruan belajar sejarah, khususnya bagi Anda yang memang menyukai kisah-kisah masa lampau. Habiskan waktu Anda dengan mencari tahu jejak kerajaan paling berjaya dalam perjalanan panjang Nusantara.
3. Memanfaatkan Fasilitas Sebaik Mungkin
Bisa dibilang, fasilitas di Museum Trowulan lumayan lengkap, dimulai dari keberadaan musala, taman bermain anak, bangku-bangku tempat duduk, pendopo, kantin, hingga papan penunjuk jalan. Selama berlibur di sini, dapat dipastikan Anda tidak akan kesulitan memenuhi kebutuhan dasar ataupun untuk sekadar bersenang-senang.
Bagi yang datang bersama keluarga kecil, maka dapat memanfaatkan taman bermain anak di bagian luar museum. Tersedia papan seluncuran, jungkat-jungkit, ayunan, dan lain sebagainya, tidak perlu bingung untuk mencari hiburan bagi anak Anda.
Kemudian, bagi yang ingin memenuhi kebutuhan akan foto demi konten di sosial media, dapat menjadikan museum atau ikon-ikon di tempat ini sebagai latar belakang. Meski Anda tidak diizinkan mengambil gambar di dalam museum, tetapi bukan berarti sama sekali dilarang untuk eksis.
Ada beberapa lokasi yang dapat Anda kunjungi selain situs pemukiman era Majapahit, di antaranya yakni candi tikus, pendopo agung, makam tujuh, umpak tujuh belas, hingga candi kedaton. Tinggal disesuaikan saja dengan selera pribadi, jangan sampai lupa menikmati momen yang terjadi hanya karena ada larangan untuk mengambil gambar atau video selagi di dalam museum.
Sebagai ganti larangan mengambil foto, Anda bisa membuat catatan kecil di buku atau ponsel untuk melengkapi perjalanan wisata sejarah ini.
Objek Wisata Terdekat dari Museum Trowulan


1. Candi Jolotundo
Ini merupakan lokasi pemandian Raja Udayana yang saat itu berstatus sebagai Raja Bali, di mana dia berencana menikahi Putri Gunapriyadharmatpatni asal Pulau Jawa. Di sini, Anda akan menemukan dua area kolam renang yang berbeda. Konon, perbedaan tersebut menggambarkan adanya pemisahan antara keluarga kerajaan perempuan dan keluarga kerajaan laki-laki.
2. Situs Kedaton
Dahulu lokasi ini diduga sebagai tempat pemukiman karena terdapat sejumlah ruangan yang dibuat menggunakan material batu bata merah. Diperkirakan sudah dibangun sejak abad ke-13 dan merupakan saksi bisu kejayaan Mahjapahit di masa silam.
3. Candi Brahu
Tempat ini merupakan salah satu candi Budha yang berlokasi di Mojokerto. Suasana di sekitarnya cenderung rindang dan memiliki pemandangan yang ciamik. Jangan lupa mampir ke sini saat Anda menyambangi museum ini.
Museum Trowulan akan membawa Anda menelusuri peninggalan dari era Majapahit. Lokasi wisata yang sangat tepat bagi para penikmat sejarah!