De Javasche Bank merupakan bangunan peninggalan Belanda yang diberdayakan sebagai cagar budaya dan wisata sejarah di Surabaya. Pilar-pilar tinggi memberi kesan arsitektur ala Eropa, peninggalan berupa koleksi pencetak uang dan mata uang zaman dahulu.
Harga Tiket: Gratis, Jam Operasional: Pukul 09.00-16.00 WIB, Alamat: Jl. Garuda No.1, Krembangan Selatan, Kec. Krembangan, Kota Surabaya, Jawa Timur; Map: Cek Lokasi |
Jika Anda bosan berwisata ke destinasi alam, mungkin urban travel atau wisata kota bisa jadi alternatif. Anda tidak perlu keluar budget mahal untuk menelusuri keindahan sudut-sudut kota. Salah satu opsinya pergi ke Museum De Javasche Bank di Surabaya, jadi Anda bisa liburan sekaligus belajar sejarah. Ingin tahu apa saja keistimewaan dari museum bersejarah ini? Simak ulasan berikut.
➤ Tiket Masuk Blockbuster Museum Surabaya
Sekilas Tentang Museum De Javasche Bank

Salah satu hal menarik dari urban travel ialah mengagumi sejarah kota dan cagar budayanya. Itulah yang Anda dapatkan ketika mengeksplorasi Surabaya, dimana kota ini meninggalkan banyak jejak masa kolonial. Terbukti dari bangunan Museum De Javasche Bank yang arsitekturnya mirip gedung-gedung milik Belanda terdahulu.
Gedung bersejarah ini dibangun pada tahun 1829, dan menjadi bank sentral Hindia Belanda. Pada era kolonialisme bank sentral tersebut bermarkas di Batavia (Jakarta), sedangkan di Surabaya bank sebagai perantara daerah. Setelah Indonesia merdeka, bangunan ini di restorasi dan menjadi gedung Bank Indonesia. Itulah mengapa masyarakat mengira DJB adalah cikal bakal bank sentral ini.
Daya Tarik yang Dimiliki Museum De Javasche Bank

Berkunjung ke bangunan ini membuat Anda seolah menemukan warisan arsitektur terbaik. Pasalnya bangunan ini merupakan peninggalan masa kolonial, meskipun sudah diubah di beberapa bagian. Namun masih meninggalkan kesan bangunan Belanda yang dikombinasi dengan gaya modern. Jadi tak heran jika gaya gedung tampak unik dan menarik bagi penyuka wisata sejarah.
Begitu tiba Anda disuguhi dengan pemandangan pilar-pilar klasik yang menjulang tinggi. Tiang penyangga tersebut kokoh berdiri dan masih mempertahankan gaya arsitektur Eropa. Didominasi oleh warna putih berhiaskan keramik dengan motif lawas, seakan menambah kesan jadul. Walaupun mempertahankan desain lama, tapi beberapa pilar ada yang sudah dirombak ulang.
Masuk ke lantai dua Anda akan menemukan ruangan luas, yang mana keistimewaan pilar semakin terlihat. Kehadiran lampu gantung klasik turut menambah kesan lawas di sekitarnya. Di ruangan tersebut juga dipajang foto-foto yang menggambarkan sejarah perbankan. Biasanya pengunjung menjadikan ruangan ini inspirasi untuk mengambil foto ala vintage.
➤ Cek Tiket Terraland Galaxy Mall Surabaya
Tidak jauh dari ruangan di lantai dua ini, terdapat tangga besi yang mengarah ke lantai tiga. Hampir seluruh permukaannya dilapisi warna coklat, menyatu dengan arsitektur ruangan berwarna putih. Bagian pegangan tangga terbuat dari material kayu dengan ornamen garis-garis, kesan vintage-nya cukup kental di tangga ini. Tak heran jika sering dijadikan salah satu spot favorit oleh pengunjung. Tapi dihimbau pelan-pelan saat menaiki tangga karena suara langkah terdengar cukup kencang.
Naik ke lantai tiga, ruangan dalam museum ini dikelilingi oleh jendela berukuran besar. Bentuknya persegi panjang dan dilapisi teralis besi yang sangat kokoh, dengan ornamen ukiran kecil di sudut jendela. Cocok untuk para pengunjung yang ingin dipotret ala-ala siluet, sebab bias cahaya dari luar yang menerobos ke dalam.
Di lain ruangan, pengunjung bisa melihat bekas area kerja teller saat De Javasche Bank masih beroperasi. Pemerintah Kolonial mendesain ruangan kerja para teller dengan pengamanan ekstra. Anda dapat menyaksikan ruangan berbentuk kotak dan terbuat dari kayu, dikelilingi jaring besi kokoh. Desain sekat-sekat inilah yang menarik perhatian para pemburu foto.
Tak ketinggalan salah satu ciri khas dari museum ini adalah pintu dorong klasik dari besi dan baja. Dari sebagian bangunan yang direnovasi, hanya pintu ini yang masih dipertahankan keasliannya. Menurut sejarah pintu besi ini dibuat pertama kali tahun 1900an, sampai sekarang masih berdiri kokoh. Dihiasi dengan teralis besi sepanjang pintu dorong.
Di dalam Museum De Javasche Bank dipajang sejumlah dokumentasi tentang perbankan. Sehingga Anda bisa belajar bagaimana sejarah sebelum nama gedung diubah menjadi Bank Indonesia. Kemudian diulas pula kilas balik pertama kali pemerintah mencetak uang dan beredar di masyarakat. Anda juga bisa melihat koleksi mata uang zaman dahulu sampai sekarang.
Alamat dan Rute Menuju Lokasi

Anda bisa menemukan gedung warisan Belanda ini di Jalan Garuda No. 1 Krembangan Selatan, Surabaya, Jawa Timur. Letaknya mudah dijangkau karena tidak jauh dari Jembatan Merah Plaza. Akses jalannya bisa ditempuh dari berbagai arah dan dilewati oleh berbagai angkutan umum. Dijamin tidak akan nyasar jika Anda memutuskan berwisata di tempat ini.
Apabila Anda datang dari luar kota, Anda bisa naik kereta api lalu turun di Stasiun Surabaya Kota. Jarak stasiun dengan museum lebih dekat dibandingkan bila Anda dari arah bandara, perlu naik taksi dulu. Dari stasiun Anda bisa menuju lokasi menggunakan angkutan umum, tinggal cari tujuan DJB. Boleh juga memesan kendaraan online dengan tujuan destinasi ke museum wisata ini.
Untuk masuk ke museum ini pengunjung tidak dikenakan biaya apapun alias gratis. Hanya membayar retribusi parkir untuk motor sekitar 3 ribu, sedangkan mobil dan bus sebesar 5 ribu. Sebelum masuk pengunjung akan diminta mengisi buku tamu, mejanya berdekatan dengan layanan informasi. Anda bisa berkunjung ke objek wisata ini setiap hari mulai pukul 09.00-16.00 WIB.
Kegiatan Seru yang Bisa Dilakukan di Museum De Javasche Bank

1. Belajar Sejarah Perbankan Indonesia
Awal dibangun tahun 1892, dulunya museum ini adalah gedung De Javasche Bank. Pasca kemerdekaan berubah menjadi gedung Bank Indonesia. Kemudian tahun 2012 dijadikan sebagai cagar budaya milik kota Surabaya. Cerita lengkap bagaimana sejarahnya sampai ada pergantian nama bangunan bisa Anda lihat di dokumentasi yang dipajang dalam museum.
Pengunjung dapat melihat perkembangan mata uang dari zaman Hindia Belanda sampai era reformasi. Baik jenis mata uang kertas dan logam semua tersedia disini, pengunjung dapat melihatnya dari dekat. Bahkan turut dijelaskan sejarah adanya mata uang rupiah, dari masih ada era barter hingga sekarang ada transaksi uang. Benar-benar menambah wawasan baru tentang perbankan.
Anda akan semakin terpesona dengan kehadiran koleksi mesin-mesin perbankan dari masa ke masa. Seperti mesin penyortir uang, mesin perusak kertas lama, hingga mesin pencetak mata uang. Sebagian besar mesin masih berbentuk utuh, walupun ada beberapa yang sudah rusak. Deretan pajangan mesin-mesin tersebut mempunyai kesan kuno dan sarat akan nilai sejarah.
Di sebelah mesin-mesin yang dipamerkan tersebut pasti disertakan penjelasan singkat. Selain Anda bisa mengagumi keunikan benda sejarah ini, Anda dapat mempelajari sekilas manfaat dan fungsi mesin. Jadi Anda tidak hanya sekedar berlibur untuk refreshing pikiran tapi juga mendapatkan banyak wawasan baru.
2. Berkeliling Area Museum
Bangunan ini terdiri dari tiga lantai dan terbagi menjadi beberapa ruangan. Di lantai satu terdapat ruang koleksi mata uang lama, konservasi, dan harta budaya. Lalu di lantai dua terdapat ruangan yang dulunya digunakan untuk pelayanan bank, salah satunya ruang teller. Ada pula ruang tunggu dan pintu putar klasik yang masih berfungsi, berada di lantai lainnya.
Sedangkan lantai tiga berupa ruangan luas dengan jendela-jendela besar. Anda bisa swafoto disini dengan latar jendela berbentuk klasik ini. Di lantai dua juga ada ruangan serupa, bedanya di dinding terdapat pajangan koleksi milik DJB. Anda bisa berkeliling seluruh ruangan di museum perbankan ini, sambil mengagumi arsitektur bangunan gaya Eropa Klasik.
3. Hunting Foto
Museum De Javasche Bank memiliki corak Neo-Rennaissance, yang membuat arsitekturnya unik. Hal ini yang dijadikan para pengunjung sebagai spot foto instagramable, kesan vintage nya bagus di jepretan kamera. Bukan hanya tampilan luar saja, bagian dalam pun mengusung konsep yang sama. Jadi tak heran jika tempat ini sering menjadi objek para fotografer.
Spot pertama di bagian luar gedung yang berada di tepi jalan. Anda bisa pose berdiri dengan latar belakang gedung, atau gaya seolah berjalan menyusuri trotoar samping gedung. Spot kedua terletak di lantai dua museum, ada hall yang menampilkan kesan vintage dan sangat keren sebagai latar foto. Terakhir di bilik pelayanan atau ruang teller, yang punya pintu kuno untuk spot foto instagenic.
Fasilitas yang Tersedia di Museum De Javasche Bank

Di pintu masuk museum Anda akan menjumpai meja informasi, tempat pengunjung bisa bertanya seluk beluk museum. Ada pula kamar mandi untuk laki-laki dan perempuan, bersih dan nyaman untuk keperluan buang air.
Pemandu wisata sejarah ini juga tersedia bagi Anda yang membutuhkan serta mau belajar sejarahnya perbankan di Indonesia lebih dalam. Bahkan bisa minta tolong saat mengambil foto ke para petugas museum.
Surabaya bukan hanya dikenal sebagai kota industri saja, tapi juga menyimpan kisah sejarah perjuangan di masa kolonial. Tak heran bila disebut sebagai Kota Pahlawan, meninggalkan De Javasche Bank sebagai objek wisata sejarah. Bangunan bergaya Eropa ini menjadi jujugan wisatawan untuk belajar mengenai kilas balik perbankan, sekaligus liburan dan hunting foto.