Keindahan Istana Air, Taman Sari Jogja memang tidak ada duanya. Bangunan yang memiliki sejarah begitu kental dengan sejarah Keraton Jogja. Anda juga bisa menemukan fakta hingga mitos dan sejarah di balik megahnya bangunan Taman Sari.
Harga Tiket: Rp 5.000, Jam Operasional: 09.00–15.00 WIB, Alamat: Patehan, Kec. Kraton, Kota Yogyakarta, DI Yogyakarta; Map: Cek Lokasi |
Menjelajah Yogyakarta memang menjadi agenda liburan yang menggiurkan. Anda bisa mengunjungi banyak tempat menarik, salah satunya yang tak pernah sepi pengunjung Taman Sari Jogja. Tempat satu ini menyimpan pesona lengkap dengan fakta juga mitosnya yang begitu menarik. Anda bisa menyimaknya dalam ulasan berikut.
Sekilas Tentang Taman Sari Jogja

Kejayaan Keraton Yogyakarta memang masih menyisakan beberapa nilai sejarah hingga saat ini. Nilai nilai kesultanan ini begitu kental dan tidak bisa dihilangkan begitu saja. Terutama jika Anda kembali menoleh pada sejarah Keraton Ngayogyakarta Hadiningkrat. Maka kita tidak bisa mengabaikan bangunan bangunan istana juga area lainnya yang dahulunya pernah disinggahi para raja beserta keluarga.
Begitu juga dengan Taman Sari yang memiliki sejarah tersendiri bagi Keraton. Walaupun sudah termakan usia namun sisa sisa kemegahan yang dimilikinya masih ada hingga saat ini. Taman Sari sendiri dahulunya adalah taman istana yang digunakan sang raja maupun keluarga kerajaan untuk bercengkrama.
Nilai historikal yang kuat ini masih melekat pada setiap sendi bangunannya. Tak hanya itu, Taman Sari juga memiliki daya magis yang menjadikan wisatawan selalu ingin mengunjunginya. Destinasi wisata sejarah ini juga memiliki arsitektur yang sangat pas untuk dijadikan sebagai lokasi hunting foto kekinian. Fakta, mitos dan sejarahnya juga menarik untuk digali.
Sejarah dan Filosofi di Taman Sari Jogja

Sebelum melangkah lebih jauh terkait dengan objek wisata andalan Jogja ini, Anda juga perlu mengetahui sejarahnya. Istana Air ini sendiri dibangun di atas puing puing keraton lama yang dikenal dengan Pesanggrahan Garjitawani. Taman ini dibangun di tahun 1758 hingga 1765 saat masa pemerintahan Sultan Hamengku Buwono I.
Memiliki julukan sebagai The Fragnant Garden, Taman Sari berdiri di lahan seluas 10 hektar lebih dengan bangunan indah yang jumlahnya 57. Bangunan tersebut meliputi, danau buatan dengan pulaunya, kolam pemandian, jembatan gantung, kanal air, lorong bawah tanah dan juga berbagai jenis bangunan lainnya yang menarik.
Selesai di bangun pada tahun 1765, pada saat itulah bangunan ini masuk dalam ases kesultanan hingga 1812. Dengan pembangunan yang megah, semua biaya dari keraton ini ditanggung oleh Bupati Madiun saat itu yang bernama Tumenggung Prawirosentiko. Hal ini membuat masyarakat Madiun di bebaskan dari kewajiban akan pajak sebagai imbalannya.
Untuk arsitek yang menggarap Taman Sari sendiri merupakan seorang yang berkebangsaan Portugis bernama Demang Tegis. Tak heran jika bangunan ini identik dengan arstitektur Portugis juga Jawa yang dipadukan. Pemimpin pembangunan taman ini sebelumnya Tumenggung Mangundipuro yang kemudian digantikan oleh Pangeran Notokusuma hingga pembangunan selesai.
Tidak hanya memiliki sejarah yang cukup panjang dalam pembangunannya, Taman Sari ini juga memiliki filosofi tersendiri. Perlu Anda ketahui jika sejak awal Pesanggrahan Taman Sari ini dibangun guna pertahanan tetapi jika diartikan secara phisik. Tetapi jika dalam artian filosofi, terdapat dua nilai yang ingin didiskipsikan dari bangunan ini.
Nilai yang pertama adalah kesenangan duniawi yang digambarkan pada kolam dan juga taman yang indah. Sementara pada bangunan utama terdapat Mihrab dan juga sumur gemuling. Bisa diartikan jika sumur gemuling adalah ujian bagi seseorang di kehidupan dunia. Karena lokasinya yang dekat dengan Mihrab yang menggambarkan aturan Ilahi.
Inilah filosofi utama yang digambarkan dalam pesanggrahan Taman Sari juga pesanggrahan yang lainnya. Banyak juga yang mengatakan jika tempat ini merupakan pemandian permaisuri serta putri raja di masanya. Wajar saja jika bangunan yang dimiliki Taman Sari begitu megah dan indah di setiap sudutnya, yang masih bisa dilihat jejaknya hingga kini.
Di balik keindahannya, ternyata Taman Sari juga memiliki beberapa mitos yang unik. Percaya atau tidak, mitos ini sudah tersebar sejak lama di masyarakat. salah satunya adalah mitos tentang lorong dari istana air ini yang bisa tembus hingga Pantai Selatan. Taman Sari memang memiliki dua lorong, yang pertama dikenal dengan Urung Urung Timur.
Dan yang kedua Urung Urung Sumur Gumuling. Pada lorong timur memiliki panjang sekitar 45 meter yang akan menghubungkan Pulo Kenanga dan Pulo Panembung. Sementara lorong kedua memiliki panjang sekitar 39 meter, dimana ujungnya akan menuju Sumur Gumuling dengan 5 anak tangga mengelilinginya.
Tidak hanya itu, Mitos lainnya mengatakan jika Sumur Gumuling merupakan tempat pertemuan antara Sultan Yogyakarta dan Nyi Roro Kidul. Dilansir dari Detik.com, seorang Pengawas mengatakan jika Sri Sultan Hamengku Buwono I memang membuat Keraton pada satu sumbu lurus imajiner yang menghubungkan Pantai Parangtritis dan Gunung Merapi.
Menjelajah Spot Menarik dari Istana Air

Mengunjungi Taman Sari tidak hanya bisa menelusuri sejarahnya, tetapi juga memiliki beberapa spot menarik yang bisa dijelajahi. Area tempat satu ini dibagi menjadi 4 bagian, yakni mulai dari sisi barat yang memiliki danau dan juga pulau buatan. Sementara untuk bagian selatan terdapat kolam garjitawati, umbul binangun dan juga pesarean ledoksari.
Hanya saja, saat ini yang bisa dinikmati hanyalah bagian Taman Sari Jogja yang sebelah Barat Kedathon saja. Mengingat sisanya memang hanya tinggal puing puing saja. Bahkan ada yang sudah hilang hanya berbekas namanya saja. Dan area taman luas ini saat ini juga sudah dijadikan sebagai pemukiman penduduk. Tapi spot spot berikut tetap menarik dikunjungi.
1. Kolam Taman Sari
Begitu Anda menginjakkan kaki di bangunan megah ini, Anda akan disambut dengan ornamen ornamen yang berada di dinding gapura. Ornamen ini dituangkan dalam bentuk ukiran yang futuristik dengan guratan seni yang kental. Setelah melalui gerbang, Anda akan disuguhkan 2 buah kolam. Kolam ini tentunya memiliki nama dan fungsi masing masing.
Di dalam taman sari sendiri terdapat 3 kolam, yang keduanya bisa Anda temui setelah gerbang ini. Dimana kolam untuk raja dikenal dengan Umbul Panguras dan Umbul Kawitan untuk putri raja. Sementara untuk para selir raja dikenal dengan Umbul Pamucar. Kolam ini seringkali dijadikan tempat untuk mengambil foto foto kekinian pengunjung.
Karena memang di kolam ini juga memiliki ornamen unik yang menunjukkan betapa megahnya bangunan ini. Ornamen itu berupa air mancur dengan bentuk kepala naga. Semakin semarak dengan tambahan pot pot bunga yang ada di sekelilingnya. Kolam ini kadang masih di isi oleh air jernih yang berkilauan saat tertimpa cahaya.
2. Gapura Panggung dan Agung
Tak jauh dari kolam renang, Anda bisa melihat kemegahan gapura panggung. Perlu Anda tahu yang boleh memasuki gapura tersebut hanyalah raja dan keluarga. Di atas gapura ini, biasanya raja akan menikmati keindahan Taman Sari. Dahulu dari atas Raja bisa menikmati danau buatan dan taman bunga yang begitu cantik.
Gapura Panggung ini juga dilengkapi dengan tangga yang dibuat dari kayu jati yang masih kokoh hingga saat ini. Bangunan lain yang tak kalah cantik adalah Gapura Agung. Dahulu gapura ini sebagai lokasi transit dari kereta kencana kesultanan. Ornamen khas berupa bunga bunga dan sayap burung bisa Anda lihat di Gapura Agung.
3. Sumur Gamuling
Selanjutnya yang menjadi spot favorit adalah Sumur Gamuling. Sumur satu ini banyak sekali muncul di sosial media, mengingat pengunjung tidak ingin melewatkan berfoto di tengahnya. Jangan heran ketika Anda ingin berfoto harus mengantri terlebih dahulu. Alasannya, jelas karena bagian ini sangat artistik dan instagramable.
Sumur Gumuling adalah sumur yang bawahnya adalah sebuah masjid juga jadi bunker perlindungan. Masjid tersebut memiliki dua tingkat dengan bentuk melingkar sampai 360 derajat dengan bagian tengah yang berlubang. Di dalam bangunan Masjid, terdapat sumur yang dikelilingi oleh tangga. Tangga ini melambang Rukun Islam, itulah mengapa jumlahnya ada 5.
Anda bisa menuruni anak tangga yang ada di masjid untuk membuat Anda menemukan tangga yang saling berhubungan. dan untuk mencapai masjid, Anda harus lebih dahulu melewati gerbang yang berada di tingkat dua.
4. Gedung Kenongo
Spot artistik selanjutnya yang tidak bisa dilewatkan adalah Gedung Kenongo. Gedung ini merupakan gedung yang paling tinggi di antara gedung di kompleks taman Sari lainnya. Dan hingga kini masih berfungsi normal, dulunya berfungsi sebagai tempat untuk jamuan makan sang rasa. Anda wajib untuk menyempatkan mengunjungi gedung ini jika datang pada sore hari.
Sebab di gedung ini Anda bisa menyaksikan keindahan sunset dari Kota Jogja. Pesona sunset inilah yang membuat banyak pengunjung enggan untuk melewatkannya. Tidak hanya itu, Anda juga bisa menikmati keseluruhan kompleks dari taman sari Jogja ini. Perjalanan di gedung ini akan menutup jelajah Anda di wahana wisata kental akan sejarah ini.
Harga Tiket Masuk dan Fasilitas Taman Sari Jogja

Buka mulai pagi yakni sekitar jam 8 pagi sampai jam 2 siang saja, Anda tidak perlu merogoh kocek mahal. Pengunjung hanya akan dikenakan biaya sekitar Rp. 5 ribu saja, sementara untuk wisatawan internasional sekitar Rp. 7 ribu. Anda yang menggunakan jasa tour guide harus menambah biaya sekitar Rp. 25 ribu dan biaya kamera sekitar Rp. 2 ribu jika membawa kamera.
Tentunya bukan harga yang mahal, mengingat Taman Sari juga memiliki fasilitas yang memadai. Pengunjung bisa menemukan toilet, tempat parkir, toko cinderamata hingga pemandu wisata. Pengunjung juga bisa menemukan fasilitas untuk makan serta menginap di sekitar lokasi. Dengan begitu Anda tak perlu khawatir saat liburan ke tempat satu ini.
Rute Menuju Lokasi Taman Sari Jogja

Lokasi Taman Sari tidak sulit untuk dijangkau, hanya sekitar 15 menit dari Keraton Jogja. Anda bisa menggunakan kendaraan pribadi atau umum untuk tiba di taman ini. Salah satu pilihan rute bisa melalui Kawasan Malioboro, melewati Titik Nol Kilometer dan menuju ke Alun Alun. Setelah itu belok kanan ke Jl. Ngasem, lurus menuju Pasar Ngasem dan Belok kiri menuju Jl. Tamanan.
Sekitar 100 meter Anda sudah bisa menemukan pintu masuk Taman Sari. Selain itu, Anda juga bisa melalui jalur dari pusat Alun Alun ke arah barat dengan melewati Jl. Patehan Lor. Anda bisa langsung menemukan Jl. Taman dan masuk hingga akhirnya menemukan gerbang Taman Sari Jogja.
Objek wisata ini hingga saat ini memang tak pernah sepi pengunjung. Berbagai kalangan seakan tak ingin melewatkan kemegahan Taman Sari ini. Saat Anda di Jogja, tak ada salahnya untuk mampir. Pastikan Anda datang lebih pagi karena akan tutup jam 2 siang. Selain itu jangan lupakan charger hp atau kamera Anda agar bisa puas berfoto foto.