Harga Tiket: Gratis, Jam Operasional: 24 Jam, Alamat: Jl. Pandanaran, Mugassari, Kec. Semarang Selatan, Kota Semarang, Jawa Tengah; Map: Cek Lokasi |
Berlibur di kota lumpia, Semarang, tidak afdol apabila Anda tidak melihat secara langsung monumen kokoh bernama Tugu Muda yang merupakan landmark dari kota ini. Tugu yang berdiri di sisi selatan bundaran di tengah kota ini adalah salah satu monumen bersejarah di kota Semarang, yang mana kawasan tersebut berdekatan dengan banyak bangunan bersejarah lainnya. Tugu ini dibangun untuk mengenang peristiwa bersejarah Pertempuran Lima Hari di Semarang.
Sejarah Singkat Tugu Muda

Tugu dengan tinggi kurang lebih 53 meter ini dibangun sebagai bentuk untuk mengenang peristiwa sejarah, perjuangan para pemuda di Semarang yang melawan tentara Jepang dalam mempertahankan kemerdekaan. Peristiwa bersejarah tersebut dikenal dengan nama Pertempuran Lima Hari di Semarang.
Pertempuran Lima Hari di Semarang sendiri terjadi karena dipicu oleh terbunuhnya seorang tokoh bernama dr Kariadi. Nama dr Kariadi bahkan saat ini diabadikan sebagai nama suatu rumah sakit di kota tersebut. Dimana kematian dari dr Kariadi tersebut terjadi ketika beliau hendak memeriksa tandon air Wungkal yang ada di daerah Candi Lama atau sekarang dikenal sebagai reservoir Siranda.
Kabarnya, kematian dari dr Kariadi diakibatkan oleh tentara Jepang yang meracuninya. Peristiwa ini kemudian membuat warga menjadi gelisah dan terpecahnya perang dari kedua belah pihak. Terlebih saat itu terdapat 8 polisi istimewa yang tengah menjaga tandon dan diketahui diserang oleh tentara Jepang.
Kedelapan polisi yang menjaga tandon tersebut ditangkap, dilucuti, kemudian disiksa oleh para tentara Jepang di Markas Ki Do Kutai yang ada di Jatingaleh. Kejadian ini membuat keberanian para pemuda meningkat, mereka kemudian bahu membahu bersama dengan tentara BKR untuk melakukan serangan balasan pada tentara Jepang.
Pada akhirnya, pertempuran yang lebih besar kemudian meletus. Pasukan Jepang yang dipimpin oleh Mayor Kido bahkan menyerbu hingga pusat kota dengan tujuan untuk menguasai kota Semarang. Pertempuran 5 Hari di Semarang ini merenggut sekitar 400 jiwa tentara pihak Jepang dan sekitar 2.000 jiwa dari pihak Indonesia.
Untuk mengenang pengorbanan rakyat, sebuah tugu kemudian dibangun di tengah alun alun kota yang diberi nama Tugu Muda Semarang pada 28 Oktober 1945. Sayangnya, tugu ini sebenarnya tidak lama berdiri karena selanjutnya dibongkar oleh tentara Belanda yang telah bergabung dengan NICA dan RAPWI.
Pembangunan ulang Tugu Muda direncanakan sekitar tahun 1950, atas inisiatif mantan anggota Angkatan Muda seperti Letnan Kolonel Sudiarto, Suwarno, Salim, Tjipto, Suroso, dan Martadi. Bahkan dibentuk suatu panitia khusus yang bertugas dalam mempersiapkan pembangunan ulang tugu tersebut.
Meski pada akhirnya susunan panitia mengalami perubahan dalam perjalannya dan kemudian diketuai oleh RM. Hadisoebeno Sosrowerdoyo, walikota Semarang ketiga, namun tugu berhasil dibangun kembali. Tugu baru dibangun di depan kantor Divisi Diponegoro di Simpang Lima, dan mulai dilakukan pada bulan Mei 1952.
➤ One Day Tour Semarang: Lawang Sewu, Sam Poo Kong, Kota Lama, Cimory
Peletakan batu pertama untuk Tugu Muda baru tersebut dilakukan oleh R. Boedijono yang merupakan gubernur Jawa Tengah ketiga. Dimana biaya pembangunan tugu sendiri diperoleh dari sumbangan masyarakat Semarang. Tugu ini selanjutnya diresmikan oleh presiden Soekarno pada 20 Mei 1953, bertepatan dengan Hari Kebangkitan Nasional.
Alamat dan Rute Menuju Lokasi Monumen

Karena berada di tengah kota, tidak sulit untuk menemukan Tugu Muda Semarang, Jawa Tengah. Dimana tugu ini berada di bundaran yang dikelilingi oleh beberapa jalan sekaligus yakni Jalan Pemuda, Jalan Imam Bonjol, Jalan Pandanaran, dan Jalan Mgr. Sugiyopranoto. Lokasi tersebut hanya perlu menempuh perjalanan sekitar 15 menit saja dari arah Bandara Ahmad Yani.
Anda bisa melalui jalan Yos Sudarso yang mengarah ke Bundaran Kalibanteng. Kemudian belok ke kiri ke arah Jalan Jenderal Sudirman, lalu ikuti jalan tersebut sejauh kurang lebih 4 kilometer. Nantinya Anda akan melihat bundaran dengan tugu di bagian sisi selatannya.
Untuk menuju ke Tugu Muda sendiri Anda bisa menggunakan kendaraan pribadi maupun transportasi publik, karena akses jalannya sudah baik dan bisa dilalui oleh berbagai macam jenis transportasi termasuk bus pariwisata. Bus Trans Semarang dan angkutan kota berwarna orange juga biasanya melewati kawasan satu ini.
➤ Paket Wisata Semarang: Candi Gedong Songo, Ayanaz, Eling Bening
Apabila memilih membawa kendaraan pribadi, Anda bisa memarkirkan kendaraan di Jalan Inspeksi yang berada di sebelah kanan Lawang Sewu, atau bisa juga di pelataran parkir Museum Mandala Bhakti. Nantinya Anda hanya perlu berjalan kaki dan menyeberang ke arah bundaran tugu. Namun harap berhati hati ketika menyeberang, karena jalan yang mengelilinginya tidak pernah sepi.
Makna Dibalik Bangunan Monumen Bersejarah

Tugu Muda berada di sisi selatan dari bundaran yang mengelilinginya, di tengah pertemuan antara Jalan Pemuda, Jalan Mgr. Sugiyapranata, Jalan Pandanaran, dan Jalan Imam Bonjol yang tidak jauh dari bangunan cagar budaya Museum Mandala Bhakti dan Lawang Sewu. Jika diperhatikan, bangunan ini sendiri memiliki bentuk seperti sebuah lilin.
Dimana pada bagian kepala tugu terdapat bentuk seperti api yang tengah menyala. Dipilihnya bentuk api di bagian kepalanya merupakan sebuah gambaran untuk menunjukkan semangat juang masyarakat kala itu, yang memiliki semangat tidak pernah padam dalam mempertahankan kemerdekaan Indonesia.
Sementara bagian tengah tugu memiliki bentuk seperti bambu runcing, menggambarkan senjata yang digunakan oleh para pejuang dalam usaha mereka untuk mempertahankan kemerdekaan Indonesia. Bambu runcing tersebut dibuat dengan bentuk tegak ke atas dan berjumlah lima buah.
Jumlahnya yang terdapat lima buah tersebut untuk menggambarkan Pertempuran Lima Hari di Semarang, yang terjadi pada tanggal 15 sampai 19 Oktober 1945. Lalu di bagian bawah bambu runcing juga terdapat lima buah batu, yang memiliki pahatan bintang, rantai, pohon beringin, kepala banteng, serta padi dan kapas yang merupakan lambang sila sila di dalam Pancasila.
Pada bagian bawah pahatan yang terdapat lambang Pancasila tersebut, terdapat lima penyangga. Dimana pada tiap tiap penyangga memiliki hiasan hiasan yang berbeda antara satu sama lain, yaitu relief hongerodeem, relief pertempuran, relief penyerangan, relief korban, dan juga relief kemenangan.
Relief hongerodeem di sini menunjukkan kehidupan rakyat Indonesia pada masa penjajahan Belanda dan Jepang. Karena saat ini banyak rakyat yang menderita kelaparan hingga mengalami hongerodeem (penyakit busung lapar). Lalu relief pertempuran pada Tugu muda Semarang tersebut menggambarkan semangat dan keberanian para pemuda untuk mempertahankan kemerdekaan.
Kemudian relief penyerangan adalah simbol dari perlawanan rakyat untuk melepaskan diri dari belenggu para penjajah. Selanjutnya untuk relief korban menunjukkan bahwa dalam Pertempuran Lima Hari di Semarang, ada banyak sekali rakyat yang menjadi korban. Sementara relief kemenangan merupakan gambaran hasil jerih payah serta semua pengorbanan yang telah dilakukan.
Daya Tarik yang Dimiliki Tugu Muda

1. Taman Tugu
Untuk mempercantik kawasan Tugu Muda tersebut, dibangunlah sebuah taman yang mengelilinginya. Dimana pada taman ini diletakkan beberapa ornamen agar kawasan tugu ini bisa dijadikan sebagai taman kota bagi masyarakat sekitar. Beberapa ornamen yang terdapat di sana antara lain air mancur, pohon cemara, hingga lampu warna warni yang akan menyala terang di malam hari.
Pada siang hari, meski lalu lintas di sekitar bundaran memang ramai. Namun hanya segelintir orang yang mampir untuk melihat tugu. Biasanya tempat ini akan ramai pengunjung di malam hari, dipenuhi oleh masyarakat sekitar maupun wisatawan dari luar Kota Semarang.
Pasalnya air mancur dan lampu lampu taman hanya dinyalakan pada malam hari, dan membuat tugu tersebut terlihat jauh lebih indah dan menawan. Dimana kawasan ini banyak dijadikan sebagai tempat nongkrong para kawula muda, hingga sebagai tempat untuk berburu foto estetik. Khususnya pada malam minggu, area monumen menjadi sangat ramai.
2. Kompleks Wisata
Anda tidak akan menyesal bertandang ke Tugu Muda Semarang. Pasalnya kawasan satu ini memang sangat layak untuk dijelajahi, sebab menjadi kompleks wisata dengan beberapa objek wisata terkenal di dalamnya. Dimana pada sebelah utara dari tugu tersebut terdapat sebuah gedung bernama Gedung Pandanaran, yakni gedung perkantoran milik Pemkot Semarang.
Lalu bagian timurnya terdapat objek wisata Lawang Sewu, yang dengan aura mistisnya berhasil viral dan dikenal oleh masyarakat di seantero negeri. Sementara pada bagian sisi selatan, Tugu Muda berhadapan dengan Museum Mandala Bhakti. Museum perjuangan tersebut menyimpan banyak benda bersejarah, sehingga para wisatawan biasanya selalu menyempatkan diri untuk mampir.
Selain itu, Museum Mandala Bhakti juga acap kali dijadikan sebagai tujuan wisata bagi sekolah sekolah yang membawa para siswanya untuk study tour. Tidak sampai di situ saja, pada bagian barat juga terdapat sebuah wisma yang bernama Wisma Perdamaian.
Wisma Perdamaian atau yang dikenal juga dengan nama De Vredestein tersebut juga merupakan objek wisata ikonik di Semarang. Dimana wisma ini sudah ada sejak zaman Belanda dan menjadi saksi bisu berbagai peristiwa penting yang ada di Semarang. Bahkan bangunan bersejarah tersebut dulunya pernah dijadikan sebagai rumah gubernur Belanda.
Berkunjung ke Kota Semarang memang kurang lengkap apabila Anda tidak mengunjungi landmark kotanya. Terlebih Tugu Muda yang menjadi ikon dari Kota Semarang ini memiliki lokasi yang berdekatan dengan beberapa objek wisata lainnya, seperti Lawang Sewu dan Museum Mandala Bhakti. Jadi jangan sampai lupa untuk menjelajah ke kawasan ini ketika bertandang ke kota lumpia!