Harga Tiket: Rp 5.000, Jam Operasional: 09.00-15.00 WIB, Alamat: Jl. Taman Fatahillah, Pinangsia, Kec. Taman Sari, Kota Jakarta Barat, DKI Jakarta; Map: Cek Lokasi |
Jakarta merupakan kota metropolitan yang menyimpan banyak sejarah terkait perjuangan Bangsa Indonesia melawan penjajah maupun ketika telah mendapatkan kemerdekaan. Di Jakarta terdapat banyak museum bersejarah yang direkomendasikan untuk dikunjungi dengan tujuan mengetahui seperti apa cerita sejarah di masa lampau. Salah satu museumnya adalah Museum Sejarah Jakarta.
Di museum inilah para wisatawan akan mempelajari perkembangan seputar budaya, kota, politik serta masyarakat di Jakarta dari masa lampau hingga sekarang. Kini museum bersejarah ini difungsikan sebagai objek wisata dan tidak pernah sepi pengunjung dari berbagai wilayah maupun pengunjung dari mancanegara. Perjalanan sejarah Kota Jakarta bisa dipelajari oleh para wisatawan.
Museum yang menyimpan sejarah Jakarta tersebut lebih dikenal dengan nama Museum Fatahillah atau biasa disebut dengan Kawasan Kota Tua. Kawasan ini menjadi salah satu detinasi wisata yang menarik bagi para wisatawan yang berkunjung ke Jakarta. Bangunan museum yang unik ditambah dengan suasana tempo dulu berpadu menjadi satu sehingga menjadi daya tarik tersendiri..
Sejarah Museum Sejarah Jakarta


Pada mulanya museum ini digunakan untuk Stadhuis atau gedung balaikota. Tahun 1707-1710 gedung balaikota ini dibangun dan merupakan gedung balaikota yang kedua yang pembangunannya dilakukan di masa pemerintahan VOC Belanda.
Selain difungsikan sebagai gedung balaikota, gedung ini juga berfungsi untuk kantor catatan sipil, pengadilan, dewan Kotapraja, dan untuk ibadah minggu warga.
Pembangunan gedung ini merupakan perintah dari Gubernur Jendral Johan van Hoorn dengan peletakan batu pertamanya dilakukan oleh putrinya, Petrolina Willhelmina van Horn di tanggal 25 Januari 1707. Kemudian di tanggal 10 Juli 1710, gedung tersebut diresmikan dan pembangunannya selesai di masa pemerintahan Gubernur Jenderal Abraham van Riebeeck.
Gedung ini berfungsi untuk Kantor pemerintahan Jawa Barat di tahun 1925-1942. Kemudian difungsikan sebagai kantor untuk pengumpulan logistik Dai Nippon di tahun 1942-1945. Selanjutnya gedung Museum Sejarah Jakarta digunakan sebagai KMK atau Markas Komando Militer Kota di tahun 1952 lalu menjadi Kodim 0503 Jakarta Barat.
Gedung ini kemudian diserahkan pada Pemda DKI Jakarta di tahun 1968 lalu difungsikan untuk museum di tahun 1974. Peresmian museum dilakukan oleh Gubernur DKI yang menjabat pada waktu itu yakni Ali Sadikin. Berbagai informasi seputar sejarah panjang perjalanan Kota Jakarta dari jaman prasejarah sampai sekarang disajikan dengan bentuk yang kreatif.
Untuk arsitektur bangunannya sendiri juga sangat unik dan khas dengan gaya Neoklasik. Luas area gedung sekitar 1.300 meter persegi dan di dalamnya terdapat pekarangan yang disusun secara konblok serta kolam yang dihiasi dengan beberapa pohon berusia tua.
Bangunan gedungnya sendiri terdiri dari tiga lantai yang dicat warna kuning tanah. Jendela dan kusen pintunya terbuat dari kayu jati hijau tua yang umurnya tentu sudah cukup lama.
Koleksi Museum Sejarah Jakarta


Di museum ini terdapat 23.500 koleksi sejarah dari jaman prasejarah sampai sekarang dalam bentuk replika maupun asli. Koleksinya antara lain hasil penggalian dalam bentuk arkeologi yang ditemukan di Jakarta, replika peninggalan di masa Tarumanegara, berbagai mebel antik yang merupakan perpaduan gaya Indonesia, Eropa, dan China dari abad ke 17-19.
Selain itu, disini juga memiliki koleksi budaya istiadat dan lain sebagainya. Untuk koleksi yang ada di Museum Sejarah Jakarta diletakkan di beberapa ruangan pameran yang berbeda disesuaikan dengan periode asalnya.
Beberapa ruangan pameran tersebut antara lain ruang MH, Ruang Agung, Ruang Sultan, Ruang Jayakarta, Ruang Tarumanegara, dan Ruang Prasejarah Jakarta. Berikut beberapa koleksinya:
✦ Etnografi Betawi
Masyarakat yang mendiami Kota Jakarta dan menjadi penduduk pribumi disana mayoritas berasal dari suku Betawi. Betawi sendiri asalnya dari kata Batavia yang memiliki multietnis. Sehingga di museum ini terdapat berbagai koleksi bersejarah terkait identitas suku Betawi seperti alat musik khas Betawi berupa rebana, tanjidor, gambang kromong, dan lain-lain.
Selain itu, ada juga koleksi pakaian adat khas Betawi yang merupakan hasil dari perpaduan berbagai etnik terutama etnik Cina dan Arab. Pakaian adat yang dipamerkan di museum ini adalah pakaian pengantin, pakaian resmi, dan pakaian sehari-hari. Ada juga sejarah mengenai soto betawi, sejarah tentang Kota Tua Jakarta, dan juga sejarah Jakarta.
✦ Masa Islam
Jejak sejarah terkait masa islam di Kota Jakarta dipamerkan di Museum Sejarah ini dalam bentuk replika miniatur masjid tua seperti masjid Luar Batang, masjid Angke, masjid Bandengan dan masjid Marunda. Selain itu terdapat juga berbagai peninggalan arkeologi seperti Mimbar Masjid Kampung Baru, Meriam Cirebon, nisan kubur, dan lain-lain.
✦ Masa Prasejarah
Di museum ini dipamerkan berbagai benda peninggalan arkeolog yang ditemukan di jaman prasejarah seperti peralatan logam, gerabah, perhiasan, hingga peralatan batu. Beberapa alat yang ditemukan dijaman batu ada di museum ini seperti batu asahan, belincung, serpih bilah, dan beliung persegi. Ada juga koleksi lain seperti periku, kendi, kapak perunggu, dan lain-lain.
✦ Masa Penjajahan atau Kolonial
Museum Sejarah Jakarta juga memamerkan berbagai benda peninggalan bersejarah dari jaman kolonial seperti lukisan Willem Daendels, Gubernur Jenderal Jan Pieterszoon Coen, lemari buku besar, patung Dewa Hermes, pedang eksekusi, Meriam Si Jagur, hinga lukisan saat Mataram melakukan penyerangan ke Batavia.
Alamat, Rute Lokasi dan Harga Tiket


Museum Fatahillah terletak di Jakarta Barat tepatnya di Jalan Fatahillah No.1, DKI Jakarta dan dikenal dengan sebutan ‘Kawasan Wisata Kota Tua’. Untuk rute menuju ke lokasi, para wisatawan bisa menggunakan kendaraan pribadi maupun kendaraan umum.
Jika menggunakan kendaraan umum bisa menaiki Commuter Line arah stasiun Jakarta kota lalu berjalan kaki ke kawasan Kota Tua sekitar 400 meter.
Sesuai dengan Perda Provinsi DKI Jakarta No.1 Tahun 2015, harga tiket masuk per orang untuk anak-anak atau pelajar adalah Rp 2.000, mahasiswa Rp 3.000 dan dewasa Rp 5.000. Sementara itu untuk rombongan dengan jumlah minimal 30 orang, harga tiket masuknya dihitung per orang dengan rincian rombongan anak-anak atau pelajar Rp 1.500, mahasiswa Rp 2.250, dan dewasa Rp 3.750.
Museum ini dibuka untuk masyarakat umum baik wisatawan lokal maupun mancanegara setiap hari Selasa hingga Minggu mulai pukul 09.00 sampai pukul 15.00. Khusus hari Senin museum ini ditutup untuk dibersihkan dan juga dilakukan pemeliharaan. Ketika akan berkunjung ke museum ini, disarankan untuk menggunakan kendaraan umum karena jalanan menuju ke lokasi sangat macet.
Kegiatan yang Menarik Dilakukan


1. Hunting Foto
Di pelataran museum selalu ramai dipadati wisatawan dari berbagai daerah maupun wisatawan dari mancanegara yang sedang sibuk hunting foto. Arsitektur bangunan khas Museum Sejarah dengan jendela dan kusen pintu berwarna hijau tua menjadi daya tarik tersendiri bagi para wisatawan. Ditambah lagi fasilitas yang menarik seperti sepeda hias berwarna-warni.
Sepeda hias tersebut dipajang di pelataran museum dekat patung meriam dan boleh disewa oleh wisatawan untuk properti berfoto. Setiap sepeda sudah dilengkapi dengan topi ala Belanda untuk laki-laki dan perempuan. Sepeda tersebut bukan sepeda biasa melainkan sepeda antik yang cocok dipadukan dengan museum sebagai latar belakangnya.
2. Jalan-jalan Keliling Museum
Mengunjungi museum tidak lengkap rasanya jika hanya berfoto di pelatarannya saja. Sehingga memasuki area dalam museum merupakan kegiatan wajib yang dilakukan oleh para wisatawan yang berkunjung ke objek wisata bersejarah ini. Di dalam museum terdapat beberapa ruangan yang di dalamnya tersimpan beragam peninggalan sejarah berbeda.
Museum Sejarah Jakarta mempunyai 2 lantai dan 1 ruang bawah tanah, namun para wisatawan hanya boleh mengunjungi lantai 1 dan 2 saja. Karena ruang bawah tanahnya berisikan ruangan sempit sekitar 5 ruang yang mana di jaman Belanda digunakan sebagai penjara bawah tanah. Nuansa di ruang tersebut mistis sehingga tidak dibuka untuk umum.
3. Mempelajari Berbagai Macam Benda Arkeolog
Museum ini mempunyai berbagai macam benda arkeolog yang merupakan benda peninggalan dari jaman prasejarah hingga masa sekarang. Di depan diorama yang menyimpan benda-benda arkeolog tersebut terdapat informasi singkat terkait benda bersejarah tersebut sehingga memudahkan para wisatawan untuk mempelajarinya.
Selain benda-benda arkeolog, di museum ini juga dipamerkan berbagai lukisan yang bernilai sejarah, replika miniatur dari bangunan-bangunan kuno di masa lampau, perabotan yang digunakan pada jaman Belanda, dan lain sebagainya. Oleh karena itu, museum ini sering dikunjungi oleh rombongan sekolah yang sedang melakukan study tour.
4. Mengikuti Kegiatan yang Diadakan Pihak Museum
Pihak pengelola Museum ini kerap mengadakan kegiatan-kegiatan yang bisa diikuti oleh rombongan minimal 10 orang. Kegiatan tersebut antara lain nobar film jadul, workshop tentang sketsa gedung tua, wisata kampung tua, dan jelajah malam museum. Selin itu, ada juga kegiatan lawatan dengan kostum ala tentara Indonesia da pentas seni Jakarta.
Objek Wisata Terdekat dari Museum


1. Museum Seni Rupa dan Keramik
Jarak Museum Sejarah ini sangat dekat dengan Museum Fatahillah, hanya sekitar 450 meter saja. Para wisatawan bisa keluar dari area Kota Tua dan berjalan ke arah kanan menuju ke museum ini melalui Jl. Kunir. Sesuai namanya, di dalam museum seni rupa dan keramik terdapat berbagai macam kerajinan keramik dan kesenian yang ditata dengan rapi.
2. Museum Bahari Jakarta
Ada juga Museum Bahari Jakarta yang lokasinya berjarak sekitar 1,3 km dari Museum Fatahillah. Di museum ini banyak terdapat benda-benda bersejarah terkait bahari. Tiket masuknya sangat terjangkau dan tempatnya sangat bersih. Di museum ini para wisatawan mengetahui bagaimana sejarah Batavia tempo dulu.
3. Museum Mandiri
Museum Mandiri hanya berjarak sekitar 400 meter saja dari Museum Sejarah Jakarta. Museum ini sangat luas, di dalamnya terdapat berbagai koleksi barang dan peralatan antik terkait sejarah bank nasional. Nuansa bank di jaman Belanda akan bisa dirasakan oleh para wisatawan ketika berkunjung ke museum ini.
Para wisatawan yang ingin berwisata ke Jakarta bisa berkunjung ke museum ini karena museum ini seolah menjadi ikon wisata Kota Jakarta sehingga akan terasa kurang jika berkunjung ke Jakarta namun tidak mendatangi Museum Sejarah Jakarta. Selain itu, di dekat Museum Fatahillah juga ada beberapa tempat wisata lainnya yang recommended untuk dikunjungi.