Jalan Malioboro adalah salah satu nama jalan di Kota Jogja yang sudah familiar di kalangan wisatawan. Malioboro sangat terkenal dengan pedagang kerajinan khas Yogyakarta, kuliner malam hari dan tempat berkumpulnya para seniman.
Harga Tiket: Gratis, Jam Operasional: 24 Jam, Alamat: Jl. Malioboro, Sosromenduran, Kec. Gedong Tengen, Kota Yogyakarta, DI Yogyakarta; Map: Cek Lokasi |
Daerah Istimewa Yogyakarta memiliki pamor yang tinggi di kalangan wisatawan, baik domestik maupun mancanegara. Pasalnya provinsi satu ini begitu kental akan budaya serta memiliki banyak objek wisata yang menarik untuk dikunjungi. Salah satunya yaitu Jalan Malioboro yang kerap kali dikunjungi oleh para wisatawan. Kawasan jalan yang indah, bebas kemacetan, hingga menyajikan berbagai toko yang menjajakkan aneka barang dan wisata kuliner.
➤ Paket Wisata 1 Hari Jogja (Heha Ocean View, Bukit Becici, Hutan Pinus Pengger)
Sejarah Singkat Jalan Malioboro

Kata Malioboro jika dalam bahasa Sansekerta memiliki arti yaitu karangan bunga. Selain itu, nama jalan yang terletak di jantung kota Jogja ini juga berasal dari nama seorang kolonial Inggris yaitu Marlborough. Seorang kolonial Inggris tersebut dulunya pernah tinggal di daerah ini sekitar tahun 1811 hingga 1816 M, yang tidak jauh dari masa pendirian Jalan Malioboro sendiri.
Ditambah lagi jalan yang pendiriannya berbarengan dengan Keraton Yogyakarta tersebut berkaitan erat dengan tiga tempat sakral di sekitar, yaitu Keraton Yogyakarta sendiri, Gunung Merapi, hingga Pantai Selatan. Hal ini membuat jalan ikonik ini semakin dikenal dan popularitasnya terus menanjak tinggi.
Meski begitu, pada mulanya jalan tersebut ditata sebagai sumbu imajiner untuk Pantai Selatan atau Pantai Parangkusumo dengan Keraton Yogyakarta dan Gunung Merapi. Namun seiring dengan dibangunnya benteng Vredeburg oleh pemerintah kolonial Belanda di tahun 1790, Jalan Malioboro mulai ramai.
Tidak hanya benteng saja, pemerintah Belanda pada saat itu juga turut membangun Dutch Club di tahun 1822, The Dutch Governor’s Residence di tahun 1830, dan Java Bank serta Kantor Pos di jalan ini tidak lama setelahnya. Dengan dibangunnya berbagai hal tersebut, Malioboro menjadi berkembang sangat pesat, terlebih setelah banyak dilakukannya perdagangan di sana.
Perdagangan yang banyak dilakukan oleh orang Belanda serta pedagang Tionghoa, menjadikan jalan ini kian ramai. Kemudian di tahun 1887, daerah ini dibagi menjadi dua bagian setelah didirikannya tempat pemberhentian kereta api. Tempat pemberhentian kereta api tersebut kini bisa Anda temukan dengan nama Stasiun Tugu Yogya.
Tidak sampai di situ saja sejarah yang melatarbelakangi jalan di kota Jogja ini. Pasalnya Jalan Malioboro juga ambil bagian pada sejarah perjuangan kemerdekaan Indonesia. Karena di bagian selatan dari wilayah ini pernah terjadi sebuah pertempuran sengit, antara pasukan kolonial Belanda yang menduduki Yogyakarta saat itu dengan para pejuang tanah air.
Pertempuran yang terjadi di sisi selatan Malioboro dikenal dengan nama peristiwa Serangan Umum 1 Maret yang terjadi tahun 1949. Dimana pada saat itu pasukan merah putih berhasil merebut Yogyakarta selama kurang lebih 6 jam, dan membuktikan pada para penjajah bahwa angkatan perang Indonesia tetap ada dan tidak mati.
Di tahun tahun berikutnya setelah Indonesia merdeka, pemerintah setempat terus melakukan perbaikan serta menata kawasan jalan ini sehingga membuatnya makin nyaman untuk disinggahi. Dengan tetap mempertahankan konsepnya, Malioboro menjadi pusat masyarakat setempat.
Para pengunjung dari daerah lain bisa dengan mudah menemukan tempat tempat strategis di jalan satu ini, seperti Gedung DPRD DIY, Kantor Gubernur DIY, Istana Presiden Gedung Agung, serta Pasar Induk Beringharjo. Hingga sekarang, para wisatawan pun kerap kali menjadikan kawasan Malioboro sebagai destinasi wisata ketika berkunjung ke kota Jogja.
➤ Paket Wisata 1 Hari Jogja (Tumpeng Menoreh, Kebun Teh Nglinggo & Lainnya)
Daya Tarik yang Dimiliki Jalan Malioboro

Jalan ikonik yang menjadi pusat ekonomi masyarakat Yogyakarta memiliki segudang daya tarik, sehingga para wisatawan selalu tidak luput memasukkan area ini sebagai daftar bucket list yang harus dikunjungi selama berlibur di kota Jogja. Bagaimana tidak, area yang sengaja dibebaskan dari kendaraan bermotor tersebut ditempatkan sedemikian rupa hingga nyaman disinggahi.
Pemerintah setempat memang melakukan beberapa kebijakan agar Jalan Malioboro dibebaskan dari kendaraan bermotor. Kendati demikian, tentu ada beberapa pengecualian seperti tetap membolehkan kendaraan tertentu layaknya layanan kesehatan, kepolisian, mobil pemadam kebakaran, mobil patroli, hingga bus Trans Jogja untuk lewat.
Di samping itu kebijakan untuk membebaskan area ini dari kendaraan bermotor hanya dilakukan pada pukul 06.00 hingga 22.00 WIB. Jadi di luar jam tersebut, dimana aktivitas relatif lebih sedikit maka beberapa kendaraan bisa terlihat melintas di area ini. Sehingga tidak heran jika pada siang hari banyak ditemukan pejalan kaki yang berlalu di sekitar Malioboro.
Apalagi Malioboro ini menyajikan aktivitas belanja pada pertokoan maupun tradisional pada trotoar jalan. Anda dapat menemukan banyak pedagang yang menjual berbagai barang hingga makanan yang bisa dijadikan sebagai oleh oleh. Tak ayal jika banyak wisatawan yang sengaja mampir kemari untuk mencari buah tangan guna dibawa pulang ke kampung halaman.
Ditambah lagi dengan Jalan Malioboro yang letaknya strategis, yaitu berada di jantung Kota Yogyakarta. Letaknya yang strategis ini berada dekat dengan beberapa objek wisata populer di daerah tersebut, sehingga bagi Anda yang berkunjung ke sini maka bisa sekaligus mengunjungi berbagai destinasi wisata sekitar.
Bagi Anda yang berkunjung ke kawasan ini pada malam hari, sangat disarankan untuk menjelajah di jam makan. Pasalnya di waktu malam Anda dapat menemukan banyak warung lesehan di daerah ini yang menyajikan berbagai makanan lezat, termasuk makanan khas dari kota Yogyakarta. Dijamin wisata kuliner disini akan membuat lidah Anda bergoyang.
➤ Promo Hotel Dekat Jalan Malioboro Jogja
Alamat dan Rute Menuju Jalan Malioboro
Berada di pusat Kota Yogyakarta, Daerah Istimewa Yogyakarta, maka tidak sulit untuk menemukan area Malioboro. Apalagi terdapat bus Trans Jogja yang bisa melewati area ini, maka Anda bisa mengikuti rute yang ada. Belakangan, pengaturan lalu lintas Malioboro ini terbagi atas tiga poros. Yang mana poros utamanya mulai dari Jalan Mangkubumi juga Kleringan.
Sementara kawasan penyangganya meliputi area Tugu, Samsat, Ngabean, Pingit, Jalan Mataram, dan Jalan Ahmad Dahlan. Rute yang relatif bebas kemacetan untuk menuju ke Jalan Malioboro dari Jalan Diponegoro dan Jalan AM Sangaji. Sementara Abu Bakar Ali dapat melewati Jalan Sudirman lalu Jalan Suroto dan Jalan Yos Sudarso.
Apabila telah memasuki Jalan Mangkubumi, dapat berbelok pada Gowongan Kidul kemudian Jalan Tentara Pelajar lalu Jalan Pasar Kembang. Dari arah Jalan Pasar Kembang ke arah Abu Bakar Ali, akan dialihkan ke Jalan Mataram lalu Jalan Mas Suharto, kemudian Jalan Hayam Wuruk dan Jalan Yos Sudarso.
Sedangkan dari Jalan Mayjen Suryotomo ke arah Abu Bakar Ali akan dialihkan melewati Jalan Mas Suharto ke Jalan Hayam Wuruk dan Jalan Yos Sudarso. Apabila Anda baru pertama kali berkunjung ke Yogyakarta dan belum mengingat nama nama jalan ini, maka bisa mengandalkan peta digital untuk mengunjungi area tersebut atau silahkan bertanya pada masyarakat setempat.
Kegiatan Seru yang Bisa Dilakukan di Kawasan Malioboro

1. Mencari Oleh-Oleh Khas Kota Jogja
Jalan Malioboro menghadirkan banyak pertokoan hingga pasar tradisional yang menjajakkan berbagai barang. Anda bisa menemukan souvenir hingga makanan khas dari kota ini yang bisa dijadikan sebagai oleh oleh untuk sanak keluarga di rumah. Tidak perlu khawatir karena harga yang dibanderol untuk tiap item terbilang cukup murah meriah, apalagi jika Anda bisa menawar.
2. Wisata Kuliner
Pada malam hari, kawasan Malioboro ini menjelma menjadi pusat kuliner yang akan memanjakan lidah dan perut para wisatawan yang kelaparan setelah seharian berwisata. Di sini, Anda dapat menemukan berbagai kuliner lezat mulai dari kuliner kekinian hingga makanan khas dari kota Jogja yang siap menggoyang lidah.
Menariknya lagi, cukup banyak tempat makan di sekitar jalan yang mengusung tema lesehan. Sehingga banyak yang merasa tertarik untuk berburu kuliner malam hari di kawasan Malioboro ini, sembari duduk santai dan menikmati pemandangan indah serta udara dingin Kota Jogja di malam hari.
3. Naik Andong atau Becak
Di kawasan Malioboro, Anda bisa menemukan andong maupun becak yang disewakan untuk para pengunjung. Setelah menyewa becak atau andong ini, akan diajak berputar putar mengelilingi area Malioboro dan menikmati suasana khas yang disajikan oleh kawasan tersebut. Sekali putaran hanya membutuhkan biaya terjangkau, sehingga kegiatan satu ini tidak pernah sepi peminat.
4. Berfoto
Jika berkunjung ke Jalan Malioboro, jangan kaget jika banyak orang yang mengalungkan kamera digital dan beberapa lainnya sibuk berpose di jalan. Pasalnya area ini memang menjadi salah satu pemuas kebutuhan para pecinta fotografi. Mengingat bahwa suasana indah yang mampu disajikan oleh kawasan Malioboro bisa menjadi latar belakang foto yang sempurna.
Biasanya tidak jarang para pemburu foto estetik tersebut sekalian menyewa andong atau becak, sebagai bagian dari properti foto. Ada pula penyewaan sepeda ontel yang biasanya turut menghiasi foto. Tinggal mencari gedung bersejarah yang masih berdiri kokoh di sekitar untuk membuat foto bergaya vintage.
5. Berjalan Menikmati Keindahan Sekitar
Meski terdengar klise, namun kegiatan berjalan jalan di area Malioboro sembari menikmati pemandangan sekitar menjadi salah satu favorit bagi para wisatawan. Banyak pula yang sengaja datang ke sini untuk menikmati suasana kota dan memilih untuk duduk bercengkrama di sepanjang jalan tersebut. Mengingat bahwa sudah disediakan beberapa bangku di beberapa spot.
Penginapan Murah di Sekitar Jalan Malioboro
Jalan Malioboro berada di tempat strategis yang merupakan pusat Kota Yogyakarta. Tentu Anda bisa menemukan banyak penginapan apik di sekitar kawasan ini. Salah satunya seperti Cordela Kartika Dewi Hotel Yogyakarta, yang terletak hanya sekitar 1 km dari arah pusat Kota Jogja itu sendiri.
Dari penginapan berbintang tiga yang memiliki harga terjangkau tersebut, Anda bisa mengunjungi berbagai objek wisata yang ada di sekitar dengan mudah. Seperti Istana Yogyakarta, Taman Sari, Candi Sewu, Candi Plaosan, dan Ullen Sentalu Museum. Selain Pesonna Hotel Malioboro, masih banyak lagi hotel maupun penginapan di sekitar yang bisa dijadikan pilihan.
Fasilitas Wisata Tersedia di Jalan Malioboro Jogja

Infrastruktur yang dibangun pemerintah setempat untuk membuat Jalan Malioboro semakin nyaman disinggahi patut diacungi jempol. Pasalnya tujuan pemerintah untuk memperindah kawasan ini memang berhasil. Dan membuat banyak wisatawan tidak pernah absen mengunjungi kawasan ini ketika singgah di Kota Jogja.
Saat berada di Malioboro, Anda bisa menemukan beberapa tempat duduk yang ditempatkan pada beberapa spot. Biasanya banyak orang yang duduk duduk di sepanjang jalan tersebut untuk menikmati keindahan sekitar. Tidak lupa dengan berbagai persewaan seperti andong, becak, sepeda ontel, hingga berbagai toko yang menjajakkan aneka barang turut menghiasi jalan ikonik ini.
Dengan berbagai hal kompleks yang mampu dihadirkan oleh Jalan Malioboro, kawasan ini memang tidak hanya sekadar jalan biasa baik bagi masyarakat Kota Jogja maupun para wisatawan yang berkunjung. Apalagi pemerintah setempat terus melakukan perbaikan terhadap kawasan tersebut, agar semakin meningkatkan nilai pariwisata yang dimilikinya.