Candi Gunung Gangsir di Pasuruan, dibangun pada masa pemerintahan Raja Airlangga, merupakan situs bersejarah yang didirikan sebagai penghormatan untuk Nyi Sri Gati.
Harga Tiket: Gratis, Jam Operasional: 08.00-16.00 WIB, Alamat: Jl. Kebun Candi, Gununggangsir, Gn. Gangsir, Kec. Beji, Kab. Pasuruan, Jawa Timur; Map: Cek Lokasi |
Candi Gunung Gangsir, atau punya ejaan lain berupa Candi Gununggangsir, adalah salah satu bukti kejayaan Kerajaan Medang Kahuripan di Jawa Timur. Candi ini berada di desa yang bernama Gunung Gangsir, Beji, Kabupaten Pasuruan, Jawa Timur. Jika Anda melihat candi ini, Anda mungkin menyebutnya sebagai candi tambun. Karena bentuknya yang berundak dengan puncak yang berbentuk kotak.
Untuk tahun pembangunan serta fungsi resmi dari candi ini masih belum pasti. Namun, menurut berbagai sumber, candi ini pertama kali dilaporkan keberadaanya oleh Residen Pasuruan bernama HI Domis di tahun 1830. Kemudian setelah itu, banyak pihak dan para peneliti yang mulai mengeksplorasinya. Apa saja hal menarik dari candi ini? Yuk, kita bahas di artikel ini!
Fakta Unik Candi Gunung Gangsir
1. Dibangun Pada Masa Pemerintahan Raja Airlangga
Merujuk pada literatur yang ada, Candi Gunung Gangsir Pasuruan ini digadang-gadang pembangunannya berlangsung pada masa pemerintahan Raja Airlangga, pendiri Kerajaan Medang Kahuripan di Jawa Timur. Walaupun dikatakan bahwa tidak ada informasi resmi terkait kapan pembangunan candi ini, namun ditilik dari gaya arsitektur dan materialnya.
2. Penghormatan untuk Nyi Sri Gati
Nyi Sri Gati merupakan sosok penting yang punya keterkaitan erat dengan candi ini. Karena menurut penuturan warga sekitar, pembangunan Candi Gunung Gangsir ini diklaim sebagai sebuah penghormatan bagi beliau. Nyi Sri Gati sendiri serindiri kerap juga dipanggil dengan Mbok Randa Derma, atau dalam Bahasa Jawa berarti janda baik hati.
Beliau merupakan tokoh pertanian melegenda di daerah tersebut. Pada awalnya, masyarakat setempat tidak mengenal apapun tentang pertanian. Mereka hidup nomaden dengan makanan pokok berupa rerumputan. Karena ketersediaan bahan pangan yang menipis, mereka pun kebingungan. Lalu datanglah Nyi Sri Gati ini.
Masyarakat setempat diajak berdoa kepada Sang Hyang Widhi untuk memohon pertolongan akan kekurangan bahan pangan ini. Tak lama kemudian, datanglah segerombolan burung yang membawa biji padi. Biji-biji tersebut kemudian dijatuhkan, Nyi Sri Gati pun menanam padi tersebut. Kejadian masa panen datang, beliau pun mengolah padi tersebut hingga menjadi nasi yang siap dikonsumsi.
Sejak saat itu, masyarakat sempat diajari untuk bercocok tanam oleh beliau. Terutama bercocok tanam tanaman padi. Hingga kemudian gaya hidup masyarakat bukan lagi nomaden yang terus mengembara, namun tinggal di daerah tersebut dan menggantungkan hidup dengan bercocok tanam.
Di sisi lain, beberapa biji padi yang dibawa burung sebelumnya berubah menjadi sebuah berlian. Sehingga kemudian membuat Nyi Sri Gati menjadi kaya raya. Adanya bangunan Candi Gunung Gangsir di Pasuruan ini dipercaya merupakan sebuah bentuk penghormatan atas jasa dari beliau yang telah memperkenalkan sistem bercocok tanam kepada masyarakat.
3. Asal-Usul Nama Candi Gunung Gangsir
Terkait dengan nama candi, ada beberapa hal yang perlu Anda tahu. Masyarakat setempat menamakan candi ini berdasarkan mitos turun-temurun. Nama ‘Gunung’ muncul karena dulunya kawasan sekitar candi ini berupa gunung, yang melingkupi sekeliling bangunan candi. Sementara, nama ‘Gangsir’ berasal dari Bahasa Jawa.
Gangsir, atau nggangsir, diartikan sebagai sebuah aktivitas menggali lubang di tanah. Nama ini muncul karena masyarakat percaya akan cerita bahwa dulu ada seseorang yang berusaha mencuri harta benda di dalam candi ini dengan menggali lubang di bawahnya. Itulah mengapa dikatakan bahwa nama candi ini berasal dari mitos masyarakat setempat.
4. Gaya Arsitektur dan Material Bangunan Candi
Candi Gunung Gangsir ini bisa dikatakan unik, mengapa? Karena candi ini menggabungkan arsitektur Jawa Timur dengan sentuhan aksen Jawa Tengah. Untuk ukuran candi dengan material berbahan bata, candi ini merupakan yang tertua di Jawa Timur. Di sisi lain, candi populer ini juga memiliki sentuhan gaya arsitektur candi daerah Jawa Tengah.
Gaya arsitektur dari candi ini terbilang cukup unik, bangunan berbahan bata ini punya bentuk persegi di bagian dasarnya. Yang panjangnya mencapai 14 meter di setiap sisinya. Di salah satu sisinya, ada tangga yang menuju ke badan candi di atas. Bentuk dari pucuk candi juga persegi, sehingga jika dilihat dari jauh, candi ini seakan berbentuk tambun. Apalagi, bangunan candi yang tersisa hanya setinggi 12,5 meter saja.
Bangunan candi ini menghadap arah utara dan punya 4 lantai, dimana 2 lantai bawah sebagai dasar dan atap candi yang asli. Di sekeliling sisi luarnya, candi ini menggunakan teknik cetak untuk membuat reliefnya. Jika Anda perhatikan, relief di candi ini punya beberapa motif seperti relies tokoh penting, bejana bermotif bunga, pepohonan, hingga binatang.
Hal lain yang patut disorot dari Candi Gunung Gangsir ini adalah sederet titik relung, pelipit, serta antefiks yang luar biasa. Panel-panel di sekeliling sisi candi juga menunjukan mahakarya luar biasa yang sarat akan nilai sejarah. Yang mana relief di candi ini juga punya alur cerita tersendiri, loh! Anda pasti akan terpesona jika melihat langsung bagaimana rupa candi ini.
Kemudian, sentuhan Jawa Tengah yang dapat dilihat dari bagian permukaan bangunan candi ini. Dimana semua permukaanya sudah dilapisi dengan plesteran suko. Yang mana sama dengan Candi Kalasan di Prambanan, Jawa Tengah. Itulah alasan kenapa sampai candi ini disebut perpaduan gaya candi Jawa Timuran dan Jawa Tengah yang unik.
5. Kondisi Bangunan Candi Saat Ini
Disebutkan sebelumnya bahwa candi ini bisa dikatakan tambun. Selain karena bentuknya yang tidak terlalu tinggi dan bentuknya persegi, candi ini memang terlihat seperti piramid yang atapnya hilang. Candi Gunung Gangsir Pasuruan ini diprediksi dulunya tidak sebatas berbentuk seperti yang saat ini terlihat. Karena di bagian atasnya hanya berbentuk persegi tanpa ‘atap’.
Mungkin saja, dulunya candi ini punya atap yang runcing atau bentuk yang lain. Namun, karena tergerus zaman dan kerusakan, akhirnya bangunan candi runtuh dan tersisa seperti sekarang. Walaupun begitu, candi ini tetap menjadi cagar budaya yang harus dijaga. Karena punya nilai sejarah yang tidak ternilai harganya.
Alamat dan Rute Lokasi Candi
Candi Gunung Gangsir berada di Desa Gunung Gangsir, Beji, Pasuruan. Jika Anda berangkat dari pusat Kota Pasuruan, Anda bisa melewati rute Jalan Raya Pantura menuju ke arah kabupaten. Lalu menuju ke Kecamatan Beji, hingga masuk ke Desa Gangsir, Jawa Timur. Estimasi waktu perjalanan yang perlu ditempuh sekitar 36 menit dengan jarak kurang lebih 23 kilometer. Cukup dekat, bukan?
Wisatawan pun bisa datang berkunjung ke sini. Candi Gunung Gangsir ini dibuka untuk umum setiap hari, dengan jam operasional mulai pukul 08.00 – 16.00 WIB. Jadi, pastikan waktunya dulu sebelum berkunjung. Anda bisa melihat relief cantik di sekeliling candi ini serta mengagumi bangunan bersejarah yang menarik ini.
Jika Anda sedang berada di sekitar Kabupaten Pasuruan dan ingin pergi ke situs cagar budaya, maka candi ini bisa menjadi tujuan utama. Banyak sejarah dan hal menarik yang bisa Anda ketahui dari candi ini. Dari gaya arsitekturnya yang mencampurkan dua aksen, struktur bangunan yang unik, hingga cerita sejarah di baliknya. Kalau Anda penasaran, maka berkunjunglah ke candi ini!