Harga Tiket: Rp 3.000, Jam Operasional: 24 Jam, Alamat: Belahan Jowo, Desa Wonosunyo, Kec. Gempol, Kab.Pasuruan, Jawa Timur; Map: Cek Lokasi |
Kerajaan Majapahit, dengan wilayah kekuasaannya yang sangat luas pada masa tersebut, menjadi salah satu kekuatan dominan pada zamannya. Tidak heran jika peninggalan dari Kerajaan Majapahit dapat ditemukan di berbagai tempat di dalam negeri. Khususnya di Jawa Timur, yang menjadi pusat pemerintahan.
Salah satu peninggalan dari Kerajaan Majapahit yang bisa ditemukan di Jawa Timur yaitu Candi Belahan. Candi yang dikenal pula dengan sebutan Candi Sumber Tetek ini berada di daerah Pasuruan dan menjadi daya tarik wisata. Seperti apa candi tersebut dan bagaimana sejarahnya ? Yuk simak.
Sejarah Candi Belahan


Candi bersejarah yang ditengarai sebagai peninggalan Kerajaan Majapahit ini berada di sisi timur Gunung Penanggungan. Jika diperhatikan, sebenarnya candi merupakan sebuah petirtaan dengan bentuk kolam persegi yang mendapat pasokan air dari sungai.
Menurut para peneliti, candi sudah dibangun sejak tahun 1009 Masehi oleh Raja Airlangga sebagai tempat mandi permaisurinya. Di sana bisa dilihat ada arca Dewi Laksmi yang merupakan salah satu istri Raja Airlangga. Uniknya, pada bagian payudara arca terdapat pancuran air yang mengalir.
Itulah kenapa Candi Belahan disebut pula dengan nama Candi Sumber Tetek, karena dalam bahasa Jawa tetek punya arti payudara. Selain menghadirkan arca Dewi Laksmi, di sebelahnya juga terdapat arca Dewi Sri, istri pertama dari Raja Airlangga. Sehingga para sejarawan menyimpulkan, bahwa petirtaan ini dulunya digunakan oleh kalangan kerajaan sebagai tempat pemandian suci.
Arca Dewi Laksmi dan Dewi Sri terlihat melekat pada dinding candi yang terbuat dari batu bata merah. Di bawah patung-patung tersebut, terdapat sebuah kolam dengan air jernih yang memuat batu-batu alami dan ikan koi. Menurut masyarakat sekitar, dulu di sini juga ada patung Wisnu yang terlihat sedang menunggangi burung garuda.
Patung Wisnu ini mencerminkan figur Raja Airlangga, yang dalam hidupnya mengikuti ajaran Dewa Wisnu. Akan tetapi, sekarang arca Dewa Wisnu sudah dipindahkan ke Museum Purbakala Trowulan di Mojokerto yang menyimpan berbagai peninggalan Kerajaan Majapahit.
Daya Tarik yang Dimiliki Candi Belahan


✦ Bentuk Candi yang Unik
Tidak seperti candi pada umumnya, Candi Belahan punya bentuk yang unik yaitu berupa kolam persegi panjang dengan dua buah arca menempel pada dindingnya. Pada dasarnya candi ini merupakan petirtaan yang dulunya digunakan oleh kalangan kerajaan.
Pasokan air kolamnya sendiri diperoleh dari sungai kecil yang ada di sisi selatan dinding sebelah barat candi. Banyak yang percaya bahwa airnya dapat memberi kemuliaan, memberi kesehatan, menyuburkan, hingga membuat awet muda.
✦ Arca Dewi Laksmi dan Dewi Sri
Di kolam petirtaan atau pada dinding candi, terdapat dua buah arca utama yaitu Arca Dewi Laksmi dan Dewi Sri yang merupakan kedua permaisuri Raja Airlangga. Dua arca ini ditempatkan di sisi dinding barat kolam, menyandang posisi yang mengapit sebuah relung di pusatnya. Yang unik, arca Dewi Laksmi memiliki dua buah aliran air yang meluncur dari bagian dada.
Pihak pengelola sempat melakukan renovasi terhadap pancuran air tersebut dengan memasang dua buah pipa. Sehingga airnya sekarang tidak langsung mengalir ke kaki arca dan berisiko merusak keutuhannya. Sementara untuk arca Dewi Sri tidak lagi mengeluarkan pancuran air, namun masih terawat dengan baik.
✦ Berada di Kaki Gunung Penanggungan
Candi Belahan dari abad ke-11 ini dibangun di sekitar kaki Gunung Penanggungan. Berada pada ketinggian 700 meter di atas permukaan laut, sehingga suasana di sekitarnya terasa begitu sejuk. Sungai yang mengalir dan menjadi sumber air kolam petirtaan pun sangat jernih. Bahkan masyarakat masih menggunakannya untuk keperluan sehari hari.
Menariknya, aliran air di sini tidak pernah surut meskipun pada musim kemarau. Anda bisa melihat air keluar dari arca Dewi Laksmi mengalir sepanjang tahun setiap berkunjung kemari. Tidak heran jika banyak wisatawan juga masyarakat sekitar datang ke sini untuk mandi, berharap mendapat kemuliaannya.
Alamat dan Rute Menuju Lokasi Candi


Candi yang konon tidak pernah dipugar ini berada di sisi timur kaki Gunung Penanggungan. Lokasinya terletak di Dusun Belahan Jowo, Desa Wonosunyo, Gempol, Pasuruan, Jawa Timur. Berada di tengah tengah Surabaya dan Malang, anda bisa mengaksesnya dengan mudah dari kedua kota tersebut.
Dari Malang, berjarak sekitar 57 kilometer atau membutuhkan waktu 1 jam 15 menit perjalanan lewat Tol Pandaan. Sedangkan dari Surabaya berjarak sekitar 47 kilometer, mungkin membutuhkan waktu kurang lebih 1 jam 30 menit di jalan. Anda bisa lewat Tol Surabaya-Gempol atau Tol Surabaya-Porong.
Harga Tiket Masuk Wisata Sejarah
Bagi yang ingin menikmati kesegaran air di Candi Belahan, cukup membayar tarif masuk sebesar Rp. 3.000 saja. Sangat murah meriah bukan ? Dengan nominal tersebut anda sudah bisa melihat candi dan mandi di kolam petirtaan.
Jika membawa kendaraan sendiri maka ada biaya parkir tambahan yang perlu dibayar sebesar Rp. 2.000-Rp. 5.000.
Kegiatan yang Menarik Dilakukan


1. Mandi di Kolam Petirtaan Candi Belahan
Dipercaya bahwa air kolam petirtaan memiliki banyak khasiat, banyak orang ke sini untuk mandi. Bahkan tidak sedikit yang datang pada malam hari untuk ritual. Terlepas dari keyakinan tersebut, kolamnya memang sangat jernih dan segar untuk bermain air dan mandi.
Masyarakat sendiri sering mengambil air di sini untuk minum karena menyegarkan. Jadi jangan sampai datang kemari tapi tidak mandi. Kolamnya pun tidak dalam, anda bisa duduk di bawah pancuran arca untuk menikmati guyuran airnya. Sekadar informasi, perempuan yang sedang haid tidak diperbolehkan mandi di sini.
2. Melihat Berbagai Arca Peninggalan Sejarah
Meskipun dibuka untuk umum sebagai tempat mandi, namun wisata Candi Belahan tetap peninggalan sejarah yang menyimpan banyak arca. Dua arca utama ada di kolam petirtaan, perwujudan dari dua permaisuri Raja Airlangga yaitu Dewi Laksmi dan Dewi Sri.
Selain dua arca utama ini, anda pun dapat menemukan dua arca lainnya di depan area petirtaan. Salah satu dari kedua arca tersebut memiliki bentuk Lingga, yang melambangkan simbol kesuburan pria. Di atasnya diberikan payung dan biasanya tampak beberapa sesajen di kaki arca. Kemudian di samping Lingga ada artefak batu dengan relief yang belum diketahui maknanya sampai sekarang.
3. Menikmati Suasana Sekitar
Berada di ketinggian 700 meter di atas permukaan laut di kaki Gunung Penanggungan, suasana di sini terasa sangat sejuk dan begitu memanjakan mata. Jadi setelah puas mandi jangan langsung pulang. Anda bisa duduk duduk terlebih dahulu bersantai menikmati pemandangan yang ada.
Fasilitas Wisata yang Tersedia


Meskipun Candi Belahan belum pernah dipugar, namun bagian pancurannya sudah direnovasi. Sehingga anda bisa mendapatkan fasilitas pancuran yang memadai agar dapat mandi dengan leluasa di sini.
Selebihnya sebenarnya tidak banyak fasilitas yang dapat ditemukan. Tapi sudah ada papan informasi, kamar mandi untuk ganti, tempat parkir, serta beberapa spot untuk duduk bersantai. Jadi setidaknya kebutuhan utama para pengunjung bisa terpenuhi saat berada di lokasi.
Selain itu, di sekitar wisata candi juga ada cukup banyak penginapan. Sehingga anda yang berasal dari luar daerah tidak perlu khawatir saat harus mencari akomodasi. Apalagi ada banyak warung yang menjual berbagai makanan dan minuman di sepanjang jalan.
Tidak seperti berkunjung ke wisata sejarah lainnya, anda tidak hanya sekadar mendapat wawasan ketika berkunjung ke Candi Belahan. Karena di sini ada kolam petirtaan yang bisa dimanfaatkan untuk mandi. Yuk coba rasakan kesegaran airnya dengan berkunjung kemari!