Kerajaan Majapahit bisa diartikan sebagai kerajaan Hindu-Budha yang berdiri di Pulau Jawa pada Abad Ke-13 sampai Abad ke-16. Wilayah megah Kerajaan ini meliputi sebagian luas tanah yang terhampar di Nusantara, melibatkan lanskap indah pulau-pulau seperti Jawa yang subur, Sumatra yang eksotis, Bali yang memikat, Kalimantan yang rimbun, serta sebagian dari Sulawesi yang memukau.
Keagungan kerajaan ini dipercaya bermula dari tangan bijak Raden Wijaya, seorang pangeran dari kerajaan Singhasari yang berbakat dan berwibawa.
Kerajaan Singhasari pada saat ini sedang berperang melawan kekuasaan Mongol. Usai mengukir prestasi gemilang merebut takhta, akhirnya Raden Wijaya dengan gagah berani menyandang mahkota raja dan mengalihkan pusat tata pemerintahan ke Kota Majapahit, yang kini dikenal sebagai Mojokerto di bumi Jawa Timur.
Di sini, terhampar dengan anggun beberapa ragam Candi Peninggalan Kerajaan Majapahit yang menjadi saksi bisu kejayaan masa silam.
1. Candi Cetho

Candi Cetho dikenal sebagai salah satu peninggalan Hindu dan selesai dibangun pada tahun 1475 Masehi. Peninggalan ini pertama kali ditemukan oleh Van de Velis di tahun 1842. Setelah diselidiki lebih lanjut, pemerintah mengamankan situs bersejarah ini sebagai cagar budaya. Beberapa candi memang masih terlihat dalam bentuk aslinya, namun ada juga yang sudah rusak.
Dulu, umat Hindu menggunakan kompleks candi untuk ritual keagamaan. Hingga saat ini, ritual dilakukan di sini bahkan pada hari raya keagamaan Hindu. Lokasinya yang terkenal di lereng gunung menjadikan candi ini unik. Ada yang percaya bahwa berkunjung ke bangunan candi bisa menghilangkan kutukan dan hal ini masih menjadi tradisi hingga sekarang.
Harga Tiket: Rp 10.000, Jam Operasional: 24 Jam, Alamat: Ceto, Desa Gumeng, Kec. Jenawi, Kab. Karanganyar, Jawa Tengah; Map: Cek Lokasi |
2. Candi Tikus

Candi Tikus pertama kali ditemukan secara tidak sengaja oleh penduduk setempat pada tahun 1914. Pada masa itu, candi yang dimaksud masih tersembunyi dalam pelukan tanah, menjulang hingga kedalaman 3,5 meter.
Keajaiban struktur candi ini terpatri dalam susunan elemen-elemen yang memukau: badan candi yang megah, atap yang menjulang, dan alas yang kokoh. Seperti kaki yang tegak berdiri, mencapai ketinggian sekitar 1,5 meter dengan panjang merentang hingga 7,5 meter. Candi di Kota Mojokerto ini memiliki siluet berbentuk persegi yang mencuri perhatian.
Ada 5 menara semu di utara dan timur. Di puncak candi peninggalan Majapahit ini juga terdapat menara yang mempunyai total empat menara di setiap sudutnya. Di tengah berdiri menara terbesar yang tingginya sekitar 3 meter. Ada saluran air tertutup untuk bisa berkeliling di kaki candi. Saluran air yang mempesona selebar 17 centimeter dan dalamnya sekitar 54 centimeter mengelilingi dasar candi Tikus ini.
Saluran air ini membantu memasok air ke pancuran di sepanjang bangunan candi menawan ini. Secara keseluruhan, konstruksi candi ini terlihat sangat menarik. Inilah daya tarik wisata utama yang membuat banyak turis datang untuk melihatnya dengan mata kepala sendiri. Candi ini diketahui sebagai area pemandian yang digunakan oleh putri kerajaan majapahit.
Harga Tiket: Rp 3.000, Jam Operasional: Pukul 07.00-16.00 WIB, Alamat: Jl. Trowulan, Jatirejo, Desa Temon, Kec. Trowulan, Kab. Mojokerto, Jawa Timur; Map: Cek Lokasi |
3. Candi Penataran

Perlu diketahui bahwa gelar “Penataran” bukanlah sebatas gelar utama yang melekat pada candi megah peninggalan Kerajaan Majapahit ini. Ada catatan menarik yang diungkap oleh para arkeolog, menguak bahwa candi tersebut sebenarnya merangkap sebagai “Candi Palah”.
Kesejajaran ini muncul karena sejumlah peneliti berpengalaman menemukan jejak-jejak prasasti berangka Palah pada nomor 1194 serta jejak nyata lain yang mendukung klaim ini.
Pada masa silam, Candi Penataran menjulang tinggi dengan maksud yang istimewa: sebagai candi gunung yang mendominasi langit, tempat di mana upacara pemujaan diselenggarakan. Orang-orang hebat zaman dulu merayakan ritual ini dengan harapan menangkis ancaman yang datang dari keangkeran Gunung Kelud.
Di samping itu, keagungan candi ini juga memiliki peran yang tak ternilai sebagai panggung suci di zaman pemerintahan Raja Hayam Wuruk dari Kerajaan Majapahit. Epik kisah ini dipaparkan secara rinci dalam helaian-helaian megah kitab Negarakertagama.
Kisah tersebut bisa dikatakan mirip dengan gelar Ken Arok ketika terpilih menjadi Raja Singasari. Karena itulah nama dinasti yang diwariskan Ken Arok tidak termasuk Wardhana dan Rajasa. Sedangkan Hyang Acalapati diartikan sebagai titisan Dewa Siwa. Formasi ini mirip dengan tokoh teladan Batara Siwa yang dikuasai Ken Arok.
Kembali ke tahun 1286, suasana menjadi hidup dengan penciptaan candi naga yang menawan di dalam kompleks kemegahan Candi Penataran. Candi naga ini dipersembahkan bagi sang penguasa akhir dari era cemerlang pemerintahan pajang Kerajaan Singasari, yaitu Raja Kertanegara.
Setelah runtuhnya kerajaan Singasari, candi bersejarah ini menjadi kurang terpelihara dan terbengkalai. Untungnya, candi megah ini baru mendapat perhatian yang layak lagi pada masa pemerintahan Jayanegara (raja kedua Majapahit).
Harga Tiket: Rp 5.000, Jam Operasional: Pukul 07.00-17.00 WIB, Alamat: Penataran, Kec. Nglegok, Kab. Blitar, Jawa Timur; Map: Cek Lokasi |
4. Candi Sukuh

Di kabupaten Karanganyar, Jawa Tengah, sebuah permata wisata menghamparkan daya tarik yang tak tertandingi – Candi Sukuh. Sebagai alternatif destinasi yang memikat, candi ini memanggil para pelancong, dari seberang negeri hingga dalam negeri, terutama saat berlibur panjang. Kunjungan ke Candi Sukuh tak hanya sekadar perjalanan, namun juga pengalaman baru yang membekas dalam memorimu selama masa liburan.
Menghampiri tempat ini, Anda memasuki pintu gerbang zaman kuno, menggapai pengetahuan tentang masa lalu. Namun, lebih dari itu, Anda akan disuguhi dengan pesona alam yang tiada tara. Terletak dalam keheningan Jawa Tengah, di daerah Kabupaten Karanganyar, candi ini adalah harta milik Kerajaan Majapahit yang bersembunyi di lereng Gunung Lawu.
Menelusuri kompleks candi ini, Anda seolah-olah merenung pada masa lampau yang telah lalu. Pada tahun 1815, aroma sejarah pertama kali terendus oleh arkeolog kolonial, lalu pada tahun 1917, upaya pelestarian yang cermat dimulai, mengaminkan keindahan candi yang bernilai warisan ini.
Terhampar di bawah cakrawala, Candi Sukuh dirancang menjulang pada abad ke-15 Masehi. Nama julukan yang diberikan adalah “The Last Temple” – berfungsi sebagai bukti peninggalan terakhir era gemilang Zaman Majapahit. Walaupun waktu penemuan pertama candi ini sempat merembet perdebatan, keelokan arca-arca yang ada menjadikannya sebagai pusat perhatian yang tak terelakkan.
Harga Tiket: Rp 7.000, Jam Operasional: Pukul 07.00-15.00 WIB, Alamat: Tambak, Desa Berjo, Kec. Ngargoyoso, Kab. Karanganyar, Jawa Tengah; Map: Cek Lokasi |
5. Candi Wringin Lawang

Gapura Wringin Lawang merupakan salah satu dari sekian banyak peninggalan Kerajaan Majapahit di pulau Jawa. Candi peninggalan kerajaan Majapahit ini terletak di selatan desa Jatipasar, Mojokerto dan merupakan jalur yang sering dilalui pengguna menuju Jombang. Letaknya cukup strategis, sehingga cocok sebagai tempat singgah sementara untuk beristirahat atau jalan-jalan.
Simbol yang paling mencolok di candi ini yaitu bentuk gapura yang menjulang tinggi, terlihat gagah meski dibangun beberapa abad silam. Ukurannya sebenarnya cukup kecil dengan luas hanya 13 x 11 meter. Sejarawan percaya bahwa gapura tersebut adalah pintu masuk ke kompleks penting Kerajaan Majapahit di masa lalu.
Harga Tiket: Rp 3.000, Jam Operasional: Pukul 07.00-17.00 WIB, Alamat: Jl. Candi Wringin Lawang No.26, Jatipasar, Kec. Trowulan, Kab. Mojokerto, Jawa Timur; Map: Cek Lokasi |
6. Candi Jabung

Candi Jabung di Jawa Timur merupakan peninggalan pada masa lampau dari Kerajaan Majapahit. Candi ini bercorak Hindu berdasarkan relief, rancangan arsitektur dan prasasti pendukung. Hal tersebut tentu saja berbeda dengan Candi Jago yang ada di Malang dengan corak Budha. Sejarah Candi Jabung Paiton berawal dari lingkungan yang dapat diandalkan dan dimulai sekitar tahun Saka 1276.
Selain itu, dapat dilihat dari tanggal yang terukir di ambang candi bahwa Raja Hayam Wuruk tertulis sebagai sosok raja yang telah membangun candi peninggalan Majapahit ini. Pada relief candi terlihat pahatan yang menyerupai bentuk bunga teratai, rumah dan manusia. Kemudian di sisi tenggara rangkaian relief yang menggambarkan Sri Tanjung atau sosok perempuan sedang menunggang ikan.
Harga Tiket: Rp 3.000, Jam Operasional: Pukul 06.00-18.00 WIB, Alamat: Dusun Candi, Jabung Candi, Kec. Paiton, Kab. Probolinggo, Jawa Timur; Map: Cek Lokasi |
Peninggalan sejarah yang disebutkan diatas memiliki kisah serta daya tarik tersendiri. Banyak cerita yang masih tersimpan di dalamnya. Bagi Anda yang menyukai destinasi wisata sejarah maka wajib mengunjunginya. Kerajaan Majapahit merupakan kerajaan terbesar yang pernah ada di nusantara. Tentunya terdapat banyak kisah yang saling terhubung antara satu dengan lainnya.