Berbicara mengenai asal muasal Candi Prambanan, masyarakat Indonesia pasti sudah tidak asing lagi dengan legenda Roro Jonggrang dan Bandung Bondowoso. Dikabarkan bahwa legenda ini juga memiliki hubungan erat dengan asal usul Candi Sewu, keberadaan Keraton Ratu Boko, dan bahkan dengan arca Dewi Durga yang menghiasi Candi Prambanan di Sleman.
Tidak heran jika kisah Roro Jonggrang terus diceritakan secara turun temurun. Bahkan di sekolah sekolah pun sering menceritakan mengenai kisahnya tersebut. Dimana kisah pembangunan seribu candi dalam semalam begitu lekat dengan Candi Prambanan. Lantas, seperti apa kisahnya ? Yuk simak.
Kisah Singkat Roro Jonggrang
✦ Bermula dari Dua Kerajaan
Cerita rakyat yang terkenal, Roro Jonggrang, berawal dari dua kerajaan yang hidup bertetangga di Desa Prambanan yaitu Kerajaan Baka dan Kerajaan Pengging. Kepemimpinan dalam Kerajaan Baka berada di tangan seorang Prabu berpenampilan raksasa yang didampingi oleh Patih Gupala, menggambarkan kerajaan yang unik dan menarik. Ironisnya, meskipun Prabu Baka berasal dari kalangan raksasa, putrinya yang dikenal dengan nama Roro Jonggrang memiliki pesona yang tak tertandingi.
Di sisi lain, Kerajaan Pengging dikendalikan oleh Prabu Damar Maya yang memiliki seorang putra mahkota bernama Bandung Bondowoso, menunjukkan struktur hierarki kerajaan yang menarik perhatian. Suatu saat, Prabu Baka merencanakan serangan terhadap Kerajaan Pengging dengan tujuan memperluas wilayah kekuasaannya. Perang pun tidak terelakkan dan membuat perpecahan antara kedua kerajaan.
Karena itu, Prabu Damar Maya mengirim putranya ke peperangan yang menjadi awal kisah Roro Jonggrang dan Bandung Bondowoso. Bandung Bondowoso merupakan sosok yang sakti, sehingga ia mampu memukul mundur pasukan Kerajaan Baka. Bahkan dia pun berhasil membunuh Prabu Baka yang memimpin pasukan.
✦ Pertemuan Roro Jonggrang dan Bandung Bondowoso
Setelah Prabu Baka tewas di medan perang, berita kematiannya segera disampaikan oleh Patih Gupala kepada Roro Jonggrang. Bandung Bondowoso pun kemudian segera menyerbu masuk ke dalam istana Kerajaan Baka untuk menempatinya. Di sana ia terpesona dengan kecantikannya, hingga muncul keinginannya untuk memperistri putri cantik tersebut.
Dalam situasi yang rumit ini, Roro Jonggrang menolak lamaran Bandung Bondowoso karena mengetahui bahwa dia adalah orang yang bertanggung jawab atas kematian ayahnya. Meskipun Bandung Bondowoso tidak menyerah, dia terus berupaya membujuk hati sang putri untuk menerima cintanya.
Namun, Roro Jonggrang, dengan cerdasnya, mencari solusi alternatif untuk menolak lamaran yang tidak diinginkan. Dia mengajukan persyaratan yang tampaknya mustahil, yaitu meminta Bandung Bondowoso untuk menggali sumur dalam dan membangun seribu candi dalam satu malam.
Roro Jonggrang menawarkan dirinya untuk dinikahi dengan dua syarat yang tampaknya tak mungkin bisa dipenuhi oleh Bandung Bondowoso. Meskipun begitu, dengan keajaibannya, Bandung Bondowoso setuju dengan kedua syarat tersebut.
✦ Dua Syarat yang Diajukan Roro Jonggrang
Dengan kehebatan dan keahliannya, Bandung Bondowoso dengan mudah memenuhi syarat pembuatan sumur, yang diberi nama Sumur Jalatunda. Mengetahui hal ini, Roro Jonggrang berusaha memperdaya sang putra mahkota dengan memintanya turun ke dalam sumur.
Setelah Bandung Bondowoso turun ke dalam sumur, Roro Jonggrang memerintahkan Patih Gupala untuk menutup sumur tersebut dengan menggunakan batu, menciptakan momen dramatis yang menggugah perasaan. Meski begitu, Bandung Bondowoso berhasil mengatasi rintangan tersebut dan menghancurkan timbunan batu yang menutupi sumur tersebut. Meskipun sempat marah akan hal yang dilakukan sang wanita, kecantikan dan bujuk rayu sang putri kembali membuatnya tenang.
Kisah Roro Jonggrang dan Bandung Bondowoso kemudian dilanjutkan dengan pemenuhan syarat kedua. Dalam usahanya untuk membangun 1.000 candi, Bandung Bondowoso memanggil makhluk halus dari dalam perut bumi. Dengan bantuan makhluk-makhluk gaib seperti jin, setan, dan dedemit, Bandung Bondowoso berhasil menyelesaikan pembangunan hingga mencapai 999 candi, sebuah pencapaian yang luar biasa.
Mendengar Bandung Bondowoso sudah hampir menyelesaikan 1.000 candi, Roro Jonggrang mencari cara untuk menggagalkan usahanya sebelum matahari terbit. Ia memerintahkan untuk menyalakan obor dan membakar gundukan jerami di sisi timur, serta membangunkan para dayang-dayang istana dan perempuan-perempuan di desa untuk memukul alu pada lesung, menciptakan pemandangan yang memukau dan penuh keajaiban.
Semua itu membuat suasana menjadi terang dan riuh, seolah matahari sudah terbit. Bahkan ayam jantan pun mulai berkokok dengan semburat merah perlahan memancar di langit. Mendengarnya, para roh halus yang sedang bekerja langsung kembali ke perut bumi karena mereka mengira hari sudah pagi dan matahari segera terbit.
✦ Dikutuknya Roro Jonggrang
Karena masih tersisa satu buah candi lagi yang belum dibuat, maka usaha Bandung Bondowoso dinyatakan gagal. Saat menyadari bahwa kegagalannya disebabkan oleh tindakan Roro Jonggrang, kemarahan Bandung Bondowoso meluap. Akibat kemarahan tersebut, dia mengutuk Roro Jonggrang menjadi arca yang menjadi tambahan dari 999 candi lainnya.
Kisah epik Roro Jonggrang ini kemudian memberikan inspirasi untuk meletakkan batu-batu arca dalam sebuah ruangan besar yang menghiasi Candi Prambanan Yogyakarta. Sementara itu, kompleks candi di sekitarnya dikenal sebagai Candi Sewu. Sewu dalam bahasa Jawa mempunyai arti seribu, meskipun jumlah candinya belum genap mencapai 1.000 buah.
Sejarah Pembangunan Candi Prambanan
Terlepas dari legenda kisah Roro Jonggrang dan Bandung Bondowoso, para peneliti menyatakan bahwa pembangunan Candi Prambanan berlangsung selama puluhan tahun. Tidak seperti dalam legenda yang hanya terjadi dalam satu malam saja. Berdasarkan Prasasti Siwagrha yang tertulis angka 856 Masehi, candi diperkirakan dibangun pada tahun 850 Masehi.
Candi tersebut dibangun sebagai tempat pemujaan Dewa Siwa, pembangunannya dilakukan pada masa pemerintahan Rakai Pikatan sebagai raja keenam Kerajaan Mataram Kuno. Namun sampai Rakai Pikatan turun tahta, pembangunan candi belum selesai.
Pembangunannya disempurnakan oleh Raja Lokapala dan Sri Maharaja Dyah Balitung Maha Sambu, yang memerintah Kerajaan Medang pada tahun 898 hingga 910 Masehi. Karena letusan Gunung Merapi dan invasi Kerajaan Sriwijaya, pusat kerajaan dari mataram kemudian dipindah ke Watugaluh Jawa Timur pada tahun 930 Masehi.
Pemindahan ibu kota ini membuat Candi Prambanan kemudian sempat terbengkalai, bahkan bangunan candi runtuh karena gempa besar yang terjadi pada abad ke-16. Sejarawan Belanda pada tahun 1733 adalah orang pertama yang berhasil menemukan Candi Prambanan, mengungkapkan keindahan dan sejarahnya yang menarik. Pada tahun 1902, candi kemudian dipugar dan mempunyai bentuk seperti sekarang.
Daya Tarik yang Dimiliki Candi Prambanan
1. Arca Roro Jonggrang
Kisah Roro Jonggrang dan Bandung Bondowoso memang menjadi salah satu daya pikat utama Candi Prambanan. Yang mana di dalam kompleks candi dapat ditemukan Arca Roro Jonggrang. Kompleks Candi Prambanan sendiri terdiri atas tiga candi lain, yaitu Candi Sewu, Candi Bubrah, dan Candi Lumbung yang ketiganya adalah candi bercorak Buddha.
Di bagian tengah halaman pusat Candi Prambanan terdapat 16 candi, dengan yang terbesar yaitu Candi Siwa yang mempunyai 4 bilik. Setiap bilik memiliki satu arca, dan salah satunya adalah Arca Durga Mahisasuramardini. Banyak yang menganggap arca tersebut merupakan perwujudan dari Roro Jonggrang hingga menyebutnya sebagai Arca Roro Jonggrang.
2. Arsitekturnya Unik
Dianggap sebagai candi tercantik yang ada di Asia Tenggara, Candi Prambanan memiliki arsitektur yang unik. Peninggalan sejarah ini memiliki pintu masuk di gerbang timur. Tiga bangunan candi di dalamnya sebagai lambang Tri Murti juga menghadap ke timur. Dan bangunan candi menjulang tinggi menyerupai Gunung Mahameru, yang diyakini sebagai tempat bersemayamnya dewa dewa.
3. Tercantum dalam Kitab Suci Wastu Sastra
Di setiap reliefnya, Candi Prambanan menceritakan kisah Ramayana yang terlukis indah. Dimana semua cerita pada arsitektur candi tersebut tercantum dalam kitab suci Wastu Sastra. Sehingga tidak sedikit orang yang datang kemari untuk mempelajari sejarahnya, sebab catatan dalam kitab memang selaras dengan semua kisah yang ditemui pada relief candi.
Kisah Roro Jonggrang dan Bandung Bondowoso merupakan kisah epik yang sudah lama menjadi daya pikat tersendiri dari Candi Prambanan. Namun sejarah pembangunan candi tentunya berbeda jauh dari kisah tersebut. Dimana saat ini Candi Prambanan menjadi salah satu destinasi wisata favorit bagi banyak orang. Sudahkah anda berkunjung kemari ?