Prasasti Candi Tuban di Tulungagung dalah situs bersejarah yang menampilkan peninggalan Kerajaan Kediri, mengungkapkan kisah dan warisan budaya penting di Jawa Timur, Indonesia.
Harga Tiket: -, Jam Operasional: 24 Jam, Alamat: Dukuh Tuban, Desa Domasan, Kec. Kalidawir, Kab. Tulungagung, Jawa Timur; Map: Cek Lokasi |
Prasasti Candi Tuban yang ada di Tulungagung ini merupakan peninggalan tertua dari Kerajaan Kediri yang pernah ditemukan. Ditemukan di sekitar kawasan Candi Tuban. Tapi tahukah Anda, kalau candi tersebut juga sudah tidak ada? Hanya ada sisa-sisa reruntuhan batunya saja.
Punahnya situs ini tidak bukan akibat tragedi perebutan kekuasaan NKRI di tahun 1960-an. Berbicara lebih lanjut tentang candi dan prasasti ini, disebutkan bahwa candi ini punya kembaran, yaitu Candi Mirigambar yang hanya berjarak 1 km.
Walaupun keduanya berada di desa dan kecamatan yang berbeda, namun berada di jalur jalan yang sama. Sementara, prasastinya ditemukan di bagian utara desa tempat candi ini berdiri. Apa saja fakta menarik dari situs sejarah ini? Mari lihat ulasan di bawah ini!
Fakta Menarik Prasasti dan Candi Tuban
1. Candi Tuban dan Candi Mirigambar
Mungkin sudah diketahui kalau candi ini punya ‘kembaran’, yaitu Candi Mirigambar. Walaupun kedua candi tersebut berada di desa dan kecamatan yang berbeda, namun menempati jalur jalan yang sama.
Yang mana jalan tersebut digadang-gadang sudah ada sejak masa awal pemerintahan Kerajaan Kadiri di abad ke-11 M. Untuk lokasinya, Candi Mirigambar ada di Sumbergempol dan Candi Tuban di Kalidawir.
Bentuk, ukuran, serta arsitektur dari kedua candi tersebut bisa dikatakan sama. Hal ini bisa dilihat dari foto dokumenter OD (Oudheidkundige Dienst) bernomor 2481 di tahun 1926.
Dari potret tersebut, dapat terlihat bahwa Prasasti Candi Tuban Tulungagung ini ditumbuhi pohon-pohon di bagian kaki candinya. Deskripsi lebih lanjut tentang arsitekturnya bisa dilihat dalam buku Inleeding Hindoe Javaansche Kunst karya N. J. Krom.
Jika ditelusuri jalurnya, kedua candi ini saling berhadapan. Sementara, di sepanjang jarak kedua candi itu, ditemukan pula beberapa benda arkeologis. Misalnya seperti lumpang batu, sebaran batu bata, gerabah, sisa partithan, dan lain sebagainya.
Hal ini menandakan dulunya kawasan ini memang menjadi tempat peradaban manusia di zaman dulu. Lebih lanjut, sisa partithan yang ada, yaitu kolam air pula atau disebut juga blumbang.
Yang menurut cerita turun-temurun masyarakat setempat, merupakan tempat ‘Meliwis Putih’ yang ada di dalam kisah Angling Darma. Beberapa bukti arkeolog yang tersebar itu semakin menguatkan eksistensi candi ini yang diduga sudah ada sejak awal berdirinya Kerajaan Kadiri.
2. Bukti Sosio-Kultural Hindu di Prasasti Candi Tuban
Keberadaan Prasasti Candi Tuban dan Candi Mirigambar juga menjadi bukti perkembangan sosio-kultural Hindu di kawasan tersebut. Dua bangunan candi yang berdekatan dengan rupa yang serupa ini berada di kawasan yang merupakan perbatasan dari dua desa, Mirigambar dan Domasan.
Kawasan tersebut digambarkan sebagai sentra kultura sejak era pemerintahan Kerajaan Kadiri. Walaupun letaknya yang berada di sub-areal selatan dekat dengan pegunungan, namun kawasan tersebut dijadikan pemukiman penduduk.
Beberapa bukti seperti sumber mata air yang ada di antara kedua candi tersebut pun masih ada. Sehingga kemudian, disebutkan bahwa kedua candi tersebut merupakan pusat sosial-kultural Hindu pada masanya.
Candi sendiri pada masa Kerajaan Kadiri difungsikan sebagai tempat ibadah. Dimana aliran agama yang dianut masyarakat yaitu Hindu Syiwa. Banyak kegiatan keagamaan yang dilakukan di kawasan tersebut, berpusat di dua candi yang ada.
Itulah alasan mengapa kemudian dua candi ini disebut sebagai pusat perkembangan sosio-kultural Hindu di selatan Tulungagung.
3. Tahun Ditemukannya Prasasti Candi Tuban
Tidak hanya bangunan Prasasti Candi Tuban di Tulungagung, Jawa Timur ini saja. Namun di bagian utara Desa Domasan, tempat candi ini berdiri, pernah ditemukan sebuah prasasti yang tertanggal 17 Mei 1129 Masehi.
Prasasti tersebut termasuk ke dalam enam prasasti yang dibuat pada masa pemerintahan Baneswara, di abad ke-12 M. Prasasti tuban ini dibuat dari batu andesit, sehingga termasuk ke dalam linggo prasasti.
Lebih lanjut, prasasti ini sudah menjadi koleksi dari Museum Nasional walaupun belum diterbitkan. Sebagai tambahan informasi, Prasasti Candi Tuban ini menjadi peninggalan tertua dari era pemerintahan Kerajaan Kadiri.
4. Relief ‘Sri Tanjung’
Sama seperti candi pada umumnya, di Prasasti Candi Tuban ini juga terdapat relief di sisi-sisinya. Berdasarkan foto dokumenter Candi Tuban, relief yang ada di dinding sisinya berupa gambaran wanita yang sedang naik ikan.
Yang kemudian relief tersebut dinamakan sebagai ‘Sri Tanjung’. Adanya relief ini juga bisa menjadi indikasi bahwa candi ini sudah ada hingga zaman Kerajaan Majapahit.
5. Runtuhnya Candi Tuban
Prasasti Candi Tuban Tulungagung ini masuk ke dalam situs sejarah yang memang wajib dilindungi, karena nilai sejarahnya yang tinggi. Namun, hal tersebut tidak berlaku untuk candi bersejarah ini.
Pada sekitar tahun 1960-an, terjadi sebuah tragedi arkeolog, yang mana juga memakan korban yaitu candi ini. Saat itu, terjadi perebutan kekuasaan NKRI. Karena candi ini sendiri dulunya sebagai tempat peribadatan umat Hindu, mk candi ini kemudian ikut dihanguskan.
Ketidakharmonisan antara para pemeluk agama di kawasan selatan Tulungagung kala itu memicu pihak-pihak tertentu yang berniat menghancurkan Candi Tuban ini. Hingga kini, sisanya hanya berupa beberapa bata dan ambang batas candi.
Masyarakat yang ikut menghancurkan candi ini mengambil bata-batanya untuk pondasi rumah dan bagan urug alan. Saat ini, jika Anda berkunjung ke lokasi candi tersebut, Anda akan menemui area candi yang berubah menjadi kandang ayam dan serealia menjadi kolam ikan.
Sungguh sangat disayangkan, candi bersejarah ini belum sempat dikaji lebih dalam namun sudah raib. Prasasti Candi Tuban juga belum kunjung diterbitkan oleh Museum Nasional, kendati sudah masuk ke dalam koleksinya.
Adanya Candi Tuban dan benda-benda arkeolog yang ada di sekitarnya menjadi bukti eksistensi kejayaan Kerajaan Kadiri di masa lampau. Untuk itu, sudah seharusnya benda-benda dan situs bersejarah tersebut dirawat dan dilestarikan.
Apalagi, keruntuhan candi ini juga akibat dari konflik masyarakat, perebutan kekuasaan yang juga membawa masalah agama. Dimana Prasasti Candi Tuban Tuban ini notabene sebagai tempat peribadatan umat Hindu di masa lampau. Untuk itu, kita harus lebih melek lagi dengan sejarah dan juga ikut melestarikan situs-situs sejarah yang masih ada.