Situs Adan-Adan, juga dikenal sebagai Candi Gempur di Kediri, adalah tempat penemuan berbagai artefak bersejarah berunsur Buddha.
Harga Tiket: Gratis, Jam Operasional: 24 Jam, Alamat: Genuk, Adan-Adan, Kec. Gurah, Kab. Kediri, Jawa Timur; Map: Cek Lokasi |
Situs Adan-Adan atau Candi Gempur Kediri merupakan salah satu tempat ditemukannya aneka benda bersejarah bercorak Buddha. Luas dari situs ini diperkirakan seluas Candi Borobudur, itulah mengapa situs peninggalan Kerajaan Kediri ini dianggap sebagai Candi Buddha terbesar di Jawa Timur.
Penggalian serta penelitian terus dilakukan hingga Dinas Pariwisata dan Kebudayaan Kabupaten Kediri menggandeng Badan Riset dan Inovasi Nasional dalam masa pengumpulan benda-benda bersejarah di situs tersebut.
Kini Situs Adan-Adan atau Candi Gempur ini dibuka secara umum untuk masyarakat guna memperkenalkan temuan bersejarah yang telah ditemukan, secara langsung maupun secara ulasan seperti di bawah ini!
Fakta Menarik Situs Adan-Adan atau Candi Gempur


Desa Adan-Adan, Kecamatan Gurah, Kabupaten Kediri, Jawa Timur menjadi lokasi ditemukannya sebuah situs bersejarah yang menyimpan benda-benda berharga warisan leluhur.
Temuan tersebut berdekatan dengan pemukiman penduduk yang tidak jauh dari kawasan Daerah Aliran Sungai (DAS) Kali Serinjing yang menjadi daerah aliran lahar dingin Gunung Kelud.
Fakta tersebut memberikan jawaban atas penemuan lapisan abu vulkanik setebal 11 lapisan dari Gunung Kelud yang menimbun Situs Adan-Adan atau Candi Gempur ini sebelum ditemukan. Selain itu, terdapat dugaan pembangunan candi sempat terganggu oleh beberapa bencana alam seperti letusan Gunung Kelud dan banjir yang berasal dari aliran Kali Serinjing.
Aneka benda bersejarah yang ditemukan di Situs Adan-Adan atau Candi Gempur di Kediri ini berupa batuan pondasi candi, makara (makhluk legendaris dalam mitologi Hindu-Buddha), sistem pengairan berupa embung (bangunan seperti waduk atau bendungan tapi berukuran kecil), pecahan keramik dan beberapa patung (arca) peninggalan era Kerajaan Kadiri dan Singhasari.
Ternyata situs Buddha terbesar di Jawa Timur ini sudah tercatat dalam laporan Belanda yang memberitahukan bahwa adanya gundukan candi berbentuk bata, dan komponen lainnya yang berasal dari batu andesit yang meliputi, Makara, Kepala Kala, Arca Dwarapala, dan sebagainya.
Arkeolog Belanda, J. Knebel memberi kesaksian bahwa pada tahun 1908 di halaman kantor Kabupaten Kediri terdapat beberapa artefak yang berasal dari berbagai wilayah di Kediri. Kemudian dilanjutkan pernyataan ditemukannya Arca Dwarapala dari Candi Gempur atau Candi Adan-Adan. (Knebel. J 1908, 292-293).
Sejarah Situs Adan-Adan atau Candi Gempur


Tahukah Anda siapa penanggung jawab penggalian di Situs Adan-Adan atau Candi Gempur ini? Baik, jawabannya adalah Tim Pusat Penelitian Arkeologi Nasional (Puslit Arkenas). Tim tersebut menemukan sebuah struktur bangunan candi yang berbahan dasar batu dan bata dengan sudut berukuran 8 x 8.
Menurut penelitian berdasarkan temuan yang ditemukan, bangunan tersebut dibangun pada abad ke-11. Sementara ada sumber mengatakan jika situs bersejarah ini memiliki umur yang sama dengan era Kerajaan Mataram Kuno. Sumber tersebut dilandasi dengan temuan pada tahun 2016 dan 2017.
Ditemukannya sebuah sistem pertirtaan (pengairan) membuat tim peneliti berharap menemukan sebuah Wihara di dekat situs tersebut karena memang penemuan yang ditemukan kental akan agama Buddha berdasarkan corak khas Candi Buddha Mahayana yang terdapat di bangunan situs tersebut.
Sebenarnya pada dekade 1990-an, pernah ada penggalian yang dipelopori oleh BP3 Trowulan di Situs Adan-Adan atau Candi Gempur ini. Penggalian tersebut merujuk pada penemuan Makara di kawasan ini pada tahun 1970-an. Akan tetapi suatu hal yang ganjil terjadi saat dilakukannya penggalian, Anda mengetahuinya? Baik simak jawabannya.
Pada saat itu, dasar batuan yang amblas dari sebelumnya 3 meter menjadi 5 meter hingga suatu peristiwa warga lokal yang gila karena buang air kecil di Situs Adan-Adan atau Candi Gempur Kediri ini menambah keanehan serta kengerian pada masa itu. Sampai pada akhirnya warga lokal berupaya menjaga kemurnian dan kesucian situs ini agar kejadian aneh tersebut tidak terulang.
Setelah dirasa suasana kembali kondusif, pada tahun 2016 situs ini diputuskan untuk dibuka secara umum dan penelitian kembali dilanjutkan hingga tahun 2019. Ketika penggalian kembali dilakukan pada tanggal 1-15 Juli 2019, ada beberapa penemuan menarik yang mempunyai nilai sejarah serta keagamaan yang kental.
Penemuan tersebut diantaranya Fragmen Arca Dhyanibuddha Amitabha, Fragmen Lapik Arca, dan Kepala Arca Bodhisatva. Temuan tersebut yang menjadi dasar situs ini merupakan situs peninggalan Kerajaan Kadiri yang menganut agama Buddha Mahayana.
Penemuan Arca di Situs Bersejarah


Saat Anda mengunjungi Situs Adan-Adan atau Candi Gempur di Kediri ini, maka Anda akan melihat 3 penemuan yang menarik, yakni Arca Makara, Kepala Kala, dan Dwarapala. Ketiga peninggalan ini bisa Anda temukan di sisi kiri dan kanan tangga pintu masuk candi. Ketiga penemuan inilah yang dikabarkan menjadi daya tarik dari situs Buddha terbesar di Jawa Timur ini.
Kondisi dari ketiganya juga masih terbilang cukup baik dengan detail keindahan seni serta ukiran yang mempesona, mempunyai ukuran sebesar 2,3 meter. Ada sepasang Makara yang masih dalam posisi penggalian yang keberadaannya dapat dilihat karena berada di permukaan tanah setinggi 30 cm, berada di depan candi induk Adan-Adan.
Selain itu, Anda juga bisa menemukan sepasang Makara yang berukuran lebih kecil dibanding Makara sebelumnya yang diduga Makara Candi Perwara dan di sebelah Makara tersebut terdapat Arca Dwarapala berdiri setinggi 2 meter.
Berdasarkan penemuan yang telah ditemukan di situs Candi Gempur posisi dari penemuan-penemuan tersebut mengarah ke Barat Laut yang dapat disimpulkan jika candi tersebut menghadap ke arah Barat Laut.
Penelitian dan penggalian terus dilakukan hingga saat ini karena ingin segera memperkenalkan Situs Adan-Adan atau Candi Gempur ini secara keseluruhan pada masyarakat. Hal ini bertujuan agar segera dibukanya tempat wisata di lokasi ini karena ternyata minat masyarakat pada situs ini cukup tinggi. Tapi jika Anda sudah merasa sangat penasaran dengan situs ini, tidak ada salahnya untuk berkunjung.