Candi Bubrah, salah satu tujuan wisata sejarah di tanah Klaten yang mungil tapi kasat akan cerita. Apa yang membuat candi ini begitu menarik untuk dikunjungi?
Harga Tiket: Rp 5.000, Jam Operasional: Pukul 06.00–18.00 WIB, Alamat: Klurakbaru, Tlogo, Kec. Prambanan, Kab. Klaten, Jawa Tengah; Map: Cek Lokasi |
Selain menjadi tujuan wisata yang begitu indah, cerita sejarah yang begitu panjang, hingga keunikan arsitektur bangunannya, ada pula konsep simbolisasi yang ternyata hanya ada di candi unik ini.
Sejarah Candi Bubrah


Menurut informasi resminya, Candi yang cukup mungil ini sebenarnya masuk dalam periode pembangunan bersama Candi Prambanan. Tidak hanya itu, pembangunannya pun semasa dengan Candi Lumbung dan Candi Sewu karena memiliki kesatuan mandala bercorak Budha.
Ketiga candi tersebut dikenal sebagai Syailendra Wangsa Tilaka, yang diartikan sebagai mutiara keluarga Syailendra. Yang membangun adalah Rakai Panangkaran, atau pemimpin dinasti Syailendra yang dikenal karena berpindah agama dari Hindu menjadi Buddha.
Karena itulah, Candi Bubrah memiliki beberapa motif unik yang menggambarkan tempat sembahyang umat Budha. Beberapa relung dan peninggalan tersebut adalah stupa dan arca Dhyani Buddha. Menariknya, candi dengan ukuran 12×12 meter ini punya filosofis simbolik yang berbeda dari candi lain.
Simbol tersebut adalah kombinasi konsep mandala Garbhadhatu dan Vajradhatu, atau di hindu dikenal dengan Lingga dan Yoni yang menggambarkan maskulinitas dan femininitas. Menurut para ahli sejarah, kedua simbol tersebut bisa jadi perwujudan dari Yab Yum atau dewa dewi Adi Buddha.
Daya Tarik yang Dimiliki Candi Bubrah


✦ Kemegahan Candi Bubrah
Satu hal yang unik muncul dari namanya. Candi mungil yang satu ini memiliki nama Bubrah yang berarti rusak atau hancur. Nama itu sendiri merujuk pada saat penemuan candi oleh masyarakat yang bangunanya sudah sangat bobrok atau dalam kondisi yang buruk.
Namun kini, bangunan candi sudah berdiri kokoh setelah mendapat pemugaran. Meski demikian, struktur desain dan arsitektur dari bangunan candi ini memang cukup kokoh, serupa dengan Candi Sewu dan Lumbung.
Meski ditemukan dalam bentuk reruntuhan yang tidak lagi utuh, namun masih tampak begitu megahnya bangunan tersebut. Terdapat banyak relung berisi Arca Dhyani Buddha sebagai simbol lima elemen kosmos. Ada pula hiasan unik hingga desain arsitektur yang tampak indah meski sudah berumur ratusan tahun.
✦ Simbolisasi Dan Motif Candi Yang Unik
Kata siapa Candi Bubrah kelihatan sama dengan yang lain? Di mata awam, tampilan candi yang seperti itu saja memang kurang menarik. Tapi ternyata, Candi yang cukup kecil ini punya ciri khas dari motif dan ukiran desainnya.
Motif tersebut adalah hiasan taman teratai di bawah Dhyani Buddha. Motif hias tersebut juga mengisi beberapa bagian seperti pagar, atap, tubuh, dan kaki langkan. Bahkan ada pula motif hiasan ceplok bunga di sisi luar.
Bahan batu andesit dengan atap stupa juga menjadi perlambangan Gunung Meru. Selain itu ada konsep pantheon atau semua dewa di agama Buddha. Semua hiasan dan motif tersebut mengarah pada gambaran dua konsep mandala yang menceritakan asal muasal semua kehidupan di dunia.
✦ Sejarah Panjang Yang Dikaitkan Dengan Ritual Keagamaan
Dengan kentalnya konsep agama Buddha, tidak heran jika Candi unik ini diinterpretasikan sebagai bagian dari kesatuan mandala Buddha. Yang bisa diartikan sebagai salah satu tahap ritual keagamaan di masa kuno. Hal ini juga dikaitkan dengan Candi Sewu dan Candi Lumbung.
Mengapa demikian? Karena menurut sejarawan, ritual keagamaan tersebut dimulai dari Candi Sewu yang menggunakan konsep Vajradhatu Mandala. Kemudian ke Candi Lumbung sebagai Garbhadhatu Mandala. Dan upacara berlanjut ke Candi Bubrah yang menjadi penyatu dua konsep tersebut.
Alamat dan Rute Menuju Lokasi Candi


kawasan dari candi rusak yang satu ini cukup strategis, tepatnya ada di Taman Martani. Letaknya tepat di Kalasan-Jawa Tengah, Sleman-Yogyakarta, yang mana cukup dekat dengan Candi Kalasan Dan Candi Prambanan karena masih satu kawasan. Karena itu pula, akses jalannya cukup baik dan menunjang.
Jika Anda ingin berkunjung ke Candi Bubrah dan meluncur dari pusat Kota Jogja, maka jaraknya sekitar 23 kilometer saja. Rutenya bisa melalui Jl. Ringroad Timur. Kemudian menuju Jl. Secodiningrat dan ikuti jalan menuju Jl. Janti.
Dari jalan janti, tujuannya adalah Jl Raya Solo – Jogja yang mengarah ke Taman Prambanan kulon. Ikuti petunjuk papan, melewati Jl. Laksda Adisucipto, Jl. Raya Solo, Klurak Baru, dan Pulorejo. Nantinya Anda akan melihat kawasan wisata Candi Prambanan.
Harga Tiket Masuk Wisata Sejarah
Tidak perlu bayar mahal untuk masuk ke wahana wisata sejarah Candi kecil yang tampak setengah runtuhan ini. Anda hanya perlu membayar uang masuk sekitar Rp 5000 per orang.
Kebutuhan lainnya yaitu biaya untuk parkir kendaraan mulai dari Rp 2000 sampai Rp 5000. Cukup murah untuk wisata sejarah di Klaten.
Kegiatan yang Menarik Dilakukan


1. Berfoto dan Mengabadikan Keindahan Candi
Berfoto untuk momento kunjungan menjadi aktivitas wajib untuk dilakukan. Menariknya, Anda bisa berfoto dengan latar belakang Candi Bubrah dan menunjukkan keunikan dari candi itu sendiri. Keunikan tersebut tampak dari motif candi dan ukurannya yang cukup kecil namun tetap kokoh dan jarang dikenali.
2. Belajar Sejarah dari Bangunan Candi Bubrah
Jika ditelisik lebih jauh, ternyata candi dengan ukiran unik yang satu ini masih masuk ke dalam masa kerajaan Kalingga di Jepara. Bahkan, kawasan candi pun masuk di kompleks candi Prambanan yang dibangun oleh Rakai Panangkaran. Jadi, riwayatnya bisa sampai ke Kerajaan Mataram Kuno di abad ke -8.
Bayangkan saja betapa tua bangunan candi yang unik ini. Selain dari sejarah pembangunan, Anda juga bisa melihat bahwa di masa tersebut aktivitas keagamaan terutama agama Buddha sangat berpengaruh. Yang mana tampak dari kehadiran tiga Candi Bubrah yang berkaitan satu sama lainnya (Candi Sewu, Candi Lumbung, dan Candi Bubrah).
3. Mengintip Keindahan Motif dan Simbolisasi Candi
Keindahan motif dan simbolisasi di candi mungil yang satu ini layak untuk diapresiasi. Sebagian besar candi memang memiliki bangunan yang tampak sama. Namun karena konsep yang unik, maka ada motif yang cukup unik pula di candi kecil ini.
Motif hiasan bunga teratai yang identik dengan Buddha menghias hampir seluruh sisi Candi. Menariknya, motif dan hiasan ini tidak bisa ditemukan di kawasan candi lainnya. Hal ini tidak hanya menjadi daya tarik, tapi juga kisah sejarah dan sentuhan khusus dari fungsinya.
Fasilitas Wisata yang Tersedia


Sebagai salah satu tujuan wisata sejarah yang kian berkembang, Candi Bubrah memberikan fasilitas yang cukup untuk kebutuhan wisatawan. Jadi, Anda tidak akan merasa bosan hanya berkunjung ke bangunan candi saja.
Fasilitas wisata tersebut mencakup toko toko souvenir yang berjajar. Begitu pula dengan tempat makan yang siap menjamu para tamu dengan hidangan lokal. Untuk kebutuhan wisata dasar, seperti toilet, mushola, dan tempat beristirahat pun sudah tersedia.
Dan untuk area penunjang wisata layaknya area parkir juga dapat diakses dengan mudah dan maksimal. Pengunjung bisa datang dengan menggunakan kendaraan pribadi roda dua, empat, bahkan bis sekalipun. Jadi siap mampir ke Candi Bubrah?
Seakan tidak mau kalah dengan deretan wisata candi lainnya, kawasan wisata Candi yang unik ini pun semakin naik daun. Salah satu alasannya tentu dari keunikan dari desain, motif, dan simbolis yang dimiliki. Agar tidak penasaran, yuk datang dan saksikan sendiri keunikannya!